Page 24 - Majalah Berita Indonesia Edisi 71
P. 24


                                    24 BERITAINDONESIA, Oktober 2009BERITA UTAMAdisitulah dapat menghasilkan tsunamiseperti yang terjadi di Aceh dan Nias,Sumatera Utara.Data Direktorat Vulkanologi dan MitigasiBencana Geologi (DVMBG) DepartemenEnergi dan Sumber Daya Mineralmenunjukan bahwa ada 28 wilayah di Indonesia yang dinyatakan rawan gempa dantsunami. Di antaranya NAD, SumateraUtara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jateng dan DIY bagianSelatan, Jawa Timur bagian Selatan, Bali,Nusa Tenggara Barat dan Nusa TenggaraTimur. Kemudian Sulawesi Utara, SulawesiTenggara, Sulawesi Selatan, Maluku Utara,Maluku Selatan, Biak, Yapen dan Fak-Fakdi Papua, serta Balikpapan di KalimantanTimur. Namun secara umum, Pulau Kalimantan relatif aman karena jaraknya yangagak jauh dari daerah pertemuan antarlempeng, sedangkan daerah yang palingrawan adalah pantai barat Sumatera,selatan Jawa, selatan Nusa TenggaraTimur, utara Papua, dan Sulawesi.Gempa berkekuatan 7,6 SR (menurutBMKG-Badan Meteorologi Klimatologidan Geofisika) yang memorakporandakanKota Padang dan Pariaman yang getarannya terasa hingga Kuala Lumpur danSingapura, Rabu 30 September 2009 lalu,menurut para ahli adalah akibat gempatektonik dari pergerakan lempeng dantumbukan antara lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia.Namun menurut pakar gempa dariLembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia(LIPI) Dr Danny Hilman Natawidjaya,gempa itu tidak berpusat di zona subduksilempeng tektonik Indo-Australia danEurasia. Kemungkinan, menurut Dannyseperti diuraikan di harian Kompas (1/10/09), pusat gempa di Padang terjadi diujung patahan jauh di bawah dasar laut.Hal itu dikatakannya karena gempa yangterjadi tidak sampai memicu tsunami. Halitu menurutnya karena pergerakannyadominan horisontal, tidak vertikal, danlepasnya lebih dalam. Kalaupun ada,seperti dilaporkan, tsunami-nya kecil,yakni sekitar 20 centimeter, yang terukurdi pantai barat Padang.Ancaman LainSetelah gempa Padang 30 September2009, pertanyaan yang masih mengganjalberikutnya adalah bagaimana denganzona subduksi di kawasan Mentawai yangsampai sekarang belum juga pecah. Paraahli geologi memberi aba-aba, ketikaPadang diguncang bencana, sebenarnyayang harus dibaca adalah ancaman gempayang lebih besar, yaitu ancaman gempadari zona subduksi di kawasan Mentawai.Segmen Mentawai merupakan bagian darisistem kegempaan di barat Sumatera yangterbagi dalam empat segmen utama(Simelue, Nias, Mentawai, Enggano).Menurut guru besar dan ahli gempa dariITB Sri Widiyantoro, gempa Padangberpotensi memicu potensi gempa besaryang ada di jalur tersebut. Tetapi, diamengaku tidak tahu apakah itu sudahcukup besar untuk membuat zona diMentawai bergerak. Jangka waktunya punmenurutnya tidak diketahui. Bisa beberapa bulan atau beberapa tahun.Lebih lanjut mengenai zona ini, menurut ahli lainnya, panjang jalur kawasanMentawai yang belum melepaskan energiitu sekitar 300-400 kilometer, mulai dariPulau Siberut, Pulau Sipora, sampai kePulau Bagai Utara dan Bagai Selatan.Masih terkait dengan hal itu, beberapapeneliti mengakui terus fokus mengantisipasi dampak kegempaan di zonasubduksi segmen Mentawai yang sudahmengumpulkan energi sangat besar untukdilepaskan dan paling rawan menimbulkan tsunami itu. Danny Hilman dari LIPImisalnya mengatakan, segmen kegempaan Mentawai perlu mendapat perhatiansetelah gempa Padang. Sebab, sumbergempa tersebut berada di tepi baratsegmen Mentawai atau yang disebutmegathrust yang terbentang dari PulauSiberut hingga Pulau Pagai.Penelitian LIPI di Kepulauan Mentawaimenunjukkan, tahun 1650 pernah terjadigempa di atas 8 SR di Pulau Siberut.Tahun 1797 dan 1883 gempa berskalasama kembali muncul di daerah itu. Sejak10 tahun terakhir, gempa di segmenMentawai bertalu-talu. “Munculnyagempa terakhir di Padang, bisa mengusiksegmen Mentawai yang tidur, hinggamenimbulkan tsunami,” kata Danny.Dia juga menambahkan, gempa-gempadi kepulauan di barat Sumatera ituperiode pengulangannya sekitar 200-300tahun. Hal ini akibat efek penunjamandari lempeng Indo-Australia yang menekan ujung lempeng Eurasia di bawahbagian barat sesar Semangko hingga kekepulauan di pesisir Sumatera.Bebatuan di ujung lempeng pada suatuwaktu akan melenting karena tidak mampu lagi menahan tekanan itu. Hal iniditandai dengan gempa besar, pergeseranposisi daratan di segmen itu, dan menjauhnya pulau dari daratan beberapameter dari posisi semula.Beberapa pantai yang tidak memilikikarakateristik zona kegempaan tinggi, kinimengalami gejala-gejala gerakan tanahyang semakin intensif akibat resonansidan responsif energi seismik gempasemakin menekan daerah yang tadinyastabil, yaitu di sekitar pantai TimurSumatera, daerah Selatan dan Utara LautJawa, serta Pantai Timur KalimantanBarat.Semakin ke timur, seperti dirilis harianSindo (5/12/2007), potensi gempa semakin besar. Di Pulau Jawa, diperkirakanterletak mulai Majalengka, Kuningan,Bandung, hingga Pelabuhan Ratu. Kemudian, Cianjur, wilayah selatan Semarang,membujur hingga ke Tegal. Sedangkan diIndonesia Timur, beberapa wilayah yangrawan gempa dan tsunami antara lainadalah Irian dan Maluku. Dimana potensibahaya gempa dan tsunaminya dua kalilebih tinggi dibandingkan Sumatera.Pascagempa Padang, ancaman lainyang mengintai sebagai efek dari gempaitu adalah tanah longsor dan ambles. Halini terjadi di daerah perbukitan karenaberkurangnya tutupan lahan yang diakibatkan berkurangnya areal hutan dikawasan lereng. Daerah-daerah seperti ituakan mudah tererosi dan longsor bilahujan terjadi. Longsor terjadi apalagi saatperalihan dari musim kemarau ke musimhujan, terutama di daerah berjenis tanahyang mudah lepas. Ketika terguyur hujanterus-menerus, ikatan yang melemah ituakan putus karena menanggung beban airdi pori-porinya. Putusnya ikatan itulahyang membuat longsor.Ancaman longsor menjadi makin besarketika di lereng yang rapuh itu bertenggerbangunan, apalagi ketika diguncanggempa. Selain longsor, amblesnya permukaan juga dapat terjadi di daerah yangditerjang gempa. Teorinya, akibat gempa,sumber air di bawah tanah akan teradukhingga terjadi likuifaksi atau pelembekantanah. Tanah yang mengalami pembebanan tinggi dan berongga pun akanmudah ambles.Selain itu, ancaman lain yang palingmembahayakan adalah Patahan Lembangyang berada di Kota Bandung. Sepertidikutip Kompas.com (6/10/09) PatahanLembang yang berada di utara KotaBandung akhir-akhir ini menjadi pusatperhatian dan kajian sains, baik oleh LIPImaupun BMKG Bandung karena sesaryang diyakini masih aktif ini menyimpanancaman besar akan gempa.foto: daylife.comMekanisme pergeseran lempeng
                                
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28