Page 23 - Majalah Berita Indonesia Edisi 66
P. 23
BERITAINDONESIA, April - 15 Mei 2009 23Oposan Lagi?BERITA UTAMAuangan (PDIP) yang sejak jauhsung Ketua Umumnya, Megawatihanya berada di urutan tiga atauilu Legislatif 2009. Masihkahgi Pilpres?kan SBY.Tapi masalahnya, siapa atau adakahtokoh lain, baik dari internal maupuneksternal PDIP yang memiliki elektabilitaslebih tinggi dari SBY? Jika ditelusuri ataujika dilihat dari hasil berbagai surveidalam dua tahun terakhir, hanya Megawati yang memiliki elektabilitas yang bisamenyaingi SBY. Beberapa nama tokohlainnya, seperti Sri Sultan X, Jusuf Kalla,Prabowo Subianto, Wiranto, Sutiyoso,Rizal Ramli dan lain-lain, masih memilikielektabilitas jauh lebih rendah dariMegawati, apalagi dibanding SBY.Atau apakah PDIP mau berspekulasidengan mengusung tokoh nonpartai (tapikemudian mengikatnya berkomitmenmenjadi kader PDIP)? Tokoh dimaksudadalah antara lain Dr. Sri Mulyani Indrawati (Menkeu) sebagai Capres berpasangan dengan Antasari Azhar (Ketua KPK)sebagai Cawapres? Mungkin pandanganini dinilai terlalu spekulatif, tapi jika maudan berani melakukan, sangat terbukakemungkinan bisa mengejutkan danmeraih kemenangan.Namun, dalam rangka proses demokrasi, patut pula dihargai jika PDIP tetapberketetapan mencapreskan Megawati.Masih lebih baik daripada berpolitikdagang sapi (pragmatis asal ikut berkuasa) yang diperagakan beberapa petinggi Partai Golkar. MencapreskanMegawati, peluang menang pun selaluada, walau sangat sulit. Tergantungbagaimana strategi dan siapa Cawapresnya. Melihat peta politik terakhir, mungkin saja Prabowo Subianto, Ketua DewanPembina Partai Gerindra akan digandengsebagai Cawapres. Hal ini terlihat darisuara seluruh DPD Tingkat I PDIP yangmenjagokan Prabowo sebagai Cawapres.Tapi, godaan Partai Golkar untukmengajak PDIP berkoalisi tampaknyasempat mengoyahkan PDIP. Partai Golkaryang tak sungkan menandatangani kesepakatan, lalu dengan mudah tak menganggap PDIP, membuat arah koalisi PDIP,Gerindra dan Hanura tampak menjadigoyah.Soal strategi, harus pula diakui bahwapada kampanye Pemilu Legislatif, PartaiDemokrat jauh lebih taktis dan efektif dariPDIP. Sebuah contoh, ketika PartaiDemokrat mengangkat isu pemberantasan korupsi sebagai salah satu temakampanye dengan membuat iklan berlatarbelakang KPK, KPK memprotesnya.Protes ini menunjukkan eksistensi KPKyang independen, tidak berada di bawahkendali presiden (pemerintah). Tapinaifnya, PDIP hanya membisu dan membiarkan isu seolah-olah keberhasilan KPKmemberantas korupsi sebagai hasil kerjapresiden (pemerintah).Namun, sebaliknya setiap kali PDIPmengangkat sebuah isu, contohnya soalBERITAINDONESIA, April - 15 Mei 2009 23PINDAH KE LAIN HATI: Konstituen fanatik PDIP Pemilu 2009 semakin menurun dibanding 5atau 10 tahun sebelumnyasuara PDIP ditengarai karena tidak bijaknya partai ini