Page 48 - Majalah Berita Indonesia Edisi 76
P. 48


                                    48 BERITAINDONESIA, Mei 2010BERITA POLITIKMengapa Sri Pergi?ri Mulyani Indrawati awal Mei2010 mengajukan pengundurandiri sebagai Menteri Keuangan RIuntuk pindah kerja sebagai salahsatu direktur di Bank Dunia. PresidenSusilo Bambang Yudhoyono (SBY) punmerestui. Direncanakan, mulai 1 Juni2010, Sri sudah bekerja di bank yangberkedudukan di Washington DC, AS itu.Terpilihnya Sri jadi orang nomor duasetelah Presiden Bank Dunia RobertZoellick, tentu membuat bangga masyarakat Indonesia. Namun mengingat masalah yang ditinggalkannya, tidak sedikitmasyarakat yang mempertanyakan bahkan yang mencibir kepergiannya.Menurut Sri Mulyani sendiri, kalau pundia akan berkarya di luar negeri selamaperiode tertentu, semua itu dilakukan tetap untuk kebaikan Indonesia. Ia mengatakan, jabatan barunya itu merupakanbentuk perjuangan secara pribadi untukmembangun Indonesia. “Semoga apayang saya lakukan ini menjadi hal terbaikbagi Indonesia karena saya yakin Tuhanyang menentukan semua rencana manusia,” katanya seperti dilaporkan Antara.Mengingat besarnya masalah hukumdan politik yang sedang dan akan dihadapi Sri Mulyani saat ini, kemundurannyapun jadi polemik nasional. Ada yangmenduga langkah itu adalah upaya Sri“lari” dari berbagai tekanan yang sedangdihadapinya di dalam negeri. Ada jugayang menduga adanya transaksi politik dibalik kemunduran tersebut. Kemudian,ada juga dugaan bahwa langkah itusebagai upaya pemerintah untuk “menjinakkan” DPR yang sedang berupayamengajukan hak menyatakan pendapatdalam kasus bailout Bank Century.Berbagai praduga tersebut memangtidaklah berlebihan. Seperti diketahui,sejak timbulnya kasus bailout Bank Century, Sri Mulyani sebagai ketua KSSK danWapres Boediono sebagai mantan gubernur BI adalah dua orang yang palingdisasar oleh DPR. Hasil rapat paripurnaDPR terkait hak angket dalam kasus bailout Bank Century sudah mengatakanbahwa ada pelanggaran dalam pemberiandana talangan sebesar Rp 6,7 triliunkepada Bank Century itu.Atas dasar itu, DPR telah menyerahkanmasalah tersebut kepada penegak hukumuntuk ditindaklanjuti. Karena ada kelambanan gerak penegak hukum, DPR puntelah membentuk Badan Pengawas yangbertugas mengawasi tindak lanjut kasustersebut ketika dalam proses hukum.Dalam rangka itu, KPK telah memeriksaBoediono dan Sri Mulyani di kantormereka masing-masing. Pemeriksaan itusendiri menjadi polemik tersendiri.Banyak orang menilai, walaupun tidakdilarang hukum, tapi pemeriksaan Sri danBoediono dianggap istimewa. Mantanmenteri kehutanan MS Kaban misalnya,mengaku sedikit iri dengan Sri Mulyanikarena Sri bisa memberikan keterangankepada KPK di kantornya, sedangkandirinya, meski masih menjabat MenteriKehutanan ketika itu, harus rela menyambangi kantor KPK untuk memberikanketerangan terkait kasus hukum yangmenyangkut dirinya.Di samping proses hukum, prosespolitik juga terus berjalan di DPR. Di satulangkah, beberapa anggota DPR telah“menghukum” Sri Mulyani dengan caramemboikot rapat kerja dewan denganMenteri Keuangan tersebut. Di langkahlainnya, DPR juga sedang mengupayakanhak menyatakan pendapat yang berpotensi pada pemakzulan presiden.Proses hukum dan politik itulah yangdiduga cukup menekan Sri sehinggamenteri yang selama ini dikenal tidakkenal kompromi ini mungkin merasa sudah tidak kuat sehingga memilih mundur.Di luar alasan pribadi itu, banyak jugapihak yang yakin akan adanya desaindalam kemunduran ini. Wakil Sekjen DPPPPP Romahurmuziy (Rommy) misalnyaberpendapat, kalau tidak ada desain, BankDunia tidak mungkin menarik pejabatnegara yang tengah dibutuhkan suatunegara.“Ibu Sri Mulyani ke Bank Dunia bukantanpa desain. Tidak mungkin Bank Duniamenarik orang yang lagi cemerlangcemerlangnya. Kalau kata Presiden salahsatu menteri terbaik, kenapa dilepaskan?Kenapa kita memberikan contoh melepaskan orang-orang terbaik? Ini kontradiktif,hanya bagian dari resolusi konflik,” ujarRommy (7/5) di Jakarta.Lebih tegas dari Rommy, sebagianpihak menduga ada politik transaksionaldi balik kemunduran Sri. Dugaan inisangat erat kaitannya dengan rujuknyakembali Presiden SBY dengan KetuaUmum Partai Golkar Aburizal Bakrie(Ical). Terbukti, Ical dipilih sebagai KetuaHarian Koalisi Pemerintahan SBY-Boediono di bawah Presiden SBY sebagai Ketua Umum.Dugaan seperti ini mengalir dari banyakpihak. Pengamat politik J Kristiadi misalnya memberikan indikasi, Golkar yangselama ini paling getol meminta SriMulyani mundur, namun pasca-mundurnya Sri, Golkar menunjukkan sinyal akanmenutup kasus Bank Century secarapolitik. “Peta perpolitikan kita semakinkental politik transaksionalnya. Kita tahu,ada persoalan personal antara Pak Icaldan Bu Sri Mulyani. Ini sangat disayangkan sekali ketika dia (Sri Mulyani) harusdikalahkan. Kita banyak berdoa sajalahkarena elite masih mementingkan kepentingan transaksional,” katanya.Dari pihak pemerintah, dengan merangkul kembali Partai Golkar dalamkoalisi, pemerintah diperkirakan tengahberusaha menjinakkan DPR yang belakangan berencana mengajukan hak menyatakan pendapat. Artinya, dengan “menyembunyikan” Sri Mulyani di BankDunia, ancaman pemakzulan pun akanberkurang.Ical dan Ketua DPP Golkar Priyo BudiSantoso sendiri membantah opini publikyang beranggapan bahwa Golkar akanmemetieskan secara politik kasus tersebut. Mereka menyebut, kasus hukumBank Century tidak akan berhenti apalagidiberhentikan. “Saya tegaskan lagi bahwaproses hukum terus berjalan. Posisiseseorang tidak menyebabkan proseshukum berhenti,” kata Ical.Di luar kasus hukum dan politik, mundurnya Sri Muliani diperkirakan sedikitbanyak akan mempengaruhi prekonomian nasional. Untuk meminimal dampaknya, presiden diharapkan bisa meredamkekhawatiran pasar dan publik dengansegera menunjuk pengganti yang jugamemiliki kapabilitas, kompetensi, dankredibilitas.Terkait pengganti Sri, pada umumnyapemerhati menyarankan agar presidenmemilih Menkeu yang baru bukan daripartai politik, tapi dari kelompok profesional. „ MSPasca pengunduran diri Sri Mulyani, proses politik danhukum Indonesia, khususnya kasus bailout Bank Centurymemasuki episode baru.Sfoto: daylife.comSri Mulyani
                                
   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52