Page 39 - Majalah Berita Indonesia Edisi 55
P. 39
BERITAINDONESIA, 20 Maret 2008 39LENTERAdnya…”tersemai di India, Maluku, dankemudian menyebar hingga Minahasa,Filipina, Semenanjung Malaka, dansampai juga ke tanah Jawa.Dan, ketika kini benih musiknyaberkecambah di tanah Al-Zaytun,evolusinya sudah sedemikian rupa.Keroncong Al-Zaytun bisa dikatakansebagai keroncong kontemporer.Keroncong yang sudah mengalamiproses sosialisasi. Kehadiran conga,triangle, dan keyboard bukan bertujuanmengkhianati patron musik aslinya. Adasemacam kepentingan mendesak untukkeperluan adaptasi.Taktik ini bertujuan untuk lebihmudah masuk ke banyak telinga,terutama pendengar usia remajanya.Diperlukan banyak materi lagu(komposisi) yang populer, dan itumemerlukan tools untuk mencapaiestetikanya. Keroncong Al-Zaytunadalah keroncong “formula” mutakhirantara pop dan world music. Istilahgampangnya seperti itu.Jadi, jangan heran jika lagu Hey Jude(Beatles), Qurrata Ayun, atau lagu pop80-an Tak Ingin Sendiri terdengardalam balutan keroncong. Mendayudayu tetap, tapi, ada yang bisa jadialasan untuk disimak oleh pendengaryang lebih muda.Cikal “Perdamaian”Grup Keroncong Perdamaian MahadAl-Zaytun adalah salah satu bentukkegiatan seni yang resmi dibentuk pada25 Januari 2002 silam. Komite OlahRaga dan Seni Ma’had Al Zaytun(KOSMAZ) menjadi koordinatornya.Pada saat itu, Lapangan Track PalaganAgung menjadi saksi bagaimana sebuahitikad berkesenian itu mulai disemaikanbenihnya.Ustad Anang Rifa’i yang waktu ituditunjuk sebagai Koordinator SeniBagian Keroncong menggaet AgungSetiawan dari Mahasiswa P3T ( ProgramPendidikan Pertanian Terpadu ) untukbergabung. Kemudian disusul sejumlahpersonil lain, Ust. Ciptadi Triwiharsodan Ust. Hari Pramono. Meski denganinstrumen yang masih sederhana,kegiatan keroncong berlatih dimulai.Untuk menyemangati seni keroncongAl-Zaytun, KOSMAZ mengadakanLomba Lagu Keroncong Al-Zaytundalam rangka Syawal Cup II 2002 padaJuni 2002. Kehadiran 30 orang pesertadari seluruh civitas Mahad Al-Zaytun,menandakan animo yang lumayan besaruntuk kegiatan seperti seni keroncong.Meskipun baru dalam tataranpesertanya masih guru dan karyawan,ada titik cerah untuk menambahpersonil dari proses lomba ini.Sebagai pemenangnya adalahUst.Luki Burhansyah dan Usth.SitiMahmudah. Kemudian keduanyaberkiprah sebagai personil GrupKeroncong Perdamaian Mahad AlZaytun hingga sekarang. Dan pada akhirNovember 2002, Ust.Budi Satriobergabung sebagai personil tetap dengankekuatan instrumen kontra bass,menggantikan posisi Ust.Ciptadi yangberalih pada biola. Dan mulailah riwayatsebuah alunan yang menyejukkantelinga itu meretas hingga sekarang.Hampir di setiap event besar yangdiselenggarakan oleh Ma’had Al Zaytun,seni keroncong kerap menyertainya.Pada suatu hari, tepatnya tanggal 9Mei 2003, Syaykh Al-Zaytun bertandangsaat kegiatan seni keroncong ini latihan.Penamaan grupnya sendiri diberikanlangsung dari pengasuhnya, Syaykh AlZaytun saat itu juga. Nama “KeroncongPerdamaian” diambil dari spirit liriklagu Pesantren Damai yang diciptakanlangsung oleh Syaykh.Grup Keroncong Perdamaian MahadAl-Zaytun sendiri adalah salah satubentuk olahan dari ranah seni di AlZaytun. Santri terlibat langsung dalamsetiap event baik yang besar maupunreguler, para santri menjadi on the spotaudience.Di masa mendatang, cikal dari GrupKeroncong Perdamaian Mahad AlZaytun yang sedang tumbuhberkembang ini ditentukan juga oleholeh para on the spot audience-nya tadi.Para santri itulah yang akan menjadisalah satu penentu hidup matinyakeroncong di Al-Zaytun.Jika berhenti sampai di sini,kehadiran seni keroncong akan menjadimonumen. Mirip seperti TVRI yangterus merayap mempromosikankeroncong dari zaman ke zaman,puluhan tahun bergerilyamempertahankan keroncong hanyadalam tataran tradisi. Toh, tapi tetapsaja masih jauh dari harapan pendengarmudanya.Grup Keroncong Perdamaian MahadAl-Zaytun punya peluang besar sebagaisalah satu bentuk seni “bawah tanah”yang telah dibahas di artikelsebelumnya. Seni keroncong menjadisalah satu impuls seni yang kuat dalamkomunitas “kedap” pengaruh luar ini.Setidaknya, setiap ada event, alunankeroncong menempati ruang inspirasipara santrinya. Jelajah seni parasantrinya akan dipengaruhi lemahkuatnya keroncong Al-Zaytun. Gairaheksplorasi santri muda Al-Zaytun akanmenjadi salah satu faktor penenturembesnya pengaruh keroncong dalamproses hidup berkesenian mereka.Para santri Al-Zaytun saat ini telahmembentuk grup-grup kecil bentukanseni keroncong. Sekadar menyebutcontoh, di luar Al-Zaytun sana, pemusikunderground Bondan Prakoso telahmemakai keroncong untuk memadukanmusik hip-hop.Diplomasi SeniDengan pendidikan yang mengacupada standar kualifikasi internasional,Al-Zaytun menjadi komunitas siswa seNusantara dan mancanegara. Santriyang datang menimba ilmu, tidak hanyadatang dari seantero Nusantara. Tapi,santri dari sejumlah negara pun tercatatsebagai civitas Mahad Al-Zaytun.Kenyataan ini membuka peluanguntuk terjadinya interaksi kuat antarbangsa dalam Al-Zaytun.Bukan hanyainteraksi antar siswa, sejumlah tamukenegaraan pun acap melakukankunjungan ke Al-Zaytun. Tak heran, jikadalam sejumlah agenda kunjungan paraduta negara asing, alunan musikkeroncong menyertai acara perjamuanmakan.Sejarah mencatat bahwa seni sudahmenjadi diplomasi yang ampuh. Alatuntuk memperkenalkan identitas antarbangsa. Grup Keroncong PerdamaianAl-Zaytun telah menjadi salah satu dutabudaya Al-Zaytun. Mereka setia hadirmenemani rehat tamu istimewa danacara-acara besar. Tawaran yang pantasuntuk mentasbihkan Grup KeroncongPerdamaian Al Zaytun sebagai duta seni.Selain acara reguler tahunan sepertiPagelaran Seni Rihlah Ilmiah Mahad AlZaytun, agenda para koordinator santridari negara-negara tetangga, sepertiMalaysia, Taiwan, Singapura, dan atausejumlah Atase Budaya sejumlah negarayang sering juga datang ke kampusuntuk sekadar datang berkunjung ataumeliput event-event penting yang terjadidi Ma’had Al-Zaytun. Mereka kerapmendapatkan sambutan musikkeroncong.Event lain yang pernah melibatkanGrup Keroncong Perdamaian Al Zaytunsebagai duta seni saat kunjungan AtasePolitik Amerika Serikat pada 4 April2003 telah memberikan sambutan yangluar biasa, sehingga mereka memintaGrup Keroncong Perdamaian Al Zaytunmerekam jams session pada 18Desember 2003 dan 22 Desember 2003bertempat di lokasi latihan di TribunSelatan Palagan Agung Lantai I.Dan tepat di pengujung tahun 2004