Page 28 - Majalah Berita Indonesia Edisi 76
P. 28


                                    28 BERITAINDONESIA, 10 Agustus 2006 ilustrasi: dendyBERITA KHAS28 BERITAINDONESIA, Mei 2010 foto: vivanews.comTragedi Dua TanjungSiapa Yang Bertanggung Jawab?TPF harus mampu mengungkap dalang di balikkerusuhan yang melibatkan warga yang masih mudamuda dan menemukan siapa pembunuh tiga satpol.Tragedi Koja, Tanjung Priok yang terjadi pada 14April 2010, masih menyisakan keprihatinan kita semua. Tiga orang tewas dari Satpol PP, dan selebihnya 192 orang mengalami luka-luka. Kejadian inisekaligus mengundang tanya warga yang sedangmenonton televisi secara langsung- bentrok antaraSatpol PP dengan warga ketika hendak mengeksekusi makam Mbah Priok. “Pada kemana Polisi ya,sepertinya nggak kelihatan,” tanya salah satu warga.Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (KomnasHAM) bersama Palang Merah Indonesia (PMI) langsung membentuk tim investigasi-Tim Pencari Fakta(TPF) pasca rusuh. Setelah melakukan investigasi keberbagai instansi terkait, Walikota Jakarta Utara, Pemprov DKI, PT Pelindo, dan ahli waris makam MbahPriok serta beberapa organisasi kemasyarakatan(ormas), TPF menemukan indikasi pembiaran daripihak keamanan. “Ada indikasi dugaan pembiaran daripihak keamanan. Dalam hal ini polisi,” kata Ketua TPFLulung Lunggana. Lulung yang juga Wakil KetuaDPRD DKI menjelaskan tiga temuan fakta yaitu adanyakesalahan standar operasi prosedur (SOP) oleh Satpol PP dalam menegakkan perda. Potensi konflik tidakdiperhitungkan baik oleh intel Polri, dan pimpinanSatpol PP pemegang kendali operasi seharusnyamemerintahkan mundur pasukannya.Sementara pihak kepolisian juga dinilai tidak bereaksi cepat untuk menurunkan bantuan. Daripengakuan Walikota Jakarta Utara Bambang Sugiyono kepada TPF, pihaknya meminta KapolresKesatuan Pelaksana Pengamanan Pelabuhan (KP3)Tanjung Priok untuk meminta bantuan Kodam Jaya.Karena untuk meminta bantuan TNI hanya bisadilakukan polisi. Hal itu kemudian diteruskanKapolres KP3, menghubungi Kepala KepolisianDaerah Metro Jaya, Inspektur Jenderal Wahyono.Namun saat itu Kapolda mengatakan situasinyamasih kondusif dan aman. Padahal kondisi saat itubukan lagi sekadar penertiban, tapi sudah kerusuhan.Namun demikian, Polda Metro Jaya menyangkaltudingan itu, sengaja membiarkan terjadinya rusuhdi makam Mbah Priok. Polda juga turut mengirimkantim, bahkan 21 mobil polisi ikut menjadi amuk massadan 12 anggota polisi terluka.Seperti diketahui sebelum eksekusi dilakukan,Tim Pencari Fakta (TPF) harus bisa mengungkap dalang kerusuhan Tanjung Priok, Satpol PP perlu pendekatan kemanusiaan dalam operasinya, dan aparat penegak keamanan,polisi bisa bersikap netral tapi tidak mencari aman.ampaknya, sekelompok manusia Indonesia belakangan inisedang sensitif. Budaya Indonesia yang dikenal santun danramah itu seolah bersembunyi di baliksebongkah kekecewaan dan amarah.Akhirnya kekerasan tumpah ruah takterkendali.Kerusuhan ‘dua Tanjung’ di dua kotayang berbeda misalnya, membuat kitamesti melihat kembali ke dalam. Kerusuhan dibuka di Koja, Tanjung Priok,Jakarta pada Rabu 14 April 2010. Hanyaberselang delapan hari, kerusuhan terjadilagi di Tanjung Uncang, Batam, Kepulauan Riau, 22 April 2010.Bentrokan berdarah di Koja antaraaparat Satpol PP DKI Jakarta denganwarga yang menewaskan 3 aparat Satpol,192 orang luka-luka ini ditenggarai karenakurangnya komunikasi dengan pihak ahliwaris makam Mbah Priok. Namun tuduhan itu dibantah Wagub DKI Prijanto. Menurut Wagub, sebelum dilakukan penertiban para ahli waris sudah mendapatkansurat pemberitahuan pada 16 Februari2010. Surat pemberitahuan itu dilanjutkan dengan surat peringatan pertamapada 24 Februari 2010 dan surat peringatan kedua pada 9 Maret 2010 untuk mengosongkan lahan sengketa. Bahkan jauhhari, Harianto Badjoeri Kepala Satpol PPDKI mengaku telah bertemu dan memberitahukan para tokoh FBR, FPI, habibJakarta Utara, dan perwakilan ahli waris.Namun demikian mengapa banyakkorban yang berjatuhan? Diduga informasi eksekusi telah beredar di tengahmasyarakat. Sudah ada pesan berupahimbauan yang menggalang umat untukmenolak eksekusi makam Mbah Priok.Mengetahui hal itu, Gubernur Fauzi Bowoketika menjawab hak interpelasi DPRDDKI pasca rusuh mengaku, pengarahanpasukanpun dilakukan dalam jumlahbesar (1.750 orang) dengan dukunganaparat saat melakukan penertiban dilakukan.Seperti diketahui, saat bentrok sejumlah warga mempersenjatai dirinya dengansenjata tajam, celurit, samurai, parang,golok, batu, besi, dan air keras dalam botolair mineral. Ada juga yang datang dariluar daerah untuk menghalangi Satpol PPmelakukan eksekusi makam Mbah Priokdi lahan seluas 5,4 hektar itu dengandibantu massa dari ormas Forum BetawiRempug dan Front Pembela Islam (FPI),hingga bentrokanpun tidak bisa dihindarkan.Pasca kerusuhan itu, akhirnya mediasipun dilakukan dengan pihak bersengketa,ahli waris dan PT Pellindo yang dipimpinoleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto.Melihat banyaknya korban yang berjatuhan, Ketua DPR Marzuki Alie, memintaaparat berwajib mencari biang kerokkerusuhan. Menurutnya siapapun yangmelakukan kekerasan baik aparat maupun pemda harus diusut tuntas. “Biasanyadi insiden seperti ini, banyak orangterlibat. Bisa juga melibatkan lembaganoninstitusional karena ini menyangkutkepentingan bisnis,” kata Marzuki. Takketinggalan rekan sejawatnya yang jugaWakil Ketua DPR Pramono Anung, meminta Gubernur DKI dan Kepala Dinasterkait harus bertanggung jawab mengapaSatpol PP bertindak berlebihan sepertiperilaku paramiliter. Cara pendekatanSatpol PP sekarang harus berbeda. “Masak TNI saja sudah bisa berdemokrasi,tapi Satpol PP tidak bisa?” kata mantanSekjen PDI-Perjuangan ini.Sementara itu, tiga TPF yang dibentukuntuk membuka tragedi berdarah Kojamasih berbeda pendapat soal penyebabkerusuhan. Aparat belum menyebutkanTPuluhan mobil dibakar massa dalam kerusuhan di Koja
                                
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32