Page 47 - Majalah Berita Indonesia Edisi 73
P. 47
BERITAINDONESIA, Januari 2010 47BERITA WAWANCARApencuri mencuri, itu semua orangsudah tahu?Sudah wajar.Berlagak pendeta atau ustad, tapimalah mencuri! Bagaimana pandangan Syaykh tentang saling periksa ini, orang yang sebenarnyaditugaskan untuk memberantaskoruspi, tapi malah saling tuduhdan saling periksa?Ya itu tadi, moral. Jadi harus ada pendalaman moral masing-masing. Inilahyang kembali kepada nilai-nilai dasarterus dikumandangkan, karena masihseperti itu.Dalam proses supaya kita yakinlembaga ini memberantas korupsi,itu diawali dari proses seleksi orang-orangnya. Bagaimana menurutSyaykh seleksi ini seharusnya dilakukan?Yang satu, punya integritas yang jelas.Setelah integritas yang jelas, punyapengalaman untuk masuk ke dalam prosesmengetahui bahwa itu berbuat atau tidakberbuat. Terus tadi karena integritas diriitu termasuk moral yang mumpuni itu.Terus mempunyai kemampuan untukmembuktikan, ditetapkan oleh pilihan.Pilihan oleh, biasanya ’kan DPR.Sesudah ada tim seleksi, diserahkanke DPR untuk uji kelayakannya danmemilih?Itu sesungguhnya teknis-teknis yangseperti itu penting tidak penting. Tapiyang paling penting, manusia yang tampilitu, ya, punya integritas dan moralitasyang utuh.Atau, DPR itu sebuah lembaga politik dan apakah proses memilih ituterpengaruh, karena mereka jugapelaku korupsi gitu ya?Kan tidak semua. Ya, tapi buktinya kandikontrol oleh lembaga KPK. Bagus itu.Jadi kalau masih dalam pembelajaran, itusegala macam masih mungkin terjadi.Atau perlu dicari cara lain. MenurutSyaykh bagaimana cara menyeleksi?Ini yang agak sulit memberikan jawaban.Karena semua sudah ditempuh dan kitarasakan semua baik oleh semua lingkungan pada waktu pemilihan itu, dikatakan baik cara itu. Tapi masih juga adakesalahan. Jadi individu dalam memegang sesuatu itu goncang.Jadi, jangan-jangan nanti KPK inimenjadi begitu, lumpuh?Terus siapa nanti yang memberantaskorupsi. Kalau ada nada seperti itu, ya kitabertanya, lantas siapa? Dulu kan nggakada, terus diadakan, terus dianggap nggakperlu.Ya, karena mereka juga korupsi?Ya, mestinya dipertahankan, diperbaiki.Kalau tidak ada undang-undang yangmendukung, ya dibuat undang-undang.Kalau ada lembaga yang tertinggi, itu ‘kanundang-undang. Nanti buat undangundang lagi bahwa KPK ini tertinggi, bisaberbuat apa, lagi.Masih perihal demokrasi, banyakjuga pendapat mengenai pemilihanbupati dan gubernur. Karena ratarata setiap empat hari ada pemilihan di Indonesia, baik bupati ataugubernur. Ada pendapat agar pemilihan bupati dan gubernur dilakukan oleh DPRD sajalah, nggak usahpemilihan langsung. Kalau Syaykhsendiri bagaimana pandangannya?Harus kembali ke Undang-Undang Dasar.Ada nggak Undang-Undang Dasar yangbupati atau gubernur itu dipilih langsung.Sepengetahuan saya dalam UndangUndang Dasar yang dipilih langsung ituanggota legislatif kemudian presiden.Kalau kepala daerah, baik tingkat Imaupun II itu, dipilih secara demokratis,itu saja. Jadi kalau ada yang mengatakandipilih oleh anggota DPRD itu jugademokratis. Karena DPRD-nya sudah diseleksi. Nah kalau pertimbangannyasegala macam tadi itu, relatif. Tapi kalauUndang-Undang Dasar jelas tidak mengatakan dipilih langsung.Salah satu dari lingkaran masalah,mengenai Undang-Undang Dasar,bagaimana menurut pendapatSyaykh tentang amandemenamandemen yang bisa balik-baliklagi?Sekarang kita masih memegang pada yangada. Jadi jangan berpikir yang akandiubah, akan diubah. Yang ada itu, sepertibegitu. Dulu kan juga Undang-UndangDasar 1945, sekian panjang tahun tidakpernah diubah, takkala ada omongansedikit mau mengubah, kan nggak tahanitu orangnya. Nah sekarang sudah berjalan seperti ini dengan perubahan,seperti itu, konteks dengan pilihan kepaladaerah tadi, itu satu klausul pun tidak adayang mengatakan kepala daerah dipilihlangsung, ngak ada. Jadi wajar-wajar saja,kalau ada yang berpendapat dipilih olehDPRD I atau DPRD II, wajar.Menurut Syaykh sendiri, mana yangdipilih, apakah dipilih langsungatau oleh DPRD?ntut agar korupsi dalam bentuk apapun dihentikanSyaykh AS Panji Gumilang (kanan) sedang diwawancarai pemimpin redaksi Berita Indonesia,Drs.Ch Robin Simanullang