Page 48 - Majalah Berita Indonesia Edisi 81
P. 48
48 BERITAINDONESIA, Juni 2010 ilustrasi: dendyBERITA KHAS48 BERITAINDONESIA, Desember 2010 foto-foto: reproRamalan di BalikBencana AlamBencana alam yang terjadi secara beruntun di Tanah Airmembuat orang berusaha mencari jawaban, termasuk keparanormal. Cerita ‘klenik’ itu sulit dibuktikankeberadaannya sebab antara ada dan tiada.erbagai pertanyaan ada apa dibalik terjadinya bencana alamdi tanah air bermunculan darimasyarakat. Banjir bandang diWasior, Papua, tsunami di Mentawai,meletusnya gunung Marapi di JawaTengah dan meletusnya gunung Sinabungdi Sumatera Utara yang selama 600 tahuntidak aktif cukup menggoncangkan prediksi para ahli vulkanologi.Berbagai cara dilakukan untuk mencarijawaban dan solusi, baik secara rasionalmaupun irasional. Dari teknologi canggihhingga yang bersifat mistis seperti ramalan. Peramal kondang Raja KediriPrabu Jayabaya yang terkenal dengan“jangkar” atau pujangga terakhir Jawa,Ronggo Warsito dengan “zaman edan”,dan tidak ketinggalan peramal berkelasinternasional asal Perancis yang terkenaldengan bukunya berjudul “Les Propheties” tahun 1555. Kemudian termasukpengalaman penulis sendiri.Terkait dengan hal ini, dirasa perlukearifan lokal dalam mencari jati diri yangbersumber dari keluhuran budaya, khususnya budaya Jawa yang selama inikurang mendapat perhatian akibat perubahan zaman.Menurut Kanjeng Pangeran (KP) SayidYahya Assegaf Adiningrat, Ketua Lembaga Sangga Buana (sebuah lembaga yangbergerak di bidang budaya, sosial danlintas agama), kejadian-kejadian selamaini tidak lepas dari cerita Mahabrata.“Sebagai orang Jawa, saya melihat, kejadian demi kejadian itu tidak lepas dari cerita perang Mahabrata. Di mana Pandawa, menang perang atas Astina, kebenaran menang atas kejahatan,” katanya.Kemenangan ini menjadikan BataraKresna sebagai pendukung utama kerajaan (Amerta) Pandawa menjadi sombong.Kresna merasa dirinya paling hebat danpaling benar dan tidak perlu orang lain.Teman seperjuangan, para resi dan rajaraja kecil semua diacuhkan.“Termasuk nasihat dari romo Semarsudah tidak didengar lagi. Bahkan Semarmendapat marah yang berlebihan dariKresna. Seperti diketahui, Semar adalahDewa Ismaya yang merubah wujudnyamenjadi manusia biasa. Semar yangdisimbolkan sebagai rakyat dan pembimbing Pandowo lima (Prabu Samiaji,Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa),” kataKP Yahya Assegaf Adiningrat, orang luaryang mendapat gelar tertinggi dari keraton Solo.Marahnya Semar, diam dan bertapa didalam hutan, tidak satu pun yang tahukeberadaan Semar. Termasuk para punakawan (petruk, gareng dan bagong)bingung mencari Semar. Akhirnya, semuakeluarga besar Amarta marah pada Kresna. Sehingga alam ikut marah, makameletuslah gunung merapi, dimana“wedhus gembel” membentuk wajah Petruk, itu sangat jelas dan tampak di layarTV, begitu juga di tempat lain, semburanwedhus gembel, seperti di gunung Bromomembentuk wajah gareng dan bagong.Tanpa terkecuali, Petruk sebagai penjaga Merapi juga mencari keberadaanSemar. Pencarian Semar secara bersamake seluruh penjuru negeri inilah yangmengakibatkan bencana, seperti terjadinya tsunami di Mentawai, banjir besar diWasior-Papua, tanah longsor dan meletusnya gunung Merapi. Kejadian ini tidakakan berhenti selama Semar belum ditemukan dan Kresna tidak sadar akan perbuatannya.Pertanyaannya, siapa tokoh Kresna itu?Kata Yahya Assegaf, nanti akan kelihatan.Saat Kresna menghadapi jalan buntu,baru dia sadar. Dan alam pun akankembali bersahabat. Tapi pertanyaan lainmuncul, sampai kapan Kresna akan sadar,itu sulit untuk dijawab. “Namun, setelahKresna sadar dan semua bersatu akanmenemukan Semar,” tutur KP YahyaAssegaf.Terkait dengan meletusnya gunungMerapi, penulis sendiri memiliki pengalaman, yakni setelah gunung Merapimeletus, suatu malam penulis kedatanganseorang pertapa berpakain putih tanpaikat kepala dan memperkenalkan diribernama Sunan Merapi. Dari kunjunganpetinggi gunung Merapi itu, dikabarkanbahwa gunung Merapi tidak akan meletuslagi. Tapi agar waspada pada bulanDesember ini, sebab akan ada kejadianluar biasa, tanpa menjelaskan lebih rinci.Penulis berharap semoga ramalan initidak benar. Kevalidan informasi tetapberpedoman kepada penjelasan pemerintah.Cerita ‘klenik’ itu sulit dibuktikan keberadaannya, tapi antara ada dan tiada.Artinya, hanya orang tertentu dan mendapat petunjuk Allah-lah yang bisa bertemu dengan mahluk halus (bangsa jinred). Sebagai bukti, pada saat penulisingin membuktikan kebenaran hubunganRatu Pantai Selatan dan Sri Sultan Hamengku Buwono sampai ke IX. DenganBLetusan gunung Merapi mengandung sejuta penafsiranPermadi