Page 49 - Majalah Berita Indonesia Edisi 55
P. 49


                                    BERITAINDONESIA, 20 Maret 2008 49BERITA EKONOMIIndonesia Korban Ekonomi Globalmemberi contoh penghematananggaran sebelum memaksaK/L lain. “Departemen laintidak mau anggarannya dipotong karena gaji pegawaiDepkeu justru paling tinggi,”ucap Dradjad.Hendri Saparini DirekturPelaksana Econit menilai pemotongan membuktikan anggaran pemerintah pragmatisdan bervisi jangka pendek,serta tak membuat kesinambungan ekonomi. “Kesimpulannya, pemotongan anggaranadalah kebijakan jalan pintasdan kualitas pengelolaan fiskalrendah,” kata Hendri.Ekonom Tim IndonesiaBangkit Ikhsan Modjo menyebutkan pemotongan anggaranmerupakan kebijakan gegabah. Disarankannya, pemerintah supaya menerapkankebijakan switching yaknimengalihkan anggaran daripos-pos yang tidak penting,termasuk mengurangi gajipegawai Depkeu.Reaksi beragam dari parapejabat K/L, politisi, ekonom danpengamat dijawab oleh PresidenSBY dengan mengeluarkan amanat presiden sebagai pengantarrevisi APBN 2008.Berbicara pada pembukaanRakernas Asosiasi PemerintahProvinsi Seluruh Indonesia(APPSI) di Istana Negara,Jakarta, (15/2) Presiden mengatakan, langkah pemerintahmenurunkan asumsi pertumbuhan ekonomi dari 6,8%menjadi 6,4% bertujuan untukmenyelamatkan ekonomi nasional dan APBN. “Asumsiyang kita bangun, growth yangsemula kita targetkan 6,8%tidak mungkin dicapai,” kataPresiden.Tentang revisi APBN kaliini pengamat ekonomi Ichsanuddin Noorsy berkomentar,ini adalah bukti pemerintahsalah dalam memprediksiekonomi global dan salahmembuat perencanaan. Menurutnya, kebijakan revisiberpotensi gagal menstabilisasi perekonomian.Ditambahkan Noorsy, pemberian subsidi pangan dan BBMtidak akan mampu menghadanglaju inflasi karena kenaikanharga barang. “Pertumbuhanekonomi tetap tidak menciptakan lapangan kerja.” „ HTDunia dibayangi rasa takut pelemahan ekonomi global. SetelahJanuari bursa saham di semuabelahan dunia mencatat kerugianbesar, sejak Maret harga minyakkembali merangkak naik hinggatembus 102 dollar AS. Analis menyebutkan, terdapat 516 triliun dollar AS dana-dana investasi yangsiap digunakan untuk merusakekonomi global.Dampak buruk kredit macet perumahan Amerika Serikat atau subprime mortgage tahun lalu semakinterasakan. Apabila lembaga pemeringkat Standard & Poor’s (S&P),dari Hongkong Senin (11/2) mengumumkan bursa saham global selama Januari 2008 kehilangan dana5,2 triliun dollar AS setara Rp 47.000triliun, membuat indeks harga sahamsemua bursa di dunia rata-rata jatuh,kini, muncul peringatan dari seoranganalis pasar yang sangat mengkhawatirkan konsumen global termasukdi Indonesia.Paul Farrel, analis dimaksud,melalui situs MarketWatch edisi 25Februari mengingatkan soal adanyadana-dana investasi sebesar 516triliun dollar AS yang dapat dikerahkan menjadi kekuatan perusakekonomi dunia. Jumlah itu sangatbegitu besar bila dibandingkan total PDB dunia yang hanya 48 triliundollar AS.Dana-dana yang disebut Farrelsebagai toxic derivatives, yaitutransaksi di sektor keuangan yangmenjadi fasilitas investasi untuk mengembangbiakkan dana-dana orang berpunya, itu memasuki setiappasar yang memberi fasilitas investasi mirip perjudian.Banyak bursa saham di dunia,misalnya, yang sudah memasangtaruhan soal naik turunnya indekssaham alias bukan lagi pada naikturunnya saham sebuah perusahaan. Dana-dana toxic derivativesdikelola para manajer investasi untukbermain di kisaran saham, obligasi,dan valuta asing seperti dollar AS danmata uang kuat dunia lainnya.Kekhawatiran Farrel terbuktikanpada Januari lalu, sebagaimanalaporan S&P, dimana pasar sahamdi negara berkembang mengalamikerontokan paling parah jatuhhingga 12,44 persen. Pasar sahamdi negara maju juga melemah 7,83persen. Totalnya selama sebulanbursa global kehilangan dana 5,2triliun dollar AS, setara Rp 47.000triliun.Pengamatan perdagangan tanggal 25 Januari 2008 pada 52 bursasaham, menunjukkan, sebanyak 50bursa ditutup dengan negatif bahkan 25 bursa menderita pelemahanhingga dua digit.Selama Januari 2008 sebanyak26 pasar saham di negara majumembukukan kinerja negatif, 16bursa diantaranya melorot hingga10 persen. Bila diperinci, bursasaham di Paris melemah 12,27persen, dan selama tiga bulanterakhir melemah hingga 15,27persen. Bursa London selama Januari turun 8,85 persen, dan selamatiga bulan terakhir minus 16,54persen. Pasar saham AS selamaJanuari turun 6,07 persen, danselama tiga bulan terakhir terpangkas 10,78 persen.Bursa saham Turki selama Januari mengalami kerugian palingparah, turun 22,70 persen, disusulkemudian bursa China merosot21,40 persen, Rusia 16,12 persen,dan India 16 persen.Di Jepang selama Januari bursaturun 4,47 persen, dan tiga bulanterakhir turun 10,44 persen. BursaEfek Indonesia (BEI) di Jakarta turutterpengaruh subprime mortgage,pada perdagangan Selasa (22/1)IHSG ditutup pada level 2.294,52,amblas sebanyak 191,35 poin atau7,7 persen dibanding penutupansehari sebelumnya. Kondisi lebihparah dialami BEI pada penutupansepekan sebelumnya, ditutup padalevel 2.611,13 poin, rontok sebanyak 316,61 poin atau 12,12 persen. Inilah rentetan penurunanterbesar IHSG dalam sejarah bursa.Setelah saham di seluruh belahan dunia panik, bursa sejagat rontokhabis, investor ramai-ramai menjualsaham. Suasana kalut diperparahkondisi dua bank terbesar AS, Bankof America dan Wachovia Corporation, yang mengumumkan lababersihnya kuartal IV 2007 ikutrontok masing-masing 95 persendan 98 persen.Untuk menormalisasi situasi TheFederal Reserve (The Fed) ambillangkah taktis, memangkas bungapatokan Fed funds rate sebesar0,75 persen dari sebelumnya 4,25persen turun menjadi 3,5 persenpada hari Selasa (22/1). Efekpenurunan langsung terasa esoknya, bursa Jepang naik 2,04 persen, bursa Hongkong melejit 10,72persen, dan IHSG kembali menguathingga 7,92 persen. Tanpa langkahkorektif The Fed kerugian yangdialami bursa global diperkirakanakan jauh lebih besar dari yangdiumumkan S&P.Farrel mengingatkan para investor kini memasuki komoditas yangpermainannya sudah disediakan dibursa, seperti bursa logam di London atau bursa komoditas di Chicago. Ia memberi contoh harga minyak dan gas yang terus meroket,harga gandum yang mencapai rekortertinggi, demikian pula dengankedelai, tanaman biji-bijian lainnya,hingga emas yang semuanya mempertaruhkan masa depan konsumen.Tentu, konsumen Indonesia takterlepas dari permainan globaldimaksud bahkan sudah menjadikorban sebab turut mengalamikenaikan harga-harga panganseperti tempe, minyak goreng,terlebih kenaikan BBM dan listrik.Jika Indonesia tak berhasil menjagaketahanan pangan, konsumen bisabisa akan membayar harga-hargayang jauh lebih mahal lagi. „ HTKonsumen Indonesia harus membayar harga-harga lebih mahal foto: berindo wilson
                                
   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53