Page 47 - Majalah Berita Indonesia Edisi 69
P. 47


                                    BERITAINDONESIA, Agustus 2009 47BERITA NASIONALH1N1nasional. Dengan pengawasan ketat, penumpang yang positif terinfeksi virus itubisa terlacak dan segera ditangani. Dengan cara ini dapat mengurangi risikopenularan antar manusia. Bila ada wargayang baru pulang dari luar negeri yangmengalami gejala mirip influenza harusberinisiatif untuk segera mengisolasi diridan memeriksakan kesehatan.Ia mencontohkan negara Jepang danChina yang mengantisipasi masuknya virus flu babi (swine flu) sudah dilakukansejak penumpang berada dalam pesawat.Begitu pesawat tiba di bandara, petugasdengan baju khusus segera memeriksasuhu badan semua penumpang denganthermal scanner (alat yang dapat mendeteksi suhu tubuh manusia). Pasien yangditemukan dengan panas tinggi langsungdiisolasi. Para penumpang juga dimintauntuk mengisi data pribadi, termasukalamat dan nomor kontak selama beradadi negara itu.Meski demikian, di sejumlah negarakegiatan pencegahan sudah mulai dilonggarkan. Seperti di Singapura, tidak lagimerawat pasien bergejala ringan di rumahsakit. Namun masih memeriksa orangyang melakukan kontak dengan pasien.Sama halnya di Amerika Serikat, pasienyang ditangani sudah sama seperti pasieninfluenza biasa. Begitu juga dengan Australia, tidak lagi memasang alat pemindaisuhu tubuh untuk menjaring orang yangdiduga terinfeksi. Melihat hal itu, pemerintah Indonesia tidak mau gegabah danmengambil risiko. Pemerintah tetapmenerapkan prosedur pengendalian influenza H1N1 untuk mencegah kemungkinanterjadinya percampuran antara virus influenza H1N1 dan H5N1.Menteri Kesehatan Supari Fadillamenghimbau masyarakat agar tetapwaspada dan senantiasa membiasakanpola hidup bersih dan sehat dengan mencuci tangan dengan sabun, dan melaksanakan etika batuk dan bersin yangbenar. Bagi mereka yang sudah terjangkitdiharapkan menggunakan masker dantidak ke kantor, ke sekolah atau ketempat-tempat keramaian dan istirahat dirumah selama 5 hari. Bila flu dalam 2 haritidak membaik agar segera ke dokter.Besar kemungkinan bahwa kematian yangterjadi pada pasien positif influenza H1N1pada umumnya disebabkan pasien menderita penyakit lain seperti orang dalamkondisi lemah, sakit pernafasan, HIV/AIDS, lanjut usia (lansia) serta balitadengan gizi kurang.Sejumlah daerah di Indonesia sudahmelakukan berbagai persiapan untukmengantisipasi meluasnya virus flu babi.Di Kota Tegal (Jawa Tengah) 5000 tamifludibagi-bagikan ke puskesmas daerahsetempat serta menyediakan RSUD Kardinah sebagai tempat rujukan bagi penderita flu babi. Tak mau ketinggalan DinasKesehatan Pemerintah Provinsi JawaTimur juga menyiapkan 190.000 butirTamiflu bagi 38 kabupaten dan kota diJawa Timur. Tamiflu ini juga akan dibagibagikan ke setiap kabupaten di kota Jatimsekitar 5.000 butir per daerah. Sementaraitu di Magelang, Dinas Kesehatan Kabupaten setempat membagi-bagikan 2.900tamiflu ke 29 puskemas untuk mengantisipasi wabah flu babi. Obat disiapkanuntuk diberikan langsung bagi pasiendengan gejala virus H1N1.Di sisi lain, untuk mengatasi kemungkinan munculnya jenis virus baru yanglebih ganas dan mematikan bila H5N1 (fluburung) dan H1N1 (flu babi) bercampur,pemerintah terus memantau serta memeta-kan penyebaran H5N1 pada unggas danmanusia untuk mencegah terjadinyapercampuran. Virus baru (novel H1N1) inisifatnya mudah menular, walaupun belumditemukannya pada ternak babi di Indonesia. Novel H1N1 ini dapat menular daribabi ke manusia seperti yang terjadi diMeksiko.Kepala Laboratorium Penelitian FluBurung Universitas Airlangga ChairilAnwar Nidom menjelaskan, percampuranbisa terjadi kalau ada mediator yaknitubuh manusia atau tubuh babi. Olehkarena itu, keberadaan peta sebaran fluburung sangat diperlukan oleh pemerintah untuk memaksimalkan pemantauan dan meminimalkan kemungkinanterjadinya percampuran. Sebab percampuran antara sub-sub tipe virus influenzaH1N1 dan H5N1 dapat memunculkanbanyak varian virus influenza, yangmungkin lebih mematikan dan berpotensimenimbulkan pandemi yang tidak hanyamengancam Indonesia namun juga dunia.„ BHSnghimbau masyarakat agar waspada H1N1
                                
   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51