Page 28 - Majalah Berita Indonesia Edisi 59
P. 28
28 BERITAINDONESIA, 10 Agustus 2006Perang PuskesmasMelawan AIDSBERITA KHAS28 BERITAINDONESIA, 29 Agustus 2008Program penukaran jarum suntik bagi para penggunanarkoba, yang dilaksanakan Puskesmas Balekambangbeberapa tahun terakhir, tetap saja menuai kontroversi.Sebagian berpendapat, melegalkan jarum suntik dapatmeningkatkan pengguna narkoba. Yang lainnya setujuagar dapat memutus mata rantai HIV/AIDS.IDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) telahmenjadi epidemi paling menakutkan sekaligus mematikanbagi manusia. Penderitanya tidak saja menerima penyakitmematikan ini, melainkan yang terparah adalah sanksi sosial yangharus mereka terima, yaitu dikucilkan oleh lingkungan sekitarnya.ABelum banyaknya pemahaman masyarakat tentang HIV/AIDS menjadisalah satu penyebab perilaku diskriminatif terhadap para ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS). Untuk itu, pemahaman mengenai apa itu HIV/AIDS menjadi demikian penting agar masyarakatmengerti dan tidak memandang sebelah mata terhadap ODHA.AIDS secara keseluruhan mengandung arti kumpulan gejala yang timbulakibat menurunnya sistem kekebalantubuh yang disebabkan oleh HumanImmunodeficiency Virus (HIV).Banyak orang yang tidak menyadarikalau dirinya telah terinfeksi HIV.Gejala-gejala seperti demam, sakitkepala, nyeri otot dan sendi, pembengkakan kelenjar getah bening, ruam/kemerahan pada kulit, dapat timbul kurang lebih 2-3 minggu setelah terinfeksi. Mirip dengan flu dan bahkan adajuga orang yang tidak mengalami gejalaapapun, merasa badannya sehat seperti biasa.Setelah virus masuk ke dalam tubuh,sistem kekebalan tubuh seseorangmulai menanggapi dengan membentukantibodi. Untuk mengetahui kerusakanpada sistem kekebalan tubuh dapat dilakukan dengan cara menghitungjumlah sel CD4. Bagi orang yang sehat,CD4 berjumlah antara 500 dan 1500.Namun sebaliknya, jika CD4 berjumlahdi bawah 200, orang dengan HIVpositif harus memakan obat Antiretroviral atau ARV untuk menekan pertumbuhan virus, bukan untuk menghilangkan virus HIV.Dokter sekaligus konselor HIV/AIDS dr.Endang Susilawati yang bekerja di Puskesmas Kramat Jati Jakarta Timur mengatakan, orang yang terjangkit HIV belum tentu terkena AIDS. Siapapun bisatertular HIV, jika memang perilakunyaberisiko.Secara umum, virus HIV dapat ditularkan melalui hubungan seks dengan orangyang terinfeksi HIV, dengan penggunaanjarum suntik secara bergantian, ibumelahirkan yang terinfeksi. Melalui darah,cairan vagina, air mani dan air susu ibudari seseorang yang telah terinfeksi HIVakan mengandung virus yang cukup untukmenularkan orang lain.\ ada yang mengatakan HIV jugamenular lewat air mata dan air ludah, itubelum terbukti karena belum ada kasusseseorang tertular HIV melalui air matadan air ludah. HIV bisa juga tertularmelalui seks oral jika ada luka terbukapada mulut atau gusi berdarah,\kepada Berita Indonesia di ruang kerjanya.Yang juga perlu ditekankan pada masyarakat adalah HIV itu tidak menular melalui gigitan nyamuk atau serangga, lewatkeringat, sentuhan, berpelukan, berciuman biasa, berenang bersama, terpapar batuk atau bersin, berbagi makananatau menggunakan alat makan bersama,dan penggunaan toilet secara bergantian.Untuk mengetahui apakah seseorangsudah terjangkit HIV/AIDS atau tidak,diperlukan tes darah. Dr. Endang menjelaskan, sebaiknya tes dilakukan dengansukarela dan tanpa paksaan. \kukan tes darah, dokter akan memberi pemahaman tentang HIV/AIDS. Ketika diadinyatakan positif, maka dokter ataukonselor akan memberikan konseling lagi.Tak perlu khawatir, kerahasiaan hasil tessangat dijaga,\teran Universitas Udayana itu.Ada tida macam tes darah yaitu, RapidTest, Elisa, dan Western Blood. Tes darahyang menggunakan Rapid Test, hasilnyadidapat dalam waktu satu jam saja. JenisElisa, hasilnya bisa keluar dalam waktusatu minggu. Dan Western Blood palingakurat, dapat digunakan jika ada perbedaan hasil dari kedua tes sebelumnya.Sejauh ini, sudah ada beberapa programyang dilakukan untuk memutuskan matarantai penyebaran virus HIV. Dr. EndangSusilawati bersama teman-teman dokterlainnya telah melaksanakan program yangdiberi nama Program Pertukaran JarumSuntik (PPJS) atau Injecting Drugs UserHarm Reduction - IDU-HR (PelayananDampak Buruk bagi Pengguna JarumSuntik). Program ini sudah mereka mulaisejak tahun 2005.IDU-HR ini diadakan dengan maksudagar para pemakai narkoba suntik tidaklagi menggunakan jarum suntik secarabergantian. Karena penggunaan jarumsuntik secara bergantian bisa menimbulkan risiko yang sangat besar terkenaHIV. Mereka bisa menukarkan jarumsuntik bekas yang mereka pakai di puskesmas untuk mendapatkan jarum suntik