Page 43 - Majalah Berita Indonesia Edisi 69
P. 43


                                    BERITAINDONESIA, Agustus 2009 43BERITA POLITIKPolitik Dua-MukaGaya politik pragmatis dan oportunis sebagaimana cirikhas partai ini pada masa lalu masih kuat mengakar.Akankah partai ini berani menjadi oposisi atau malahkembali merangkul ‘kaki’ SBY?Beringinemilihan umum 2009 dengansegala permasalahannya usai sudah. Dalam pemilihan legislatif,Partai Demokrat tampil sebagaikampiun dengan 150 kursi, disusul PartaiGolkar (107 kursi), PDI-P (95 kursi), PKS(57 kursi), PAN (43 kursi) dan seterusnya.Dalam pemilihan presiden, sesuai hasilrekapitulasi KPU yang diumumkan 25 Julilalu, didukung dengan Keputusan Mahkamah Konstitusi 12 Agustus lalu, PartaiDemokrat didukung koalisinya jugatampil sebagai kampiun dengan keberhasilannya mendudukkan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boedionomenjadi Presiden-Wakil Presiden RI2009-2014.Setelah itu, tidak lama lagi, PresidenSBY akan menyusun kabinet baru. Sebanyak 24 partai pendukungnya sudahpasti menjadi bahan pertimbangan. Kini,tinggal partai yang kalah, di antaranyaPartai Golkar, Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDI-P), Partai Gerindra,dan Partai Hanura yang terus berpikirhendak menginjakkan kaki ke arah mana,apakah menjadi oposisi atau membangunkoalisi dengan SBY.Di antara partai-partai itu, gejolak politik Partai Golkar terasa lebih mencolokmengingat bibit perbedaan kepentingandi internal partai itu sudah ada sejak lama.Diketahui, sejak runtuhnya rezim OrdeBaru, di partai ini timbul beberapa faksiyang sering berbeda pendapat sesuaidengan kepentingannya. Di samping itu,partai ini juga kelihatannya masih gamanghidup di alam reformasi. Sikap politiknyasering berubah dengan cepat. Gaya politikpragmatis dan oportunis sebagaimana cirikhas partai ini pada masa lalu masih kuatmengakar.Dalam perjalanan menuju Pilpres 2009misalnya, perbedaan pendapat itu sempatmembuat partai ini hampir oleng. Ketikaitu, satu pihak menginginkan Golkar tetapmendukung SBY, sementara pihak lainnya menghendaki mencalonkan presidensendiri. Akhirnya, seperti diketahui,Golkar kemudian mencalonkan presidenwapres sendiri yakni pasangan JK-Wiranto yang hanya menempati urutan ketiga dalam perolehan suara dengan meraih sekitar 12% suara.Pascakekalahan pasangan JK-Win, kakipartai ini pun seakan tak kuat lagi berdiriakibat perbedaan pendapat antarfaksiyang semakin tajam. Arah perbedaanpendapat antarfaksi itu semakin jelas dansangat bertolak belakang, yakni menjadioposisi atau berkoalisi dengan penguasa.Bagi kelompok yang merasa malu dantersinggung dengan apa yang terjadi padaP
                                
   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47