Page 19 - Majalah Berita Indonesia Edisi 71
P. 19


                                    BERITAINDONESIA, Oktober 2009 19BERITA UTAMAGunung Tigo, Kabupaten Padang Pariaman misalnya, sedikitnya 300 orangwarga desa itu tertimbun longsoran tanah.Terakhir, akibat sulitnya evakuasi di duadesa itu, korong atau dusun itu pundijadikan sebagai kuburan massal bagi300-an korban tersebut.Tragedi gempa juga menyisakan ceritaduka lain bagi keluarga lainnya. Di DesaCubadak Air Utara, Kecamatan PariamanUtara, Pariaman, enam anggota keluargaRahmat mengalami nasib nahas justrusetelah gempa berlalu.Ceritanya, pada saat gempa, Rahmatdan seluruh anggota keluarga berhasilmenyelamatkan diri dari reruntuhanrumahnya. Keluarga Rahmat mengungsike rumah sekaligus warung kopi milikkerabatnya yang terbuat dari kayu danbambu yang tidak ikut rusak akibatgempa.Besoknya, atau Kamis (1/10) pagi,Sumatera Barat, termasuk Pariamandiguyur hujan deras. Saat mereka menikmati sarapan pagi di warung itu, tiba-tibaBahkan hingga besok harinya, korbanyang bertahan hidup diperkirakan jugamasih banyak, namun tetap tidak bisatertolong karena kurangnya alat berat danbesarnya ukuran beton bangunan yangambruk.Di Hotel Ambacang di Jalan BundoKanduang, Padang yang saat itu di antaranya dihuni oleh ratusan peserta latihandari Dinas Kelautan dan Perikanan Sumatera Barat, merupakan salah satu gedungyang paling banyak menelan korban tewasyang sebagiannya juga diperkirakankarena terlambat mendapat pertolongan.Beberapa gedung yang runtuh lainnya,seperti Gedung BII di Jalan Sudirman,Suzuki di Jalan Ujung Gurun, Capella,Sentral Pasaraya Padang, Ramayana diJalan Pemuda, Anugerah Furniture, sertabangunan Fakultas Teknik Unand diLimau Manis. Gedung Rektorat IAINImam Bonjol, Padang, yang terletak diLubuk Lintah, Kecamatan Kuranji, gedung Lembaga Bahasa LIA, gedung Bimbingan Belajar Gama di Jalan Proklamasisehingga membuat dia dan keluarganyamerasa takut sekali akan terjadinya tsunami. “Apalagi rumah kami hanya satukilometer dari pantai. Saya sekeluargamengungsi ke rumah sakit,” kata wargaPadang itu seperti dikutip harian Kompas.Mengenai gempanya sendiri, menurutBadan Meteorologi, Klimatologi, danGeofisika (BMKG), gempa bumi itu berpusat di 0,84 Lintang Selatan, 99,65 BujurTimur, dan berada di kedalaman 71 kilometer dari permukaan laut.Pusat gempa berada lebih kurang 57kilometer barat daya Padang Pariaman.Gempa itu merupakan gempa tektonikakibat pergeseran lempeng bumi di dalamperut bumi yang melintang dari PulauSumatera, Jawa, Bali, NTT, Maluku yangsangat rawan gempa.Menurut para ahli gempa, seperti gurubesar dan ahli gempa dari ITB, Sri Widiyantoro, gempa Padang ini sebenarnyasudah diprediksi lama sebelumnya, namun hari dan jamnya belum diketahuisecara pasti. “Gempa Padang sudahdiprediksi, diantisipasi, terutama setelahgempa besar Bengkulu tahun 2007,”tuturnya kepada Kompas (30/9). Prediksitersebut menurutnya berdasarkan hasilpengamatan sejak terjadi gempa 9,3 SRpada Desember 2004 yang berbuntut tsunami hebat di Aceh. Senada dengan itu,Direktur Pusat Teknologi InventarisasiSumber Daya Mineral Badan Pengkajiandan Penerapan Teknologi Yusuf Surachman juga menyebut, energi di Padangmemang sudah matang.Sebelumnya, kekuatan gempa Padangdalam prakiraan ahli gempa bisa sampai8,8 SR. “Itu prakiraan energi yang masihtersimpan di zona yang belum pecah,”kata Sri Widiyantoro. Mengenai haltersebut, Sri mengatakan, dengan pelepasan energi yang bertahap, tidaksekaligus besar melainkan sedikit demisedikit dengan skala sekitar 7 SR, energiyang tersimpan akan berkurang secarabertahap. “Akan tetapi, kami tidak bisatahu apakah pelepasan energinya bertahap, sering-sering tapi tidak besarsekali, atau akan dikeluarkan sekaligusbesar,” lanjutnya. Energi dari gempa 8,9SR, dibandingkan dengan 7,9 SR menurutnya 30 kali lipat besarnya.Gelombang SimpatiDi Jakarta, pada hari kejadian Wapreslangsung mengadakan rapat kabinetterbatas penanganan bencana di kediamannya. Pada saat itu, dia juga memutuskan upaya tanggap darurat selamadua bulan mulai hari Kamis esok harinya(1 Oktober).Wapres juga dengan cepat memutuskan, Ketua Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Syamsul Maarif akanmemimpin penanggulangan bersamadinding tebing di belakang warung longsor dan menimbun mereka. Enam anggota keluarga Rahmat tertimbun longsor.Veramita (13), anak gadis Rahmat yangmasih duduk di kelas II SMP meninggaldalam kejadian itu, sementara lima oranglainnya bisa diselamatkan.Dari sekian banyak penyebab kematiandalam tragedi ini, yang terasa paling piluadalah ketika beberapa korban yangdiperkirakan masih bertahan di dalamreruntuhan bangunan pascagempa namun akhirnya meninggal karena terlambat pertolongan. Ketika itu, pergerakan petugas evakuasi memang terbatas,karena ketika malam tiba, Kota Padanggelap gulita karena aliran listrik terputus.dan lainnya, juga diperkirakan menelanbeberapa korban akibat terlambatnyapertolongan.Besarnya kekuatan gempa, membuatwarga sempat sangat panik karena takutakan terjadinya gelombang tsunami.“Karena takut tsunami, banyak wargayang mencoba menyelamatkan diri dengan pergi ke tempat lebih tinggi, meninggalkan rumahnya. Kami masih belummendapat laporan berapa banyak korbanyang meninggal,” kata Gubernur Sumatera Barat Gamawan Fauzi yang ketikakejadian sedang berada di Jakarta.Elda Gusneri, mahasiswa Kimia UNPmisalnya, mengaku, setelah gempa, airtiba-tiba keluar di halaman rumahnyaDIBANTU: Penduduk desa membawa bahan pangan yang disalurkan oleh Samaritan’s PurseInternational Aid, US AID, dan tentara Amerika di Koto Tinggi, sebelah utara Padang
                                
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23