Page 56 - Majalah Berita Indonesia Edisi 55
P. 56
56 BERITAINDONESIA, 20 Maret 2008BERITA TOKOHEddie WidionoLolos dari Pusaran Mediaak sedikit tokoh harus jatuh dari kedudukannya karena“penghakiman” pers,di masa euforia yang terkadang membuat kita gamanguntuk menentukan aturanmain di bidang pers, antaramemilih UU Nomor 40/1999Tentang Pokok Pers, KUHP,atau Kode Etik Jurnalistik(KEJ).Kegamangan itu pernah menimpa Eddie Widiono Suwondo,Dirut PT (Persero) PerusahaanListrik Negara (PLN), yang olehMabes Polri pada 18 April 2006ditetapkan sebagai tersangkakasus dugaan korupsi pengadaan mesin pembangkit listriktenaga gas dan uap Borang,Sumatera Selatan, dan PLTGMuara Tawar, Bekasi.Penetapan Eddie sebagaitersangka sungguh dramatissebab berlangsung pada saat iasedang mengikuti kunjungankerja Wapres Jusuf Kalla keChina, untuk menandatanganisejumlah perjanjian bisnis dibidang pengadaan listrik diTanah Air.Dalam kenyataannya, Eddieberhasil lolos dari kepunganmedia setelah 31 Agustus 2006Kejaksaan menghentikan penyidikan lewat putusan SP3.Eddie kemudian duduk kembali secara terhormat di tempat yang semestinya, setelahselama 120 hari sebelumnyamendekam di tahanan.Analisis isi pemberitaan media tentang kejadian yang menimpa Eddie, itu menarik pandangan penulis Firman Yusakhingga menuangkannya ke dalam sebuah buku yang diberijudul “Eddie Widiono di BawahPusaran Media”. Buku kecilsetebal 159 halaman diterbitkanoleh Next Media, diluncurkandi Hotel Four Season JakartaSabtu (16/2). Bedah buku dilakukan oleh kalangan pers sendiri, Marah Sakti Siregar, SirikitSyah, dan Parni Hadi.Eddie pun menyampaikanrasa hormatnya sebab namanya digunakan sebagai judulbuku, kisah hidupnya menjadilatar belakang suatu bahasanisi media massa yang sedemikian ilmiahnya. Ia juga mengapresiasi acara bedah bukuyang berlangsung menarik,terlihat animo yang begitutinggi dari ratusan hadirin.“Dan banyak membuka halhal yang sebetulnya kita rasakan tapi kita tidak yakin apakahorang lain juga merasakan halyang sama,” ucap pria kelahiranMalang, Jawa Timur 15 Mei1953 ini. “Tanpa bermaksuduntuk menyinggung siapapun,buku ini, memang, menurutsaya suatu karya yang pantasuntuk dibaca dan direnungkanuntuk kebaikan kita semua.”Isi buku tak dimaksudkanuntuk bercerita soal Eddie,ataupun PLN, tetapi bagaimanamedia massa menyikapi kasusyang sedang menimpa Eddie.Menjawab pertanyaan BeritaIndonesia apakah dirinya lantasmerasa puas dengan terbitnyabuku, ia bertutur singkat.“Yang saya lihat adalah, melihat animo dari, atau melihatdalamnya diskusi tadi di antarakalangan insan pers, saya merasa paling tidak ini merupakansuatu tetesan air barangkali disamudera. Tapi tetap sajamembuat saya merasa banggakarena kita telah memfasilitasisuatu proses yang sehat,” ucapperaih gelar Master of Science(M.Sc) dalam bidang kontrolUniversity of London, Inggristahun 1989 ini. ZAH, HTTSutiyosoMenyerapAspirasi RakyatSutiyoso mulai sering berada ditengah-tengah masyarakat. MantanGubernur DKI Jakarta ini merupakan salah seorang kandidat calonpresiden 2009, yang diprediksimampu bersaing dengan incumbent.Partai Pemersatu Bangsa (PPB),merupakan partai baru yang begitukukuh mengusung nama Sutiyososebagai icon pemersatu bangsa.Sikap partai yang dinakhodai Muh.Musa Datuk Bc.HK (Ketua UmumDPP PPB), H. Irzen Okta (Sekjen),dan K.H. Moh. Makbul Maliki, M.Sc(Ketua Dewan Pembina), itu ditegaskan saat berlangsung RapimnasPPB di Jakarta, 19-21 Januari.Kendati mulai sulit mengatur waktu,dan sedang berada di tengah petanijarak di wilayah Gunung Kidul, Yogyakarta, Sutiyoso yang akrab disapa BangYos tak mau kehilangan momen untukmemberikan orasi politik di hadapanpeserta Rapimnas, yang berasal dariseluruh provinsi. Ia pun menyampaikanpidato politik yang singkat namun padat, mengena, dan berhasil menggelorakan semangat peserta.Dalam pembekalannya Bang Yosantara lain berpesan, sekembali kedaerah masing-masing, pesertaRapimnas harus bisa membuktikan,setiap kali Bang Yos datang ke suatudaerah maka daerah itu harusbergetar hebat, “Ini pemimpin bangsa datang, seperti itu situasinya,”ucap pria kelahiran Semarang, 6Desember 1944 penuh semangat.“Dan itu sudah terjadi di beberapatempat yang saya kunjungi. Di Manado, Kalimantan Tengah, Lampung, kemarin juga di Gunung Kidul seperti itu.Jadi, selamat berjuang semogaberhasil,” kata suami Setyorini ini.Saat masih menjabat Gubernur, Sutiyoso pada Senin 1 Oktober 2007mendeklarasikan diri sebagai Capres2009. Pengalaman berkarir selama 29tahun di pasukan elit TNI Angkatan Darat, Kopassus, ditambah 10 tahun sebagai Gubernur di Ibukota Negara, diantaranya dengan mengoordinir stafstaf terbaik di bidangnya masing-masing, disebutkan Sutiyoso merupakanmodal utamanya menuju RI-1.Karakter dasar pasukan elit, salahsatunya membuat segala sesuatusecara terukur, menempanya sebagai pemimpin yang tak akan pernahumbar janji serta tabu untuk terdadak.Dalam hal inipun Sutiyoso sudahmempersiapkan segala hal secara terencana, di antaranya memasukilangsung kantong-kantong suara disemua daerah.Di sana Sutiyoso aktif memperkenalkan diri, mendengar langsung keluhan rakyat, serta memberikan pengertian supaya merekamau bersama-sama membangunkembali negeri yang hampir tercabik-cabik ini. Ternyata, di setiapkunjungan itu Bang Yos selaludisambut antusias.“Setiap saya hadir ada saja yangteriak, Bang Yos, Bang Yos, berartimereka kenal sama saya,” katamantan Ketua Asosiasi PemerintahanProvinsi Seluruh Indonesia (APPSI)ini.Sutiyoso menggambarkan Indonesia sebagai kapal induk. Sehingga,menurutnya, Indonesia tidak mungkindinakhodai oleh seseorang yangmenakhodai kapal kecil saja belumpernah. Sebab bakal nabrak sananabrak sini. “Jadi, tidak mudahmencari pemimpin di negeri ini. Danpada 2009 kita tidak boleh keliru memilih pemimpin,” tukasnya. HT, SS