Page 24 - Majalah Berita Indonesia Edisi 59
P. 24


                                    24 BERITAINDONESIA, 29 Agustus 2008Kemudian, enam tahun berikutnya,tepatnya 2 Mei 1977, dilaksanakan Pemilu1977 yang diikuti tiga peserta. Sebelumnyapemerintah bersama-sama dengan DPRmenyederhanakan jumlah partai melaluiUU No. 3 Tahun 1975 tentang Partai Politikdan Golkar. Hanya ada dua partai yakniPartai Persatuan Pembangunan atau PPP(hasil fusi Partai NU, Parmusi, PSII danPerti) dan Partai Demokrasi Indonesia atauPDI (hasil fusi PNI, Parkindo, PartaiKatolik, IPKI dan Murba) dan satu Golongan Karya atau Golkar, yang tidak menyebut diri sebagai partai.Sejak itu, dalam 5 kali Pemilu berikutnya,yaitu Pemilu 1977, 1982, 1987, 1992, dan1997 pesertanya hanya ketiga organisasipolitik tersebut. Dan, Pemilu selaluterjadwal dengan teratur sekali dalam 5tahun. Semua Pemilu pada masa Orde Baruini selalu dikuasai oleh Golkar dengankemenangan mayoritas mutlak. PPP danPDI hanya menjadi pelengkap atau sekadarornamen. Keadaan ini membuat kekuasaaneksekutif dan legislatif berada di bawahkontrol Golkar sebagai perpanjangantangan militer.Pemilu 1977 dilakukan 2 Mei 1977.Pembagian kursi dilakukan dengan carayang sama dalam Pemilu 1971, yakni sistemproporsional di daerah pemilihan. Tercatat70.378.750 pemilih, dan suara yang sah63.998.344 suara atau 90,93 persen. Golkarmeraih 39.750.096 suara atau 62,11 persenatau 232 kursi, berkurang 4 kursi dibandingkan Pemilu 1971.PPP berhasil meraih 18.743.491 suara, 99kursi atau naik 2,17 persen, atau bertambah5 kursi dibanding gabungan kursi 4 partaiIslam dalam Pemilu 1971. Bahkan di DKIJakarta, DI Aceh dan Kalimantan Selatanmengalahkan Golkar. PDI meraih5.504.757 atau 8,6 persen atau 29 kursi,merosot 1 kursi dibanding gabungan kursipartai-partai yang berfusi sebelumnya.Pemilu 1982 diselenggarakan tanggal 4Mei 1982. Perolehan suara dan kursi Golkarmeningkat, tetapi gagal mempertahankankemenangan di Aceh. Namun berhasilmerebut Jakarta dan Kalimantan Selatandari PPP. Secara nasional Golkar merebuttambahan 10 kursi. Direbut masing-masing5 kursi dari PPP dan PDI. Golkar meraih48.334.724 suara atau 64,34 persen atau242 kursi. PPP 20.871.880 suara atau 27,78persen atau 94 kursi. PDI 5.919.702 suaraatau 7,88 persen atau 24 kursi. Jumlahsuara sah 75.126.306.Kemudian, Pemilu 1987 diselenggarakantanggal 23 April 1987 dengan 93.737.633pemilih terdaftar dan 85.869.816 suara sahatau 91,32 persen. Golkar meraih62.783.680 suara 73,16 persen atau 299kursi, memperoleh tambahan 53 kursidibanding Pemilu sebelumnya. Sementaraitu, PPP meraih 13.701.428 suara atau 15,97persen atau 61 kursi, kehilangan 33 kursidibandingkan Pemilu 1982.Kemerosotan PPP ini antara lain karenapartai ini tidak boleh lagi memakai asas Islam dan lambangnya diubah dari Ka’bahmenjadi Bintang, ditambah lagi terjadinyapenggembosan oleh tokoh-tokoh unsur NU,terutama di Jawa Timur dan Jawa Tengah.Sedangkan PDI meraih 9.384.708 suaraatau 10,87 persen atau 40 kursi, bertambah16 kursi dibanding Pemilu 1982. Kenaikansuara PDI ini selain factor dukungan daribeberapa tokoh unsur NU, juga ditandaikedekatan dengan kekuasaan denganpembentukan DPP PDI hasil Kongres 1986oleh Menteri Dalam Negeri SoepardjoRustam.Pemilu 1992 dilaksanakan tanggal 9 Juni1992. Perolehan suara Golkar kali inimerosot menjadi 66.599.331 atau 68,10persen atau 282 kursi, kehilangan 17 kursidibanding pemilu sebelumnya. PPP meraih16.624.647 suara atau 17,01 persen atau 62kursi, naik 1 kursi dari pemilu 1987. PDIberhasil meraih 14.565.556 suara atau14,89 persen atau 56 kursi, naik 16 kursidibandingkan Pemilu 1987. KeberhasilanPDI ini ditandai keikutsertaan MegawatiSoekarnoputri dalam partai ini. Jumlahsuara sah 97.789.534.Pemilu 1997 diselenggarakan tanggal 29Mei 1997, Pemilu terakhir di era Orde Baru.Golkar kembali merebut suara pendukungannya, bahkan mencapai puncak denganmeraih 84.187.907 suara atau 74,51 persenatau 325 kursi, bertambah 43 kursi darihasil pemilu sebelumnya. PPP juga meningkat meraih 25.340.028 suara atau 22,43persen atau 89 kursi, meningkat 27 kursidibandingkan Pemilu 1992.Sedangkan PDI merosot tajam hanyameraih 3.463.225 suara atau 3,06 persenatau 11 kursi, berarti kehilangan 45 kursi diDPR dibandingkan Pemilu 1992. Kemerosotan ini akibat konflik internal antaraPDI Soerjadi (dukungan pemerintah) dengan Megawati Soekarnoputri (dukungankongres, internal partai). PDI Soerjadi yangdiakui pemerintah menjadi peserta Pemilu.Sementara Megawati menyatakan diri tidakakan menggunakan hak pilihnya. Kendatisecara eksplisit ia tidak mengajak pendukungnya untuk tidak memilih, rupanyapara pendukungnya mengalihkan dukungan dari PDI bentukan pemerintahtersebut ke PPP dan sebagian yang beranimenjadi golput.BERITA UTAMAsumber: kpu/ijrsh1 Golkar 48.334.724 64,34 242 62,11 + 2,232 PPP 20.871.880 27,78 94 29,29 - 1,513 PDI 5.919.702 7,88 24 8,60 - 0,72Jumlah 75.126.306 100,00 364 100,00HASIL PEMILU 1982 No. Partai Suara % Kursi % (1977) Ket1 Golkar 62.783.680 73,16 299 64,34 + 8,822 PPP 13.701.428 15,97 61 27,78 - 11,813 PDI 9.384.708 10,87 40 7,88 - 1,48Jumlah 85.869.816 100,00 400 100,00HASIL PEMILU 1987 No. Partai Suara % Kursi % (1982) Ket1 Golkar 66.599.331 68,10 282 73,16 - 5,062 PPP 16.624.647 17,01 62 15,97 + 1,043 PDI 14.565.556 14,89 56 10,87 + 4,02Jumlah 97.789.534 100,00 400 100,00HASIL PEMILU 1992 No. Partai Suara % Kursi % (1987) Ket1 Golkar 84.187.907 74,51 325 68,10 + 6,412 PPP 25.340.028 22,43 89 17,01 + 5,433 PDI 3.463.225 3,06 11 14,89 + 11,84Jumlah 112.991.150 100,00 425 100,00HASIL PEMILU 1997 No. Partai Suara % Kursi % (1992) Ket1 Golkar 39.750.096 62,11 232 62,80 - 0,692 PPP 18.743.491 29,29 99 27,12 + 2,173 PDI 5.504.757 8,60 29 10,08 - 1,48Jumlah 63.998.344 100,00 360 100,00HASIL PEMILU 1977 No. Partai Suara % Kursi % (1971) Ket
                                
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28