Page 45 - Majalah Berita Indonesia Edisi 73
P. 45


                                    BERITAINDONESIA, Januari 2010 45Wawancara Syaykh AS Panji GumilangKebebasan Sudah Kita MilikiSetelah lebih sepuluh tahun reformasi, menurut Syaykh ASPanji Gumilang, bangsa ini telah mendapatkan nilaikebebasan. Tinggal nanti kita bersama-sama (bangsa),membuat fakta sosial. Sehingga fakta sosial itulah nantiyang mengerem kebebasan kita, bukan kita sendiri, tapifakta sosial. Artinya, apa yang kita buat, kesepakatana,b,c,d, sepakat, ketuk palu, nah itulah nanti yangmembatasi.embangunan demokrasi dangood governance, menjadi topikketiga dalam Wawancara TokohIndonesia.com dan Majalah Berita Indonesia dengan Syaykh PanjiGumilang. Di bidang demokrasi, kita sudah ada kemajuan dari yang tidak mengenal memilih presiden secara langsung,menjadi mengenal. Kemudian kalaudianggap benar memilih bupati, langsung.Walaupun Syaykh berpandangan bahwapemilihan gubernur dan bupati itu tidakharus dilakukan secara langsung, karenaUUD 1945 hasil amandemen hanya mengamanatkan dipilih secara demokratis.Jadi bisa saja dipilih oleh DPRD.Sebab pemilihan kepala daerah langsung itu juga menghabiskan dana besardan boros. Bahkan memunculkan pikiranbreak even point-kah atau tidak? Jadikalau pemilu atau pilkada terutamamisalnya sudah melakukan politik uang,bagaimana si bupati atau gubernurnyatidak melakukan korupsi? “Itulah makanya, tidak terjadi keseimbangan moralkalau sudah seperti itu yang dilakukan. Itu‘kan namanya jual beli. Orang jual beli ituatau orang dagang berpikir, break evenpoint (BEP). Iya, kadang-kadang macammacam yang dilakukan. Kalau sudahmelewati batas, itu apa namanya?Berikut ini petikan wawancara denganSyaykh Panji Gumilang perihal pembangunan demokrasi.Selanjutnya, mengenai pembangunan demokrasi Indonesia yangsudah 10 tahun memasuki fase yangsangat demokratis bahkan euforiasetelah reformasi. Kalau Syaykhmelihatnya kemajuan apa yangdicapai Indonesia dalam prosesreformasi dengan euforia yangsedemikan rupa?Kalau saya menilai dalam bentuk positifthinking bahwa kemajuan bangsa ini, satuada nilai kebebasan yang didapatkan. Ituyang mahal. Jadi nilai kebebasan darisegala lapisan. Adapun umpama itudikatakan euforia dan lain sebagainya,tinggal meletakkan, itu wajar, kesepakatan bersama yang berbentuk undangundang. Tapi nilai kebebasan itu sudahdimiliki. Itu positif thinking-nya.Ada pun perubahan-perubahan yangkita kaget-kaget sedikit, sikap-sikap yangmengejutkan, itu mungkin masih dalambatas kewajaran. Karena, apa? Terlalulama belum bebas. Sehingga sudah memiliki kebebasan tapi belum menganggapitu bebas. Nah, sekarang mungkin sudahmerasa. Rasa terlalu bebas itu tumbuhdari dinamika berpikir masyarakat itusendiri. Dan sekarang mulai menyimpulkan, kebebasan yang dia miliki. Wah,saya koq terlalu bebas, ini koq terlalubegini. Nah, dinamika bangsa itu sepertibegitu. Maka, kalau diberi kebebasanjangan dipotong lagi kebebasan itu.Jadi, bangsa ini sudah memilikikebebasan, itu salah satu kemajuanyang dicapai. Hal lain?Itu yang paling inti. Tinggal nanti kitabersama-sama, bangsa membuat faktasosial. Sehingga fakta sosial itulah nantiyang mengerem kebebasan kita, bukankita sendiri, tapi fakta sosial. Artinya, apayang kita buat, kesepakatan a,b,c,d,sepakat, ketuk palu, nah itulah nanti yangmembatasi.Dalam suatu aturan main?Ya, aturan main.Dan itu berkaitan dengan prosesdemokratisasi dan dalam 10 tahunbagaimana Syaykh melihat prosesdemokratisasi itu?O, ya. Sangat berkaitan. Itupun sudah adakemajuan dari yang tidak mengenal,memilih presiden secara langsung, mengenal. Kemudian kalau dianggap benarmemilih bupati, langsung. Jadi mengenal,kalau itu dianggap benar. Akan adapengenalan-pengenalan itu, tapi ‘kandinamik, tidak statis. Dan tidak boleh itudikatakan gagal atau berhasil.Tapi suatu proses dan sudah memasuki fase pengenalan yang akannanti masuk pada fase berikutnya?Iya, pada fase pilihan yang pasti.Kemudian pemilu sudah berlangsung, baik legislatif maupun presiden. Dan berjalan dengan baik darirakyatnya sendiri. Tapi kelihatanPBERITA WAWANCARAfoto: dok.berindo
                                
   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49