Page 37 - Majalah Berita Indonesia Edisi 71
P. 37


                                    BERITAINDONESIA, Oktober 2009 37LENTERAmenuju perubahan dan perbaikannya,bila pemeluknya cenderung kepadaaspek kemanusiaan.Beragama semestinya berfungsi untukmempertahankan dan memperkuat rasasolidaritas dan kewajiban sosial, dalammasyarakat yang memegang fungsi ini,maka fungsi agama tersebut dapatsecara nyata ditegakkan.Agama memungkinkan manusiamelakukan hal-hal besar yang mampudilakukannya, dan ia menyebabkanorang dapat melakukan sesuatu yangtidak dapat dilakukan oleh orang lain, iamemberikan kepadanya kedamaian,kebahagiaan, dan keharmonisan.Namun bila seseorang kehilanganpemaknaan yang hakiki dan sikaptoleransi, agama juga dapatmendatangkan akibat-akibat lain,berupa timbulnya berbagai konflikdengan kelompok-kelompok masyarakatlainnya, juga dapat membendungberbagai kemajuan yang berdasarpengalaman maupun ilmu pengetahuan.Dialog SehatUntuk mewujudkan cita-citapersatuan yang ideal, dan memperkecilhambatan-hambatannya, makadiperlukan dialog sehat antar sesamawarga bangsa yang majemuk ini.Manusia yang menyendiri sajalah yangakan kehilangan kesempatan untukberdialog, sekaligus kehilangankesempatan untuk bermasyarakat. Danketika manusia membentuk masyarakat,maka dialog itu akan terjadi dengansendirinya.Hubungan antar umat beragama padaera ini, ditandai dengan apa yangdisebut dialog. Dialog berartipercakapan tentang hal-hal esensial daneksistensial. Indonesia yangmasyarakatnya beraneka ragam dandengan latar belakang yang berbedabeda, sangat disadari akan pentingnyaarti dan fungsi dialog itu.Kita pahami dari berbagaidokumentasi dialog-dialog antaragamatelah terselenggara, sejak masa-masalalu dalam waktu dan proses yangpanjang, dengan harapan dapat meraihhasil dialog yang signifikan. Walaudalam kenyataan masih belum dapatdiraih seperti yang diidam-idamkan itu.Khususnya di Indonesia, konflik sosialyang diatasnamakan agama masihsering kali terjadi. Juga masih terdapatkecenderungan pemeluk agama yangbelum bisa menerima keberadaanpemeluk lainnya. Itulah yangmendorong bahwa dialog masihmemerlukan daya upaya yang seriusagar cita-cita persatuan dankebersamaan dalam kebhinekaan dapatterwujud.Daya upaya dialog keagamaan/antaragama, di dalam masyarakatIndonesia semestinya terwujud polakegiatan yang menyeluruh, maknanyadialog tersebut bukan hanyadilaksanakan oleh elit-elit tertentu, yangkesannya berlangsung elitis. Namun,harus dibiasakan pelaku maupunpartisipan dialog justru dari lapisanmasyarakat kebanyakan/umum.Sehingga apa yang dihasilkan dari dialogkata-kata, dapat diwujudkan dalampraktik perbuatan oleh lapisan palingbawah masyarakat secara menyeluruh.Dari Lisan al-Maqal Menjadi Lisan al-HalSekecil apapun kita hari ini adalahwujud sebuah komunitas, kata orangkomunitas pesantren, biasanyakomunitas pesantren itu memilikipotensi untuk mewakili masyarakatmuslim. Sejak menjelang berdiri, kitatelah sepakat untuk menetapkan suatuKredo, sebagai pernyataan keyakinandan tuntunan keyakinan bermasyarakatmajemuk, yakni: Pusat PendidikanPengembangan Budaya Toleransi danPerdamaian. Kredo ini kita yakini,seiring dengan tadabbur kita padasejarah, yakni Piagam Madinah yangdikembangkan oleh Nabi MuhammadS.A.W, dalam interaksi baginda denganpenghuni masyarakat majemuk yakniMadinah/Yatsrib. Dengan kredotersebut kita membangun karakter, dankarakter kita adalah kredo kita, yangmerupakan akar budaya yang kitakembangkan menjadi suatu kearifanlokal.Kredo yang kita gariskan tidakmengenal batas waktu, sebab apa yangkita pilih dan tetapkan adalah kredoyang seiring dan sejalan dengan cita-citakeagamaan, ketakwaan, dan kenegaraankita. Ukuran keberhasilannya pun, tidaksemudah mengukur jarak dan isi suaturuang. Namun, sebagai orang dankomunitas yang meyakininya,perumpamaan ukuran untuk itu adalah:Penanam Pohon, selambat apapun buahhasil yang diidam-idamkan tatkala kitamenanam dan memeliharanya,rindangnya tanaman itu sudah dapatmembawa teduh bagi sekitarnya, dankita dapat berteduh sekadar melepaskanterik panas yang menerpa.Kita merasa sedikit lega, sebagaikomunitas, bersama-sama dengankomunitas lainnya dapat ikut menanambenih budaya kehidupan Toleransi danPerdamaian, dan terusmenumbuhsuburkannya melaluipendidikan, sekalipun sangat kecil danbelum berarti banyak, namun usaha ituadalah bentuk dialog lisan al-hal,katakanlah kredo yang terpampangdalam bentuk tulis adalah merupakandialog kata-kata, sedangkan sikap dankarakter yang kita hasilkan dari dialogkata merupakan dialog karya. Dialog alhal atau dialog karya itulah yangseharusnya kita perbanyak dalamlangkah kita hari ini dan ke depan.Tantangan dalam Menempuh Cita-CitaKekerasan tabiat manusia bukankarena alam lingkungannya, sikap tidaktoleran juga bukan ditentukan olehgenetika seseorang. Sesungguhnya rasacuriga yang berlebihan, rasa takut, danilustrasi: dendy
                                
   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41