Page 22 - Majalah Berita Indonesia Edisi 66
P. 22


                                    22 BERITAINDONESIA, April - 15 Mei 2009BERITA UTAMAKelima kriteria itu adalah: Pertama,memiliki integritas, kepribadian, karaktermoral, termasuk moral politik yang baik;Kedua, memiliki kapasitas dan kapabilitassebagai pembantu presiden sesuai denganUUD 1945; Ketiga, memiliki loyalitas yangpenuh kepada pemerintah dan bebas darikonflik kepentingan; Keempat, memilikiakseptabilitas dalam arti diterima danlekat di hati rakyat; serta, Kelima, dapatmeningkatkan kekokohan dan efektivitaskoalisi yang dibangun.Ketika kelima kriteria itu dikemukakandalam jumpa pers, yang ditunggui Ny AniYudhoyono dan Sudi Silalahi di PuriCikeas Indah, Gunung Putri, Bogor, JawaBarat, Minggu (19/4), SBY menjelaskanbahwa sampai sekarang, ia belum menemukan orang yang sesuai kriteria itu.SBY juga menjelaskan, untuk mencaricalon wapres yang sesuai dengan kriteriaitu, Partai Demokrat membentuk TimSembilan yang dipimpin Ketua UmumHadi Utomo.Kriteria dan penjelasan ini menandaicepatnya pergerakan dinamika politik diIndonesia menjelang pemilihan presiden.Kriteria itu juga sontak menimbulkanhawa panas dalam tubuh partai beringin.Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kallasegera menemui SBY. Setelah itu JKmemanggil pengurus DPP menghadirirapat Senin malam pukul 19.00 (20/4/2009).Sejumlah pengamat memprediksi,Partai Demokrat akan kembali rujukdengan Partai Golkar. Tetapi tidak lagiharus menggandeng JK sebagai pendamping SBY. Pengamat politik LIPI Syamsudin Haris memperkirakan, figur Golkaryang akan dipilih SBY adalah AkbarTandjung, karena JK dianggap tidak loyal.Menurut Syamsudin, ketidakmungkinanSBY kembali memilih JK sebagai calonwakil presiden, merujuk pada lima kriteriacawapres SBY, yang salah satunya adalahloyal terhadap presiden.Sementara, Partai Demokrat tidak maudidikte partai mana pun dalam berkoalisi.Terbukti, Partai Demokrat mengharapkanPartai Golkar tidak mengajukan calonwakil presiden (cawapres) tunggal untukberduet dengan Susilo Bambang Yudhoyono.Akbar Tandjung menangkap pernyataan PD itu mengatakan, Partai Golkarharus menghindari kontroversi dan perpecahan internal dalam mengajukanpasangan calon presiden (capres) dancawapres pada Pilpres 2009. Menurutnya,jika Partai Golkar hanya bisa mengambilposisi wapres dan berduet dengan Yudhoyono, Partai Golkar harus menawarkan lebih dari satu nama kepada PartaiDemokrat dan pasangan koalisinya.“Kalau mengajukan lebih dari satunama maka itu akan meminimalkankontroversi dan perpecahan internal.Kalau mengajukan satu nama kan belumtentu cocok,” ujar mantan Ketua UmumPartai Golkar sebelum membuka rapatkoordinasi wilayah Barisan Indonesia(Barindo) di Makassar, Sabtu (18/4) pagi.Namun Tim Tiga yang ditunjuk DPPPartai Golkar dalam komunikasi politiknya dengan Tim Tiga Partai Demokrat,tetap mengusung misi mengajukan satunama Cawapres. SBY yang menerimalaporan Tim Tiga Demokrat mengenai halini, meminta supaya masalah Cawapresini diendapkan dulu. Lalu Partai Golkarmenganggap Demokrat mendikte PartaiGolkar. Anggapan serupa muncul di pihakDemokrat.Akhirnya DPP Partai Golkar memutuskan berpisah dengan Demokrat. Keputusan ini diperkuat dalam Rapimnassus(Rapat Pimpinan Nasional Khusus) PartaiGolkar 23 April 2009, yang diikuti pengurus pusat, penasihat dan DPD Tingkat Idengan meneguhkan Jusuf Kalla sebagaiCapres atau Cawapres dan memberimendat kepada JK melakukan komunikasi politik dengan partai lain.JK berusaha kembali mendekati PDIP,dengan harapan Megawati bisa dibujukuntuk bersedia jadi Cawapres atau tidakmencalonkan diri. Tampak Partai Golkarsangat yakin bisa memainkan permainanpolitik di atas PDIP. Juga mendekatiPrabowo Subianto (Partai Gerindra) danWiranto (Partai Hanura), juga PPP.Belakangan, posisi Jusuf Kalla dijepitdengan gerakan pembangkangan terhadap hasil putusan Rapimnassus itu.Sebanyak 25 ketua DPD Tingkat I PartaiGolkar, dalam surat tertulis, memintaJusuf Kalla mengajukan enam namakader Partai Golkar sebagai Cawapresyang akan berkoalisi dengan Partai Demokrat. Surat itu diperlihatkan seorangtokoh Golkar kepada Berita Indonesia,Senin (27/4/09). Keenam nama itu adalahAburizal Bakrie, Agung Laksono, AkbarTandjung, Sultan Hamengku Buwono X,Fadel Muhammad, dan Surya Paloh.Selain itu, sejumlah Dewan PimpinanDaerah Tingkat II Partai Golkar jugamendesak diadakannya Rapimnasusulang untuk menetapkan calon wapresdari Golkar. Mereka juga menolak keputusan Rapimnasus karena tak melibatkan jajaran DPD II. Sebelumnya, puluhanpengurus DPD Tingkat II Golkar menemuiAkbar Tandjung.Kelihatannya, Golkar selain kalahdalam Pemilu Legislatif, juga semakinkehilangan soliditas dan arah koalisi.Diperkirakan, kepada partai atau Capresmanapun Golkar berkoalisi, tidak akansolid.„ CRS, MSPDIP Jadi OPartai Demokrasi Indonesia Perjuhari sudah berketetapan mengusSoekarnoputri sebagai Capres, hdua dalam perolehan suara PemiMegawati berpeluang memenangerolehan suara PDIP padaPemilu Legislatif 2009, berdasarkan hasil perhitungancepat (quick count) LSI hanya14,66 persen, merosot 4 persen darihampir 19 persen pada Pemilu 2004.Sementara pesaing utamanya, PartaiDemokrat (PD), partainya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), meraih suara20,65%, naik tiga kali lipat dari Pemilu2004.Jika melihat dari tren menurunnyaperolehan suara PDIP dan sebaliknyamelonjak naiknya perolehan suara PD,rasanya peluang Megawati (sebagaichallenger) mengalahkan PresidenSBY (incumbent) sangat tipis. Apalagibila berkaca dari posisi Pilpres 2004,saat Presiden Megawati (incumbent)dengan dukungan PDIP (18 persen)dikalahkan SBY (challenger) dengandukungan PD (hanya 7 persen).Berdasarkan dua hal di atas banyakpengamat berpendapat sebaiknyaMegawati mengurungkan niat menjadiCapres untuk menghindari kekalahankedua kali. Sekaligus memberi kesempatan kepada PDIP mencalonkantokoh lain yang berpotensi mengalahP22 BERITAINDONESIA, April - 15 Mei 2009 foto-foto: daylife.comKALAH CERDIK DARI SBY: Turunnya perolehan smengelola informasi
                                
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26