Page 30 - Majalah Berita Indonesia Edisi 77
P. 30


                                    30 BERITAINDONESIA, Juni 2010BERITA POLITIKfoto: daylife.comSebuah Pertanyaan untuk AnasSebagai Ketua Umum Partai Demokrat, bisakah Anas menjadi diri sendiri, lepas daribayang-bayang kebesaran sosok Yudhoyono?ongres ke-II Partai Demokrat (PD) di Bandung 21-23Mei memutuskan Anas Urbaningrum sebagai KetuaUmum Partai Demokrat periode2010-2015. Pria kelahiran Blitar 15Juli 1969 itu menyisihkan duarivalnya, yakni Menpora Andi Malarangeng dan Ketua DPR MarzukiAli dalam voting yang berlangsungdua putaran. Pada putaran kedua,Anas dan Marzuki sebagai duacalon peraih suara tertinggi padaputaran pertama, bersaing cukupketat. Anas akhirnya memenangkan pemilihan dengan meraih 280suara (53%) sementara Marzukimeraih 248 suara (47%).Kemenangan Anas ini pun mendapat interpretasi yang berbedadari pemerhati politik nasional. Adayang menyebutnya sebagai kemenangan demokrasi internal di dalam PD sehingga Susilo BambangYudhoyono (SBY) sebagai KetuaDewan Pembina PD juga patutdiberikan acungan jempol karenatidak memihak kepada salah satucalon dan membiarkan proses ituberlangsung secara demokratis,santun, tanpa politik uang danaman. Ada pula yang menginterpretasikan bahwa Anas hanyalah “etalase demokrasi” yang dibangun kelompok Cikeasagar PD tetap dipandang sebagai partaipolitik yang demokratis agar tetap lakudipasarkan pada pemilu legislatif 2014.Terlepas dari interpretasi di atas,umumnya pengamat berpendapat bahwakemenangan Anas adalah bentuk akomodasi pada kepemimpinan kaum muda.Kemenangan ini bisa dimanfaatkan sebagai momentum untuk melakukan alih generasi kepemimpinan politik nasionaltermasuk di partai politik.Rektor Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta, Komaruddin Hidayat misalnya mengatakan, terpilihnyaAnas menjadi momentum bagi PD, termasuk partai politik lainnya untuk melakukan alih generasi dalam kepemimpinanpartai. Dengan kemenangan itu, PDmenurutnya menjadi berbeda denganpartai lain yang umumnya masih dipimpin oleh tokoh lama yang berusia sekitar60 tahun.Hal senada dikatakan Ketua DPP PartaiHanura Yuddy Chrisnandi. Menurutnya,kemenangan Anas merupakan pertandababak baru kepemimpinan kaum mudaberi pesan, untuk menjadi pemimpin, uang bukan segalanya. AndiMalarangeng sendiri juga mengakui intensitasnya berdialog dengan si pemegang suara (DPC)menjadi salah satu faktor kekalahannya.Selain itu, Ikrar Nusa Bhakti menyebutkan bahwa kemenanganAnas juga menunjukkan betapagaya “kepemimpinan karismatik”ala SBY mulai usang dan bergantidengan gaya “kepemimpinan sistemik” yang lebih mengandalkansistem jaringan internal partaiseperti yang ditonjolkan Anas.Menurutnya, kekuatan jaringanyang dimiliki Anas dan “operasikilat” Marzuki Alie yang amat masiftampaknya lebih berhasil ketimbang “politik pencitraan” yangdigunakan Andi Mallarangeng.Belakangan kepengurusan DPPPD juga sudah dilengkapi. Putrabungsu SBY, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) terpilih jadi Sekjen PD,dua orang wakil ketua juga terpilihdari kubu Andi dan Marzuki. Kinimasyarakat, khususnya kader PDmenunggu kiprah pengurus DPPyang baru ini, khususnya Anas. Untuk waktu dekat misalnya, sikap ketuaumum partai terbesar ini ditunggu ketikaberhadapan dengan mitra politiknya di Sekretariat Gabungan Partai Koalisi yang ketua hariannya dipegang Aburizal Bakrie.Untuk waktu panjang, mengingat dinamika internal PD selama ini hampir selaluberada di balik bayang- bayang kebesaransosok Yudhoyono, maka tantangan terbesar Anas ke depan bukan hanya bagaimana mengelola potensi internal partaisambil mengurangi ketergantungan berlebihan terhadap sosok Yudhoyono. Lebihdari itu, Anas dituntut menjadi dirinyasendiri dan tidak sekadar menjadi bayangbayang Yudhoyono.Apalagi dalam struktur kepengurusanPD sekarang ini dikenal adanya majelistinggi yang anggotanya terdiri dari tigaunsur dewan pembina, yaitu ketua, sekretaris, dan seorang anggota. Lainnya daridewan pimpinan pusat (DPP), yakni ketuaumum, sekjen, direktur eksekutif, bendahara umum, dan dua wakil ketuaumum. Sementara tugas majelis tinggi inijuga cukup luas, seperti menentukan calonanggota DPR, calon gubernur yang akandiusung PD, dan kebijakan strategis lainyang bersifat nasional. „ SITmenyongsong Pemilu 2014. Sedangkanpeneliti senior CSIS, J Kristiadi menilaiSBY dan Anas adalah pemenang bersama.“Kita pantas bersyukur, di tengah makinmenguatnya politik dinasti dan oligarkipartai, muncul tokoh muda yang kokohdan santun seperti Anas yang perjalananpolitiknya masih panjang,” kata Kristiadi.Namun menurutnya, Yudhoyono jugamenjadi pemenang. Karena masyarakatakan melihat Yudhoyono sebagai demokrat sejati.Pengamat politik dari UI Boni Hargens,juga memuji PD karena mampu mengakomodasi kepemimpinan kaum muda.Namun demikian, Hargens mencurigaiadanya faktor nonrasional yang memengaruhi pemilihan itu.Selain dari faktor usia, para pengamatjuga menganggap kemenangan Anasfenomena politik bersejarah yang menandai mulai pudarnya “politik pencitraan”. Karena, Anas melalui jaringandan pendekatannya yang intens kepadapengurus akar rumput PD, ternyatamampu mengalahkan politik pencitraanbesar-besaran yang dilakukan Andi Mallarangeng. Mengenai hal ini, Yuddy Chrisnandi mengatakan, dinamika PD memKAnas Urbaningrum
                                
   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34