Page 30 - Majalah Berita Indonesia Edisi 59
P. 30
30 BERITAINDONESIA, 29 Agustus 2008BERITA NASIONALfoto: repro gatraPelajaran Bagi PolisiSebagian dari 11 korban yang dibunuh Ryan, sebelumnyasudah dilaporkan hilang ke kepolisian. Kalau saja polisibergerak cepat dan tanggap, mungkin korban tidak akansebanyak ini.asih belum terhapus dalammemori kita, tentang kasuspembunuhan berantai yangdilakukan Tubagus Maulanaalias Dukun Usep (35) asal Lebak, Bantenyang menghabisi delapan nyawa padatahun 2007. Ia membunuh para korbannya dengan cara diracun sebelum dikuburhidup-hidup. Dukun Usep akhirnya dieksekusi (hukum mati) pada pertengahanJuli 2008. Kini, kasus serupa (pembunuhan berantai) terjadi lagi, pelakunya adalah Very Idam Henryansah, 30 tahun asalJombang, Jawa Timur. Pembunuh berdarah dingin yang dipanggil Ryan ini menghilangkan 11 orang nyawa dengan berbagai cara, ada yang langsung dibunuh,dimutilasi atau dikubur dengan posisisaling bertumpukan.Kunci terkuaknya tabir 11 korban pembunuhan berantai yang dilakukan priakelahiran 1 Februari 1978 ini berawal daripenemuan tujuh potongan jasad dalamsebuah koper dan tas plastik di JalanKebagusan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada Jumat (11/7). Korban mutilasiyang akhirnya teridentifikasi bernama Heri Santoso, 40 tahun, adalah warga JatiAsih, Bekasi. Dari keterangan Novel Andreas (28), kekasih Ryan (pasangan sesama jenis), aparat Polda Metro Jayakemudian mendatangi Apartemen Margonda Residence, kamar No.309, tempatRyan tinggal. Di kamar itu polisi menemukan linggis dan pisau yang masih berlumuran darah. Polisi juga menemukansebuah mobil APV milik korban yang diparkir di apartemen tersebut.Saat ditangkap, awalnya Ryan mengelak. Tapi akhirnya ia mengaku membunuhkorban karena alasan cemburu (asmarasegitiga sesama jenis) ketika Heri menginginkan kekasihnya, Noval. Ryan tak relaNoval jatuh ke pelukan Heri. Usai membunuh, bersama Noval, Ryan mengakusempat menggunakan ATM dan kartukredit milik korban untuk bersenangsenang, di antaranya membeli TV, ponselbaru dan sebagainya.Berita mengenai pembantaian massalini cukup menghebohkan, bahkan menjadi headline di sejumlah media massabaik cetak maupun elektronik dan menyedot perhatian publik seantero Nusantara.Apalagi setelah Ryan mengungkapkankalau dirinya bukan hanya membunuhHeri, tapi ada korban lain yang ia kuburdi belakang rumahnya, Jl. Melati DusunMaijo, Desa Jatiwates Kec. Tembelang,Jombang yang akhirnya diketahui berjumlah 10 orang. Penemuan ini melaluidua tahap. Pertama empat korban masing-masing, Vincent Yudi Priyono (31),Ariel Somba Sitanggang (34), Grandy danGuruh Setyo Pramono alias Guntur ditemukan pada Senin (21/7). Tahap berikutnya, berjumlah enam yakni AgustinusFitri Setiawan (27), Nanik Hidayati (35)dan puterinya Sylvia Ramadhani Putri(3), Moh Ahsoni (27), dan Zainul Arifinalias Zaki (30) dan satu kerangka yangbelum teridentifikasi ditemukan padaSabtu (28/7).Atas penemuan para korban ini, polisimendapat pujian bak pahlawan. Namun,bagi beberapa pihak keluarga korban,polisi dianggap cuma pahlawan kesiangan.Sebab pengaduan yang dilakukan pihakkeluarga ke polisi seakan hilang begitusaja. Seperti keluarga Ariel Somba Sitanggang, yang harus menunggu lama informasi keberadaan Ari setelah melaporkanhilangnya lulusan Institut PertanianBogor jurusan Tehnik Industri itu padapihak polisi. Sejak kontak terakhir dengankeluarganya pada Rabu (23/6) melaluiponsel, menurut Dion Sitanggang, kakakAri, adiknya itu pamit ke Surabaya bersama Ryan. Setelah itu tak ada kabar lagi.Seminggu Ari tetap tak ada kabar berita,pihak keluarga melapor pada polisi. Ryanpun pernah dua kali diperiksa SatuanReserse Mobile Polda Metro Jaya perihalkeberadaan Ari. Ryan mengaku tidaktahu. Akhirnya, polisi melepaskan Ryankarena tidak cukupnya bukti.Begitupun Suprayitno, suami dan ayahdari korban bernama Nanik dan putrinyaSilvi. Suprayitno, bahkan telah melaporjauh sebelumnya, setelah istrinya dinyatakan hilang Rabu (2/4). Selama dua bulan lebih Suprayitno menunggu kabar daripihak polisi, tapi tak ada informasi yangia dapat. Baru setelah dua bulan atau saatRyan tertangkap ia memperoleh informasibahwa orang yang ia sayangi ditemukansudah tidak bernyawa lagi.Kasus Ryan ini seharusnya bisa menjadipelajaran bagi aparat kepolisian untuktanggap dan cepat menangani kasus oranghilang. Bahkan Presiden Susilo BambangYudhoyono sudah mengamanatkan, bilaada laporan apapun bentuknya yang terindikasi tindak kriminal, aparat kepolisianmempunyai kewajiban untuk mengecekdan melanjutkan laporan itu dengansebaik-baiknya.Pasca penemuan 10 mayat korban Ryandi Jombang, masyarakat menjadi khawatir dan cemas apakah kerabat mereka yangselama ini menghilang menjadi salah-satuMPRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO MENGAMANATKAN, BILA ADA LAPORAN APAPUNBENTUKNYA YANG TERINDIKASI TINDAK KRIMINAL, APARAT KEPOLISIAN MEMPUNYAI KEWAJIBANUNTUK MENGECEK DAN MELANJUTKAN LAPORAN ITU DENGAN SEBAIK-BAIKNYA.SADIS: Ryan (tersangka), 30 tahun asal Jombang, Jawa Timur me