Page 29 - Majalah Berita Indonesia Edisi 71
P. 29
BERITAINDONESIA, 10 Agustus 2006 29kota-kota lain di seluruh Nusantara.Syaykh memberi gambaran bagaimanamenyebar departemen ke berbagai daerah, atau ke beberapa pulau-pulau besar,yang diatur sedemikian rupa. Selainmempertimbangkan penyebaran dan pemerataan, juga perlu pertimbangan sesuaipotensi atau keunggulan komparatifnya.Hanya sekadar pemisalan, kata SyaykhPanji Gumilang, seperti di Surabaya,misalnya, departemen apa yang palingcocok. Mungkin Departemen Perindustrian dan/atau Kementerian NegaraBUMN. Atau di Medan DepartemenPerdagangan, supaya lebih dekat denganSingapura dan Batam.Menurut Syaykh, dulu kalau tidak salah, mengapa instansi pemerintahan dipusatkan di Batavia (Jakarta saat ini),karena pemerintahan Belanda menginginkan kontrol yang cepat.“Maklum karena sarana telekomunikasinya saat itu juga masih terbatas.Sarana telekomunikasi itu baru ada setelah gempa Krakatau 1918. Ketika itubaru selesai dibangun telepon kabel dalamlaut, lalu ada peristiwa gempa. Sehinggakejadian itu, konon, sudah bisa diinformasikan ke Netherland. Jadi pada awaldioperasikan sambungan telepon itu, adaletusan Karakatau,” jelas Syaykh AlZaytun.Sentra Bisnis pun Akan MerataMenurut Syaykh Al-Zaytun, jika departemen-departemen disebar ke berbagaidaerah, otomatis pusat kegiatan bisnispun akan ikut berubah. “Kalau sudahbegitu, bisnis akan berubah, sentra bisnisitu akan merata di berbagai tempat.Jadi mulai dari instansi pemerintah?“Iya, mulai dari instansi pemerintah,terutama departemen. Mungkin juga(apabila mungkin), dalam Undang-Undang Dasar ditetapkan bahwa depertemen-departemen atau kementerian itutidak harus di Jakarta,” jelasnya.Sepertinya, kata Syaykh, kalau begituakan terakselerasi adanya pemerataan.Paling tidak pegawai-pegawai yang ada didepartemen itu tidak numpuk di Jakarta.Kemudian nanti arus kendaraan atau arustransportasi itu akan selalu terisi hilirmudik setiap hari.Tidak seperti kondisi hari ini, adanyamudik saja atau hilir saja (arus balikmudik) gitu, tumpah dari satu arah, satuarus, satu lajur. Sehingga terjadi kemacetan. Sementara lajur atau arus sebaliknya sepi. Jika ada arus hilir-mudik, keduaBERITA KHASilustrasi: dendy BERITAINDONESIA, Oktober 2009 29