Page 25 - Majalah Berita Indonesia Edisi 66
P. 25
BERITAINDONESIA, April - 15 Mei 2009 25berpendirian akan mengajukan satu nama(Jusuf Kalla). Mereka berpandanganPartai Demokrat ingin mendikte. Sebaliknya Tim 9 Partai Demokrat juga tidak maudidikte Partai Golkar yang telah kalahdalam Pemilu Legislatif. Akhirnya, pengurus harian Partai Golkar memutuskanmembatalkan keinginan berkoalisi dengan Partai Demokrat. Namun bukanberarti perbedaan pandangan dalamtubuh Golkar sudah tidak ada, malah bisamungkin makin menjurus perpecahan.Bisa saja Partai Golkar secara resmi tidakberkoalisi dengan Demokrat, tetapi beberapa kader Partai Golkar akan tetapmerapat ke SBY.Demikian pula yang terjadi dalamtubuh Partai Amanat Nasional. KetuaMajelis Pertimbangan PAN Amien Raismenggelar pertemuan dengan penguruswilayah di Yogyakarta. Melahirkan Kesepakatan Yogyakarta yang menyerukanBERSITEGANG: PPP terbelah, ada faksi Ketua Umum Suryadharma Ali dan faksi Ketua Majelis Pertimbangan Partai Bachtiar Chamsyahagar PAN merapat ke SBY. Sikap ituberbeda dengan DPP PAN yang masihmenjajaki kemungkinan koalisi denganbukan SBY. Hal ini mengindikasikanbahwa PAN juga bisa berada di ambangperpecahan.Begitu pula terjadi polarisasi dua kububesar dalam internal partai berlambangKabah, Partai Persatuan Pembangunan(PPP). Ada faksi Ketua Umum Suryadharma Ali dan faksi Ketua MajelisPertimbangan Partai Bachtiar Chamsyah.Kubu Bachtiar ingin PPP merapat keDemokrat, sedangkan kubu Suryadharmaingin ke PDIP atau Gerindra. Kedua kubuini bahkan sudah sempat saling menyerang secara terbuka. Namun, kemudiankeduanya sudah sempat berjabat tangandan menyatakan berdamai. Namun,dalam Rakernas PPP 26/4/09, perpecahan itu pun mencuat kembali. Setidaknya, potensi perpecahan belum sepenuhnya hilang. Semuanya masih sangattergantung dinamika politik yang masihliar bergerak.Menanggapi gejala perpecahan partaiitu, Jusuf Kalla melihat adanya gejaladestruktif yang merusak demokrasi yangtengah dipraktikkan di tengah-tengahproses komunikasi politik untuk menjalinkoalisi antarparpol. Ia melihat setelahgejalanya dialami dua partai politik, yaituPartai Persatuan Pembangunan (PPP)dan Partai Amanat Nasional (PAN),giliran Partai Golkar yang “diacak-acak”.Kalla mengatakan, yang terjadi sekarang adalah gejala yang sama di tigapartai, di mana sejumlah kadernya melawan ketua umum partainya. “Demokrasitidak dijalankan secara benar dan baik.Akan tetapi, sengaja dipecah belah,ditakut-takuti, dan ditangkapi,” kataKalla. ANP, AYBERITAINDONESIA, April - 15 Mei 2009 25BERITA UTAMA