Page 59 - Majalah Berita Indonesia Edisi 64
P. 59


                                    BERITAINDONESIA, Februari 2009 59BERITA BUDAYAdengan ulah sebagian masyarakat yangmelakukan penggalian.Oleh sebab itu, menurut Prof. Dr.Mundarjito, agar kerusakan tidak semakin meluas perlu ditetapkan hukum batasbatas kawasan dan batas-batas zona didalam kawasan itu secara geografis, administratif, dan kultural sehingga jelasmana wilayah perlindungan dan manawilayah pengembangan. Selama belumada tindakan tegas untuk melindungikawasan Trowulan, peninggalan-peninggalan masa lalu akan dirusak dan itu samadengan merobek halaman-halaman sejarah yang belum sempat dibaca.Melihat protes yang besar dari sejumlahpihak, Direktorat Purbakala DepartemenKebudayaan dan Pariwisata membentuksebuah Tim Evaluasi Pembangunan PIMpada awal Desember 2008. Di dalam timtersebut terdapat Prof. Dr. Mundardjito,Arya Abieta, Osriful Oesman, DaudAris Tanudirjo, dan Anam Anis. Dari hasilevaluasi yang dilakukan, tim ini mereuntuk alas pilar, sebuah dinding sumurkuno dari jobong dan gerabah berbentuksilinder dijebol. Sementara sebagianstruktur dinding bangunan kuno ditimbun tumpukan batu dan semen untukpondasi bangunan. Melihat kondisi itukegiatan proyek baru dihentikan.Pada awal Januari 2009, walaupun sudahdinyatakan untuk menghentikan pembangunan, pengrusakan di lapangan masihsaja dilakukan. Mundardjito bersama timakhirnya membongkar ketidakberesan dankejanggalan dalam pembangunan PIM.Protes pun semakin keras sehingga pemerintah melalui Departemen Kebudayaandan Pariwisata (Depbudpar), atas perintahlangsung Menbudpar Jero Wacik, menghentikan proses pembangunan.Kemudian pada 8 Januari 2009, puluhan pemangku kepentingan di DirektoratSejarah dan Purbakala Depbudpar, Jakarta, menyepakati Situs Trowulan yangrusak akibat proyek PIM harus direhabilitasi dan diteliti kembali dengan melibatwajah Indonesia yang selama ini punyakiprah yang baik di mata Internasionaldalam melindungi cagar budaya telahtercoreng. Dimana pada tahun 1980-anIndonesia berhasil memugar Borobudurdengan menggandeng UNESCO. Yang dilanjutkan dengan membantu pemugarankompleks Candi Angkor Wat di Kamboja.Pemerintah seharusnya mempunyaiperan yang lebih untuk melindungi situsatau jika perlu menggali situs tersebutagar informasi secara keseluruhan mengenai keberadaan kerajaan Majapahitdapat digambarkan secara keseluruhan.Sejauh ini, luas wilayah situs yang menjadidaerah cagar budaya Trowulan terdiri dariatas satu kecamatan dan 16 desa seluas42,98 km2 dari 9 x 11 km kota kuno Majapahit di Trowulan. Pemerintah hanyamenguasai sebidang tanah tanah seluas57, 255 m2. Dan selebihnya, pemerintahtak bisa berbuat banyak untuk mencegahkerusakan situs yang terdesak oleh permukiman penduduk dan bangunan lain.Kasus Trowulan hanya sebagian kecilpersoalan saja, atas berbagai warisanbudaya yang kuurang mendapat perhatian dari pemerintah. Di berbagai daerahdi Tanah Air, masih banyak situs bernilaisejarah dibiarkan telantar. Misalnya titikawal Kota Banda Aceh di sekitar makamraja-raja di kawasan Gampong Pande,yang kini justru menjadi tempat pembuangan sampah atau pengolahan tinja.Orang dalam, pengelola museum itu sendiri ada yang tega menjual arca atau patung bernilai sejarah kepada mafia barangantik yang sudah punya jaringan di Indonesia seperti penjualan arca MuseumRadya Pustaka di Solo.Kebijakan pemerintah yang selama inijuga sering kali dikeluhkan adalah alihfungsi bangunan kuno atau dijual telahmenyebabkan hilangnya bangunan-bangunan tua bernilai sejarah. Dan hal inibanyak kita jumpai di kota-kota besarlainnya di Indonesia yang sedang lagimarak-maraknya melakukan pembangunan. Kebijakan yang mengalihfungsikan bangunan kuno atau merusak situstentu saja menunjukkan miskinnya kesadaran sejarah bangsa ini.Untuk itu, sebagai bangsa yang kayaakan sejarah sudah saatnya kita menjagadan melestarikan berbagai peninggalansejarah. Sebab semakin banyak memilikisejarah, maka semakin tinggi pula nilaiintelektual yang diwariskan di dalamnya.Mengubah paradigma lama untuk lebihmenghargai warisan leluhur kita adalahsolusi penyelamatan nilai-nilai sejarahtersebut. Jangan kita menjadi masyarakatyang anti sejarah. Janganlah kita menjadiseperti yang diungkapkan budayawanBandung, Jakob Sumardjo,”bangsa kitaadalah bangsa antisejarah selalu membunuh masa lalunya.” „ BHS, CIDkomendasikan penghentian penggalianpondasi karena mulai mengarah padapengrusakan temuan struktur bangunankuno. Tetapi usul itu tidak dihiraukan,penggalian dan pengecoran beton tetapsaja dilanjutkan.Ketika dilakukan evaluasi kembali padal5 Desember 2008, pengrusakan semakinparah. Hanya demi memasang tulang bajakan para ahli. Tim evaluasi juga memutuskan untuk merelokasi pembangunanPIM di Trowulan, di lokasi yang masih adasitus, namun jumlah situsnya sudah sedikitdan banyak yang rusak. Untuk itu, diputuskan bakal lokasi Taman Majapahitberada di atas situs dengan areal hanyasebesar 2.000 meter persegi saja. Keputusanini diambil karena jika dipindahkan keluarkota akan membutuhkan dana yang besar.TercorengWalaupun ada upaya untuk kembalimerehabilitasi keberadaan situs tersebut,namun dengan kejadian Trowulan ini,SIMBOL KEMEGAHAN: Menurut rencana,Pusat Informasi Majapahit akan dibangundalam bentuk bintang bersudut delapan ataudisebut Cungkup Surya Majapahit yangmenjadi lambang kerajaan Majapahit
                                
   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63