Page 27 - Majalah Berita Indonesia Edisi 66
P. 27


                                    BERITAINDONESIA, 10 Agustus 2006 27BERITA KHAS27 BERITAINDONESIA, April - 15 Mei 2009Kehidupan Pasar Loak JakartaKrisis yangTak Pernah HinggapDaya beli masyarakat dianggap telah mengalami titikterendah. Jika memang begitu, mungkin pasar yang satuini belum dimasukkan dalam daftar hitungan.uhanda (38) melepas tali karunglalu menghamburkan seluruhisinya. Ada ratusan mur, baut,klahar dan aneka perkakas daribesi. Sebagian yang sudah mulai berkaratdipisahkan untuk segera dibersihkan.Sudah lebih dari 12 tahun Suhandamengais rezeki di bibir jalan kawasanTanah Abang, Jakarta, dengan berjualanbarang bekas. “Apa saja bisa dijual. DiJakarta sampah bisa jadi duit,” kelakarbapak beranak tiga ini.Saat ini, di kawasan Tanah AbangJakarta saja terdapat dua area pasar loak.Yang paling “tua” di sepanjang Jalan KS.Tubun depan Museum Tekstil TanahAbang. Yang satunya lagi di pripilan sisijalan fly over antara Tanah Abang dan kaliCideng. Jenis barang yang ditawarkansangat variatif. Mulai dari kipas angin,alat masak seperti mixer-blender, perkakas besi, sepatu, jeans, DVD bajakanbekas, sampai radio.“Kalau ada orang yang bawa barang bekasnya ke sini, sebenarnya itulah kebutuhan orang di sekitar sini juga. Asal harganyanyekrup,” kata Suhanda. Yang dimaksudharga “nyekrup” adalah istilah kesepakatanharga dengan nilai jual yang pantas.Pemandangan ini bisa menggambarkanbagaimana pasar loak atau barang bekastidak lepas dari cerminan budaya masyarakatnya. Di Jakarta sendiri tak kurangdari 18 titik pasar loak dalam skala komunitas, dan ada lebih dari 48 titik lapakloak atau pasar loak berskala kecil yangtersebar di Jakarta.Agen BudayaMerlina (15) sedang asyik menjajalsejumlah kaset di sebuah toko kaset bekaskawasan Jalan Surabaya, Menteng. “Lagicari referensi buat band gue,” katanyaacuh dengan gaya khas anak sekarang. Diatengah menimbang mana dari tumpukankaset tembang lawas yang akan dibelinya.“Enggak semua lah… harganya tinggibanget!” katanya memegang kaset berjudul Jang Pertama, Dara Puspita keluarantahun 1965. Sudah dua bulan keluarmasuk pasar loak, Merlina belum menemukan kaset yang jadi incarannya, yaitualbum Noor Bersaudara (1977). Tapi tibatiba album Dara Puspita yang tadi itunongol duluan. Album yang terbilangsangat langka itupun menggoda hatinya.Setelah harga pas, 250 ribu rupiah pundisepakati. Minggu depan merlina janjidatang lagi siapa tahu album yang jadiimpiannya sudah ada.Begitulah. Secanggih-canggihnya eradigital, ternyata belum mampu mengalahkan kemasyuran musik era analog. Kenangan akan masa lalu membuat sejumlah orang membentuk komunitasnyaSLAKU: Pasar pakaian bekas di Kebayoran Lamafoto: dok. berindo
                                
   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31