Page 21 - Majalah Berita Indonesia Edisi 71
P. 21
BERITAINDONESIA, Oktober 2009 21BERITA UTAMAHingga hari kedua setelah gempa (Kamis 1/10) korban tertimbun di beberapalokasi di Kota Padang diperkirakan masihbanyak yang hidup, namun karena prosesevakuasi mengalami kendala akibat tidakadanya alat pemotong beton dan kurangnya alat berat, evakuasi pun jadilambat. Kepala Bidang Operasi SatuanPolisi Pamong Praja Sumatera Barat ZulAliman mengakui hal tersebut.Dia mengatakan, banyak korban tertimpa beton-beton bangunan besar. Karenaitu, diperlukan alat berat untuk menyingkirkan bongkahan tembok dan betonbangunan itu. “Kami khawatir bangunanyang sudah rusak parah justru akan robohmenimpa petugas. Sementara alat beratyang ada terbatas jumlahnya. Memindahkan alat berat dari satu lokasi ke lokasilain di tengah kota juga sulit,” kata Zul.Karena kurangnya alat tersebut, petugas evakuasi yang terdiri dari polisi, TNI,dan satuan polisi pamong praja pun tidakbisa berbuat banyak menyelamatkankorban yang tertimpa reruntuhan gedung.Akibat keterlambatan pertolongan itu,korban pun diduga akhirnya meninggaldunia. Hal tersebut dibuktikan denganmasih ditemukannya beberapa orangkorban yang masih hidup walau sudahpuluhan jam terjepit di bawah reruntuhan. Frisca Juliana (22) misalnya, diaadalah korban gempa tertimbun reruntuhan di Hotel Ambacang, yang dievakuasi dalam keadaan hidup. Dia terimpitreruntuhan beton lebih kurang selama 18jam.Persis dua pekan setelah terjadinyagempa, BNPB pun akhirnya memutuskanmenghentikan pencarian korban. Penanggulangan kemudian akan difokuskan padapenanganan medis dan pemulihan pascagempa. Padahal di beberapa wilayah,seperti di Desa Nagarai, KecamatanTandikek, diperkirakan masih banyakkorban yang terkubur.Di sinilah perasaan seakan dipermainkan kembali. Keluarga korban meninggal pasti berharap, jika tidak bisamenemukan keluarganya dalam keadaanhidup, setidaknya bisa melihat sejenakwajah keluarganya sebelum dikebumikan.Pengalaman gempa di Sumatera Baratini kiranya bisa meninggalkan hikmatbuat bangsa ini, bagaimana seharusnyaberadaptasi dengan lingkungan danmempersiapkan keperluan evakuasisebelum gempa terjadi. Sehingga jikagempa terjadi lagi, korban pun bisadiminimalisir. MS, BHS, RIETahun 1815: Gunung Tambora meletus, Kepulauan Sunda. Korban 92.000 orang.26 Agustus 1883: Gunung Krakatau meletusyang diikuti tsunami. Korban 36.417 orang.30 September 1899: Gempa di Laut Banda/Ambon dengan kekuatan 7,8 SR. Korbanmeninggal 3.280 orang.19 Mei 1919: Gunung Kelud meletus. Korban5.115 orang.24 Januari 1965: Tsunami wilayah Seram(Maluku) dengan tinggi gelombang 4 meter,korban tewas 71 orang.14 Agustus 1968: Tsunami Tambu (SulawesiTengah) dengan tinggi gelombang 10 meteryang menewaskan 392 orang.23 Febuari 1969: Tsunami Majene (SulawesiSelatan) dengan tinggi gelombang 10 meter,meninggal 64 orang.26 Juni 1976: Papua dengan kekuatan 7,1 SR.Menelan korban 9.000 orang.19 Agustus 1977: Tsunami di Pesisir Sumba(Nusa Tenggara Timur), dengan tinggigelombang 15 meter. Meninggal 316 orang.19 Agustus 1977: Kepulauan Sunda 8,0 SR.Korban meninggal 189 orang.12 Desember 1992: Tsunami Ende, Flores (NusaTenggara Timur) dengan tinggi gelombang 26meter. Dengan kekuatan gempa 7,9 SR.Meninggal 2.500 orang.2 Juni 1994: Tsunami Banyuwangi (Jawa Timur)dengan tinggi gelombang 14 meter, menewaskan 238 orang.1 Januari 1996: Tsunami Palu (SulawesiTengah) dengan tinggi gelombang 6 meter.Menewaskan 9 orang.17 Februari 1996: Tsunami Biak (Papua) dengantinggi gelombang 12 meter, korban meninggal160 orang.28 November 1998: Tsunami Taliabu (MalukuUtara) dengan tinggi gelombang 3 meter.Korban yang meninggal 34 orang.4 Mei 2000: Tsunami Banggai (Sulawesi Tengah)dengan tinggi gelombang 3 meter. Danmenewaskan 50 orang.4 Mei 2000: Gempa bumi Sulawesi Tengah, 6,5SR. Korban 386 orang.27 Mei 2006: Gempa bumi tektonik DI Yogyakarta dan sekitarnya, 5,9 SR. Korban yangmeninggal 6.223 orang.4 Juni 2000: Gempa Bengkulu, 7,3 SR. Korbanmeninggal 93 orang.26 Desember 2004: Tsunami Aceh dan SumatraUtara dengan tinggi gelombang 35 meter.Dengan kekuatan 9.1 SR. Menewaskan220.000 orang di Aceh dan Nias.17 Juli 2004: Tsunami Pangandaran, PantaiSelatan Jawa. Korban meninggal lebih 341orang.12 November 2004: Gempa Laut Flores, 6,4 SR,korban meninggal 33 orang.26 November 2004: Gempa di KabupatenNabire, Prov. Papua, 6,5 SR. Korban meninggal 28 orang.13 September 2007: Gempa di tiga daerah,Padang, Bengkulu, Jambi, 7,7 SR dengankorban meninggal 10 orang.17 November 2008: Sulawesi Tengah, 7,7 SR.Korban meninggal 4 orang.4 Januari 2009: Manokwari Papua Barat, 7,2 SR.Korban meninggal 2 orang.2 September 2009: Gempa Tasikmalaya, 7,3SR. Korban meninggal 77 orang.30 September 2009: Gempa Sumatra Barat, 7,6SR. Korban meninggal 807 orang.1 Oktober 2009: Bengkulu, Jambi dengankekuatan 7,0 SR. Korban meninggal 2 orang.(pusdat BeritaIndonesia)Negeri Seribu BencanaPUING: Para penduduk mengumpulkan barang-barang yang masih bisa digunakan dari antarareruntuhan rumahnya