Page 45 - Majalah Berita Indonesia Edisi 64
P. 45
BERITAINDONESIA, Februari 2009 45BERITA POLITIKsih yang Terkuatyang mulai gencar dengan road showpencalonan dirinya sebagai RI 1, menurutnya, tak akan menggoyahkan SBY-Mega.Dia memperkirakan, mereka yang saat inipasang ‘harga’ tinggi akan melemah sekitar bulan April-Mei 2009 dan merelakandiri dipinang sebagai cawapres.Lebih lanjut Qodari mengatakan, dengan syarat pengusungan capres 20persen kursi DPR atau 25 persen suaranasional, sangat berat bagi parpol. Maka,calon yang muncul tak akan lebih dari 4pasang. Ia bahkan memprediksi hanya 2atau 3 pasangan calon. “Kondisi 2004 dan2009 tidak banyak berbeda. Tidak akanada kuda hitam,” kata Qodari (13/12/2008) lalu.Jika mengikuti prediksi tersebut, siapayang akan tampil sebagai pemenang akansangat banyak ditentukan dengan siapakedua capres tersebut bepasangan, disamping track record kinerja mereka,khususnya di bidang ekonomi selamamemerintah. Sebab, seperti pendapatbeberapa pengamat, di antaranya, KetuaMajelis Pertimbangan Partai Partai Amanat Nasional (MPP PAN) Amien Rais,keduanya hampir tidak ada perbedaandalam visi dan misi serta platform yangdiusung. Keduanya bagaikan dua sisi darimata uang yang sama. Popularitas calonwapres dan yang dianggap bisa menutupikelemahan capresnya diperkirakan akancukup besar mendongkrak perolehansuara.Menyadari hal tersebut, melalui surveiinternal, PDI-P sejak dini sudah mencobamenjaring calon wapres pendampingMegawati. Menurut Sekjen PDI-P Pramono Anung, partainya akan menyaring14 nama menjadi 5 orang. Hasil survei ituakan dilaporkan ke cabang hingga daerahserta diumumkan secara terbuka kepadamasyarakat. “Pada 27 Januari 2009Rakernas PDI-P akan menilai berdasarkan hasil perkiraan, kemudian akan kamiumumkan secara terbuka untuk diberikankepada daerah dan cabang. Nantinyamereka ini akan melakukan konsolidasisekali. Namun, apakah nanti akan diumumkan secara terbuka sebelum atausesudah, itu tergantung pemilu legislatifnanti,” ujar Pramono.Menurut pengamatan Berita Indonesia,lima orang dimaksud sudah diperolehsebelum pelaksanaan Rakernas 27 Januari 2009. Lima nama tersebut adalahmereka yang diundang mengikuti Rakernas 27 Januari di Solo Jawa Tengah,yakni Wiranto, Sultan HamengkubuwonoX, Sutiyoso, Prabowo Subianto, danHidayat Nur Wahid.Sementara di kubu SBY, secara lembagaPartai Demokrat belum terbuka melakukan penyaringan siapa yang kelak akanmendampingi SBY. Namun, secara pribadi, beberapa petinggi partai itu menginginkan pasangan SBY-JK tetap dipertahankan pada pemilu 2009 nanti. SBYsendiri sebagai pembina partai itu belummemberikan pendapat mengenai hal ini.Seperti disebutkan di atas, di sampingfaktor pasangan, faktor kinerja, khususnya di bidang ekonomi juga sangatmenentukan perolehan suara kedua calon.Sebagai incumbent (calon yang sedangmenjabat), enam bulan sisa masa jabatanSBY sangat menentukan penilaian publiktentang prestasi kinerjanya, khususnya dibidang ekonomi. Sementara Megawati,apa yang telah dilakukan ketika menjadipresiden selama kurang lebih dua setengah tahun sebelumnya akan menjaditolok ukur penilaian publik terhadapkinerjanya.Berkaitan dengan hal ini, sebagai contoh, Direktur Eksekutif Lingkaran SurveiIndonesia Denny J.A. pada konferensipers (19/12) di Jakarta mengatakan, jikaekonomi membaik, besar kemungkinanPresiden Susilo Bambang Yudhoyonoakan terpilih kembali. Namun, jika ekonomi memburuk, maka popularitas SBYmerosot dan sangat berpotensi dikalahkanMegawati Soekarnoputri.Dikatakannya, menurut survei nasionalyang dilakukan lembaga survei yangdipimpinnya pada tanggal 5-15 Desember2008 di seluruh provinsi di Indonesiakepada 1.200 responden, dimana wawancara dilakukan melalui tatap muka, dandengan margin of error 2,9 persen, terungkap bahwa 53,8 persen respondenmengatakan akan mendukung capresMegawati jika kondisi ekonomi 2009semakin sulit.Survei tersebut juga mengungkap,bahwa hanya 36,7 persen responden sajasaat itu mengaku puas dengan kinerja pemerintahan SBY di bidang ekonomi. “Jadi, 2009 merupakan tahun paling beratuntuk SBY. Bukan karena sosok figurnya,tapi karena kondisi ekonomi Indonesiayang terganggu akibat dampak krisiskeuangan global,” ujar Denny ketika itu.Ditambahkan Denny, PDI-P sudahtepat melakukan kampanye politik dengan mengusung tema kesejahteraanrakyat, sementara SBY masih mengusungisu keamanan dan penegakan hukum.Karena menurutnya, bagi wong cilik, yangpenting adalah perut.Sebaliknya, menurut survei IndonesianResearch and Development Institute(IRDI) yang dilakukan pada 6-13 Oktober2008 terhadap 2.000 responden yangdiambil secara proporsional, sebanyak61,25 persen responden mengatakan akanmemilih SBY jika pilpres yang hanyamencalonkan SBY dan Megawati berlangsung hari itu. Sementara responden yangmemilih Megawati hanya 35,50 persen.Menurut survei itu, untuk peringkattingkat keterpilihan (elektabilitas), SBYtetap yang tertinggi dibanding caprescapres lainnya. Responden yang disodoripertanyaan setengah terbuka, yaitu siapayang akan dipilih jika pilpres dilakukanhari itu, 33 persen responden memilihSBY, 17,9 persen memilih Megawati, danselebihnya dibagi-bagi oleh capres lainnya.Menurut Direktur IRDI Notrida Mandica Nur, hal itu tidak terlepas darikesuksesan program-program kerja SBY,seperti program Bantuan OperasionalSekolah, buku murah, pemberantasankemiskinan, dan pengendalian hargabahan pokok. “Menurut temuan fakta dilapangan, hal ini tidak terjadi secara spontan. Mereka benar-benar merasakan adanya perubahan yang signifikan,” ujar Notrida dalam jumpa pers (3/11/08). MSri) dan Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) semakin