Page 26 - Majalah Berita Indonesia Edisi 83
P. 26
26 BERITAINDONESIA, Maret - 10 April 2011BERITA NASIONALPro Kontra,Perbedaan pendapat masih mewarnai pelaksanaanpembatasan BBM bersubsidi, pemerintah pun dimintauntuk tegas.encana pemerintah untuk menerapkan pembatasan BBM bersubsidi belum menemui titik terang. Bagai buah simalakama kebijakan ini menjadi sebuah dilema. Ditengah naiknya harga minyak dikhawatirkan implementasinya bisa menimbulkan inflasi. Seiring dengan wacanapembatasan dan menaikkan BBM bersubsidi, kelangkaan minyak di beberapakota di Tanah Air sudah terjadi akibat ulahspekulan. Terlebih lagi pembatasan yangdijadwalkan 1 April 2011 masih simpangsiur.Sesuai amanat UU No. 10/2010 tentangAPBN 2011, pemerintah berperan mengatur pemakaian BBM bersubsidi secarabertahap agar lebih tepat sasaran. Pemerintah pun lantas mengupayakan pembatasan BBM bersubsidi. Alasannya, pemerintah menilai penggunaan BBM bersubsidi selama ini belum tepat sasaran.Penggunaan BBM bersubsidi masih lebihbanyak dinikmati dari golongan ekonomimenengah ke atas, sekitar 54 persen. Sehingga subsidi BBM yang diberikanpemerintah bisa dialokasikan untukkeperluan yang lain, seperti pembangunan infrasruktur.Untuk melakukan hal tersebut pemerintah mencoba menerapkan pembatasanBBM bersubsidi dengan membatasi kuotapenggunaan premium. Dalam hal inipengguna kenderaan mobil plat hitam danmerah dilarang menggunakan premiumdan solar. Para pengguna kendaraantersebut diarahkan untuk menggunakanpertamax. Seandainya tidak ada penundaan, pembatasan BBM bersubsididijadwalkan akan diterapkan di kotaJabodetabek hingga meluas ke seluruhkota di Pulau Jawa.Namun melihat dinamika krisis diTimur Tengah mengakibatkan pergerakankenaikan harga minyak dunia menjaditidak stabil, pembatasan BBM bersubsidiurung dilakukan yang sedianya bulanApril 2011. Menurut Menteri Perekonomian Hatta Rajasa kebijakan tersebut ditunda karena kenaikan harga minyak yangtinggi dapat mendorong inflasi danketidaksiapan infrastruktur untuk pelaksanaan kebijakan tersebut. Hatta jugamenyebutkan kenaikan tersebut bisamendorong terjadinya inflasi di dalamnegeri yang pada Januari 2011 sudahmenembus angka 7 persen dibandingkanJanuari 2010.Sebelumnya harga minyak dunia sempat menembus US$119,79 per barel.Sedangkan harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP), mencapai US$97,11 per barel untuk rata-rataJanuari 2011. Sehingga kenaikan ini turutmempengaruhi beban subsidi bahanbakar minyak (BBM) yang telah dianggarkan pada APBN 2011 dengan asumsiharga minyak mentah 80 dollar AS perbarrel. Sedangkan subsidi BBM padaAPBN 2011 ditetapkan sebesar Rp 92,79triliun, meningkat dari Rp 88,89 triliunpada APBN 2010. Diperkirakan kenaikan1 dollar akan memberi tekanan 0,8 triliunbagi APBN Indonesia.Seyogyanya pembatasan BBM ini jadidilaksanakan, kebijakan ini sangat diperlukan untuk menjaga postur APBN-P dariefek deviasi realisasi volume BBM bersubsidi dari yang ditetapkan. Kuota BBMbersubsidi ditetapkan 38,6 juta kiloliteruntuk APBN 2011. Namun jika tidak jadidilakukan akan membuat anggaran subsidi naik Rp 3 triliun-Rp 5 triliun.Kemungkinan lain jika pemerintah danDPR memutuskan untuk menunda kebijakan pembatasan BBM bersubsidi iniadalah turut berdampak kepada naiknyakonsumsi BBM subsidi dari alokasi awal38,5 juta KL di 2011 melonjak menjadi42,2 juta kiloliter (KL) atau naik sekitar 3juta KL.Sementara itu Ketua Tim Kajian Pengaturan Bahan Bakar Minyak (BBM)subsidi Anggito Abimanyu yang telahmelakukan kajian tentang kesiapan ditingkat kebijakan maupun tingkat lapangan melihat bulan April sebagai momentum yang tepat karena pada April 2011akan terjadi deflasi. Kajian yang dilakukanatas permintaan pemerintah dan DPR inibahkan sudah memiliki beberapa opsi final yang diajukan ke pemerintah setelahdilakukan kalkulasi secara cermat.Tim ini menawarkan tiga opsi yaknidengan menaikkan harga jual BBM subsidi jenis premium untuk domestik Rp500per liter serta mengupayakan kestabilanharga jual BBM nonsubsidi hingga padalevel kemampuan ekonomi rata-ratamasyarakat Indonesia. Opsi terakhiradalah membatasi kuota konsumsi BBMsubsidi. Dengan catatan, jika memilih opsikenaikan harga BBM subsidi, khususuntuk moda transportasi umum tidak adakenaikan. Selebihnya kendaraan milikpribadi, jenis sepeda motor dan mobil,tetap diberlakukan. Dengan kenaikanBBM bersubsidi Rp500 per liter ditaksirpenghematan APBN mencapai Rp15triliun.Lebih lanjut Anggito menjelaskan, jikapemerintah dan legislatif memilih opsimenjaga kestabilan harga bahan bakarminyak nonsubsidi jenis pertamax, timyang sudah melakukan survei terhadapaspek daya beli masyarakat, memperhitungkan harga jual kemampuan ekonomi rata-rata masyarakat sekitarRp8.000 per liter. Untuk mendukung skema ini perlu didukung dengan penerapansistem kendali terpusat. Hal ini tidak lainuntuk mencegah penyalahgunaan pemakaian.Pendapat senada juga dikemukakanPembatasan BBM BersubsidiRfoto: reproSUBSIDI BBM: Pengguna kendaraan plat hitam dan me