Page 29 - Majalah Berita Indonesia Edisi 59
P. 29


                                    BERITAINDONESIA, 10 Agustus 2006 29BERITA KHASBERITAINDONESIA, 29 Agustus 2008 29yang baru dan steril. Untuk mendapatkanjarum suntik baru secara gratis merekabisa datang ke Puskesmas Bale Kambang,Jakarta Timur yang ditunjuk PuskesmasKramat Jati sebagai pusat pelayanan HIV/AIDS.\ orang yang tidak menyetujuiprogram IDU-HR ini sejak dicanangkan.Banyak kontroversinya. Sebagian berpendapat, program ini hanya akan menambah jumlah pemakai karena telahmelegalkan jarum suntik. Padahal, jikadilihat dari sisi medis, adanya pertukaranjarum suntik ini dapat memutus matarantai penyebaran virus HIV,\Endang.Lebih lanjut lagi, Dr. Endang mengatakan tujuan pertukaran jarum suntik inijustru mengajari para IDU (InjectingDrugs User) untuk berperilaku hidupsehat. Mereka tidak hanya diberikanjarum suntik baru tetapi juga diberikanpemahaman mengenai bahaya menggunakan narkoba jarum suntik secara berganti-gantian. Dengan menukarkan jarumsuntik yang telah mereka pakai, diharapkan mereka tidak lagi secara bebas bergantian memakai dan yang terpenting virus HIV bisa ditekan penyebarannya.IDU yang telah mendapatkan banyakinformasi tentang program ini biasanyabisa langsung mengerti dan tidak lagimemakai jarum suntik secara bergantian.Bahkan, mereka ikut menganjurkan kepada teman-teman lainnya sesama pengguna untuk memakai jarum suntik pribadidan setiap habis pemakaian bisa ditukardengan jarum suntik baru.Taufik (29), salah satu kader muda yangbertugas di pelayanan HIV/AIDS Puskesmas Bale Kambang Jakarta Timurberkata, \ini bertujuan mencoba mengubah perilaku IDU yang tadinya tidak sehat menjadisehat, mengurangi dosis pemakaian, danjuga mengajak berobat.\Setiap IDU yang datang ke puskesmasmemang tidak sekadar menukarkan jarum suntik mereka dengan yang baru tapijuga berbagi cerita dengan Taufik seputarkehidupan mereka. \HIV positif) sangat sensitif sekali terhadap orang baru. Sangat susah mendekatimereka agar mau berbicara dengan kitayang baru mereka kenal. Seringkali berbagai media atau mahasiswa-mahasiswayang sedang melakukan penelitian tidakberhasil menemui dan berbicara denganmereka karena mereka mempunyai paranoid yang berlebihan terhadap orangasing. Justru mereka lebih terbuka dengan sesama IDU atau sesama pengidapHIV lainnya karena adanya kesamaannasib.Menurut Taufik, para junkie (pecandunarkoba) yang datang tidak selalu darikalangan masyarakat menengah ke bawah. Beberapa junkie berprofesi sebagaidirektur perusahaan atau manajer, jugadatang ke Puskesmas Bale Kambanguntuk berkonsultasi dan menukarkanjarum suntik. Taufik mengaku, banyakmengetahui kehidupan pribadi para IDU,mengenal karakternya dan juga mengenalkeluarga mereka.Bersama dr. Endang dan beberapa dokter lainnya, Taufik selalu melayani setiapIDU yang datang. Dia sudah banyak sekalimendengar IDU yang sering datangmenemuinya akhirnya meninggal karenapenyakit yang disebabkan oleh AIDS.Banyak di antara penderita AIDS ditolakrumah sakit ketika membutuhkan pengobatan darurat. Dengan berbagai alasanpenolakan - umumnya dikatakan 'kamarpenuh' - penderita AIDS tidak mendapatkan haknya berobat. Penanganan yanglambat juga menjadi salah satu penyebabsi pengidap meninggal.Rumah sakit yang memiliki pelayanankhusus HIV/AIDS antara lain RS CiptoMangunkusumo, RS Dharmais, RS Prof. Dr.Sulianti Saroso, RS Angkatan Darat GatotSubroto. Dengan dirujuknya beberaparumah sakit untuk menangani para pengidap AIDS diharapkan dapat membantumereka yang sedang kritis selagi penanganannya tidak terlambat. „ RTH, CIDPEJUANG: (searah jarum jam) Dokter sekaligus konselor HIV/AIDS Dr. Endang Susilawati yang bekerja di Puskesmas Kramat JatiJakarta Timur ; jarum bekas ; Taufik (29), salahsatu kader muda yang bertugas di pelayananHIV/AIDS Puskesmas Bale Kambang JakartaTimur
                                
   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33