Page 27 - Majalah Berita Indonesia Edisi 59
P. 27


                                    BERITAINDONESIA, 29 Agustus 2008 27LINTAS TAJUKUsia Muda Bukan JaminanUsia bukanlah ukuran akankeberhasilan seorangpemimpin. Yang utamaadalah kualitas danintegritas yang tinggi.acana mengenai calon presiden dari kaum muda sebenarnya sudah lama dilontarkan ke publik. Namun,pernyataan Presiden PKS (Partai KeadilanSejahtera) Tifatul Rum Sembiring padaMukernas PKS di Makassar pertengahanJuli lalu membuat situasi memanas. Iamenyatakan agar calon presiden sebaiknya dari kaum muda atau di bawah 50tahun. Politisi tua, apalagi yang pernahmenjabat presiden, sebaiknya tidaklagi mencalonkan diri pada pemilutahun depan.Pernyataannya itu sempatmenimbulkan perang katakata dari Ketua UmumPDI-P (Partai Demokrasi Indonesia - Perjuangan) MegawatiSoekarnoputri. MantanPresiden RI yang merasaucapan itu ditujukan padanya,langsung menyambutnya denganmenantang Tifatul agar jangancuma berwacana, tetapi ikut bertarung dalam pemilu nanti.Begitu hangatnya wacanaini sehingga hampir semuamedia massa mengulasnya. Harian-harian terbitan ibukota juga menanggapiwacana tersebut di dalam tajuknya.Harian sore Suara Pembaruan (17/7)misalnya menyebutkan, terganjalnyakeinginan rakyat akan munculnya pemimpin muda sehubungan belum diperbolehkannya calon presiden independensangat disayangkan. Menurut harian ini,dalam kondisi seperti saat ini sangat sulitbagi pemimpin muda untuk munculkarena sesuai ketentuan, calon presidenharus diusung oleh partai politik ataukoalisi partai politik. Sehingga, partai pastiakan mencalonkan ketua partainya menjadi calon presiden atau calon wapres.Karena itu, harian ini berharap, UUPilpres yang sedang dibahas di DPR membuka kesempatan munculnya calon presiden/wakil presiden independen.Harian Media Indonesia (23/7) yanglebih khusus menanggapi adu kata-kataantara Tifatul dan Megawati mengatakan,pernyataan Tifatul yang mengatakan 'noway' bagi calon presiden yang tua dan pernah menjabat, tidak ada dasar pembenarannya kecuali dari sisi pertimbangankepatutan bagi mereka-mereka yang tuatetapi masih mencalonkan diri. Karena itu,harian ini mengharapkan para elit yang ingin menjadi presiden harus tahu diri tanya hati, tanya selera, apakah masih patut? Termasuk mereka yang menganggapdiri muda, juga harus tahu diri. KepadaTifatul, harian ini menyebutkan, eloknya,kalau ingin menjadi presiden silahkanmaju. Tidak harus mendiskreditkan calonpartai lain. Sesungguhnya yang berbahayadalam dunia perpolitikan Indonesia menurut harian ini bukan masalah usia, melainkan orang tua yang tetap merasa muda dan anak muda yang berperilaku seperti orang tua.Sedangkan Koran Tempo (24/7) berpendapat, perdebatan usia calon pemimpin tak ada salahnya demi memancing kepedulian publik terhadap politik. Momennya pun pas. Tapi sebetulnya usia bukanlah persoalan penting. Yang mendesaksekarang justru mencari pemimpin yangbenar-benar mampu mengatasi berbagaipersoalan negeri ini. Persoalannya menurut harian ini, partai-partai sebagai mesinrekrutmen politik tampak lamban menghadirkan calon pemimpin baru. Disebutkan, bagaimanapun peran partai amatpenting kendati presiden dan wakil presiden dipilih langsung oleh rakyat. Tanpadukungan partai-partai, sulit bagi seorangpemimpin menjaga stabilitas politik. Itusebabnya, partai-partai harus mengatasipersoalan tersebut. Mereka perlu mengorbitkan calon-calon pemimpin baru. Usiabukan ukuran. Yang penting ia berkualitasdan berintegritas tinggi.Hal senada disampaikan Republika(26/7). Disebutkan, wacana capresdari tokoh muda patut diapresiasi. Usulan itu pentingdalam rangka prosesregenerasi kepemimpinan. Karena itu, pemimpin muda perlu diberiruang dalam pilpres 2009.Pemimpin muda diharapkandapat memberikan paradigmabaru dalam menjalankan rodapemerintahan yang semakin berat. Kepada kaum muda dikatakan,kepemimpinan nasional bukan jatuhdari langit. Tapi harus direbut dandiperjuangkan. Jadi jika kaum mudaingin maju dalam Pilpres 2009, merekaharus bekerja lebih keras lagi sebab paraelite senior parpol tidak akan begitu sajamemberikan kesempatan kepada tokohmuda untuk tampil.Sedangkan harian sore Sinar Harapan(24/7) menanggapi wacana ini denganpesimis. Disebutkan, perdebatan tak langsung antara tiga tokoh politik yang jugaketua umum partai yaitu Tifatul, JusufKalla, dan Megawati Soekarnoputri mengenai calon presiden dari generasi mudaatau di bawah 50 tahun, bagaikan pepesankosong atau wacana tanpa makna. Dikatakan demikian karena menurut harianini, toh para elit politik itu tidak pernahmenanyakan kepada rakyat tentang siapacalon yang diinginkan rakyat.Mereka hanya menyodorkan sendiridan menentukan siapa yang akan dicalonkan. Selain itu, tidak ada jaminanapabila usianya lebih muda akan berhasilmengurangi penderitaan serta meningkatkan taraf hidup rakyat, dan sebaliknyaapabila presiden yang lebih tua tidak akanbisa mengubah nasib bangsa ini. Selain itulagi, kepemimpinan seseorang menurutharian ini bukanlah tempaan manusiasemata, melainkan ada faktor di balik upaya manusia. Jadi, mendikotomikan usiatua dan muda adalah seolah mendahuluiyang belum terjadi. „ MSW
                                
   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31