Page 46 - Majalah Berita Indonesia Edisi 73
P. 46


                                    46 BERITAINDONESIA, Januari 2010BERITA WAWANCARAnya KPU-nya disimpulkan tidakprofesional oleh Mahkamah Konstitusi, sebuah lembaga negara yangberkompeten untuk memberi penilaian. Mengamati jalan pemilu itu,sebagai salah satu bagian dari proses demokrasi itu tadi yang baru kita alami ini, apa pandanganSyaykh?Satu, sudah selamat selesai. Tidak banyakgoncangan. Yang menang disetujui, yangkalah mengakui. Itu ‘kan nilai akhir.Adapun dalam proses terjadi a,b,c,d, itunamanya diplomasi demokrasi, tapiujungnya yang kalah mengakui kemenangan yang menang. Kemudian yangmenang juga menyampaikan terimakasihpada yang kalah karena kekalahan ituadalah dukungan kemenangannya. Kemudian masih mengajak kerjasama diseluruh lapisan. Ini dalam pandanganpositif itu ‘kan selesai. Adapun panitianyadianggap tidak profesional dan sebagainya, kalau yang menganggap lembagaresmi, ya sudah terserah.Kalau Syaykh sendiri?Nah, saya tidak terlalu mendalami, haha…Kemudian ada anggapan prosesdemokratisasi kita ini, belum membangun kesadaran berdemokrasi,sudah melaksanakan tapi tidakmenanamkan kesadaran berdemokrasi, sehingga dinilai karena biayanya besar, malah dianggap boros. Disamping itu, kesadaran berdemokrasi itu tidak terbangun sedemikian rupa, karena banyaknya politik uang. Bagaimana Syaykh melihat ini?Sesungguhnya demokrasi di Indonesia iniberjalan. Dan politik uang itu sesungguhnya juga bukan dari rakyat. Artinya,rakyat itu bisa jadi minta uang karenamemang dikasih. Yang tadinya rakyattidak minta, juga dikasih, maka terbiasa.Jadi sesungguhnya ini efek dari segalapihak.Jadi justru kesadaran berdemokrasi di kalangan elit yang buruk?Mungkin seperti itu, jawabannya. Karenaapa? Rakyat itu dikasih ya memilih, nggakdikasih ya memilih juga. Jadi bukanpolitik uang sesungguhnya itu. ‘Kemampuan’ untuk berpolitik tidak terlalutinggi. Kalau rakyat sudah milih siapa. Yananti, pada waktunya semua akan memilih. Nah, sekarang kamu dikasih, siapayang menolak? Kalau nggak dikasih,nggak apa. Nggak apa pun kalau nggakdikasih.Oh, itu berarti rakyat sudah punyakesadaran?Nah itu, sekarang tinggal yang mengasihini koq mau ngasih. Karena takut bertarung. Berarti belum percaya diri. Tapirakyat tidak menyaratkan.Tapi, menurut Syaykh, kalau politikuang ini masih berlanjut dalampemilu-pemilu yang akan datang,bagaimana kita mau membangunnegara ini menjadi sebuah negarademokrasi yang memang sungguhsungguh demokratis?Tapi ‘kan tidak bisa serta merta. Ya,mungkin sekarang, peserta politikusnyaatau praktisi-praktisi politik yang akanmenjadi anggota itu belum terlalu percayadiri. Atau partai-partai politik juga belumterlalu percaya diri. Suatu saat akantumbuh generasi-generasi baru.Apa yang harus dilakukan kira-kirauntuk memotong atau paling tidakmengurangi itu?Dipotong, ya tidak mungkin dipotong.Jadi nanti akan ada generasi yang mengisilembaga politik itu, baik itu partai apalagiitu namanya pemimpin yang kesadarannya meningkat. Kemudian memberikandidikan kepada konstituen politiknya.Sekarang ‘kan belum ada itu, partaimendidik konstituennya. Atau partai yangmendidik anggota partainya. Itu belumada.Jadi nanti kalau itu sudah ada, adakaderisasi partai, ada informasi-informasiyang rutin dari partai kepada anggotanya.Ada pembinaan-pembinaan secara ekonomi kepada anggotanya. Itu nggakterjadi. Ini belum dilakukan.Yang jelas dalam pandanganSyaykh, politik uang itu sangatmerusak demokrasi?Iya, kalau namanya membeli orang dengan harga tertentu, itu tidak etis, yangpertama. Jadi secara moral itu tidakterdukung. Kalau secara moral tidakterdukung, apa saja namanya itu. Jadiyang paling bagus itu, membangun kesadaran anggota partai. Tidak hanya padawaktu pemilu, tapi sepanjang masa.Mendidik lagi walaupun tidak ada sekolahannya gitu, tidak ada wujud unitsekolah itu. Nah itu terus, pendekatan.Jadi kampanye sepanjang masa.Jadi kalau pemilu atau pilkadaterutama misalnya sudah melakukan politik uang, bagaimana sibupati atau gubernurnya tidakmelakukan korupsi?Itulah makanya, tidak terjadi keseimbangan moral kalau sudah seperti itu yangdilakukan. Itu ‘kan namanya jual beli.Orang jual beli itu atau orang dagangberpikir, break even point (BEP). Iya,kadang-kadang macam-macam yangdilakukan. Kalau sudah melewati batas,itu apa namanya?Jadi kalau sudah bupati atau gubernur berpikir (BEP) bagaimanaya?Iya begitulah. Itu pasti, kalau memangmengeluarkan modal.Jadi proses demokrasi berbuntutjuga ke ekonomi dan penyelenggaraan pemerintahan yang tidakbenar. Itu mempersubur korupsi?Mempersubur tindakan yang tidak bermoral.Termasuk korupsi?Satu di antaranya. Tidak bermoral.Kalau melihat pemberantasan korupsi yang sudah berlangsung dalam beberapa tahun terakhir, kitaagak bersemangat adanya KPK.Kalau menurut Syaykh sendiri,sudah setingkat mana pemberantasan korupsi hari ini di Indonesia?Kalau yang sudah berjalan, ya kita katakantadi sudah menyemangatkan kita. Tapi‘kan belakangan ini saling periksa. Nggaktau itu bagus apa tidak, tapi saling periksa.Tatkala saling periksa, orang tidak bicaralagi memberantas korupsi, saya sedangdiperiksa. Jadi mempertahankan diriyang dipikirkan. Iya mandek.Tapi menurut Syaykh, seseorangyang diberi mandat dan sudah lebihdulu dinilai sebagai seorang pemberantas korupsi. Tapi justru melakukan korupsi, ibarat seorang pendetaatau ustad justru pelaku dosa yangterbesar gitu ya. Kalau seorangSejumlah mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa menunfoto-foto: dok. berindo
                                
   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50