Page 18 - Majalah Berita Indonesia Edisi 88
P. 18


                                    18 BERITAINDONESIA, Mei 2013BERITA UTAMAZ2013 dari yang ditargetkan seluruhnya100 ribu ha. Proyeksi tersebut didasarkanpada realisasi yang dicapai pada 2012.Data Ditjen Prasarana dan SaranaPertanian Kementerian Pertanian menyebutkan, realisasi program cetak sawahbaru hingga Desember 2012 yang dirintisKementan bersama Pemerintah Daerah(Pemda) mencapai 92.000 hektare, dibawah target yang ditetapkan seluas100.000 ribu ha.Sebenarnya pemerintah juga menyadari betapa pentingnya ketahanan dankemandirian pangan. Hal ini terlihat daripernyataan Menteri Koordinator BidangPerekonomian Hatta Rajasa yang mengatakan untuk menjadi sebuah negara majumaka pemerintah harus dapat meningkatkan kemandirian khususnya di bidangpangan. Pasalnya, kemandirian panganmerupakan salah satukunci agar lolos darimiddle income trap.Hatta mengatakan adatiga penyebab negara masuk dalam kategorimiddle income atau negara berpendapatan menegah. Pertama, negaratidak membangun infrastruktur seperti jalan,jembatan, pelabuhan udara, pelabuhan laut, irigasi, listrik, air dan sebagainya. Kedua, negaratidak membagun kemandirian bangsa. Ketiga tidak memberikan perlindungan sosial.“Negara kita saat inimenyadari betul tidakingin masuk dalam peringkat itu. Oleh sebabitu, kita membangun infrastruktur tahun 2013.Kita sadar betul kalau kitatidak mandiri, kita tergantung pada negara lainpada akhirnya kita tidak bisa menjadinegara maju. Oleh sebab itu, maka kitaharus berdaulat di dalam pangan danmandiri di dalam pangan,” ujar HattaRajasa dalam acara Sambung Rasa dengan Kontak Tani Nelayan Andalan Indonesia (KTNA) di Semarang, JawaTengah, Sabtu (16/3/2013).Hatta mengatakan pemerintah bertekad agar beras, kedelai, daging sapi danjagung untuk berswasembada. “Komoditas kita beras sudah kita lakukan, kedelaimulai 2014 kita harapkan mulai meningkat produksinya,” katanya yakin.Dalam kesempatan lain Hatta mengatakan kemandirian pangan untuk memenuhi konsumsi nasional menjadi salahsatu faktor sangat penting untuk melangkah menjadi negara maju, karena itupemerintah bertekad bekerja keras untukmencapai itu dengan menjadikan pangansebagai fokus utama pekerjaan pemerintah.“Kemandirian pangan menjadi salahsatu kunci untuk menjadi negara maju,karena itu pemerintah akan bekerja“habis-habisan” untuk menggapai surpluspangan 10 juta ton,” kata Hatta Rajasabersemangat dalam acara pengukuhandirinya sebagai Ketua Dewan PembinaKontak Tani Andalan Nasional (KTNA) diPendopo Kabupaten Malang Jawa Timur.Ketika mendampingi Presiden di NusaDua Bali, Kamis, 28 Maret 2013, MenkoPerekonomian Hatta Rajasa juga mengatakan pemerintah merencanakan asumsipertumbuhan ekonomi APBN 2014 sebesar 6,5-7 persen dengan kecenderunganpada 6,8 persen. Meski demikian, iamengatakan, pagu indikatif pemerintahtersebut masih akan dirapatkan satu kalipertemuan lagi, sebelum diajukan untukdibahas bersama DPR. Sementara itu,pada APBN 2013, asumsi pertumbuhanekonomi ditetapkan sebesar 6,8 persen.Hatta juga mengungkapkan, pemerintahmerencanakan APBN 2014 mencapailebih dari Rp1.900 triliun. Pada 2014,pemerintah akan meningkatkan belanjamodal dan akan mengurangi belanjabarang, terutama yang tidak terikatdengan pelayanan masyarakat. Dalampenyusunan APBN tersebut dia samasekali belum menyinggung tentang ketahanan pangan.Pengamat ekonomi dari FEUI, EugeniaMardanugraha, mengingatkan pertumbuhan ekonomi akan berkualitas apabiladidorong oleh kenaikan investasi, khususnya di sektor riil, yang menyeraptenaga kerja tinggi, seperti usaka mikrodan kecil menengah (UMKM), sertaindustri pertanian dan perikanan. “Kalaupenyerapan tenaga kerja tidak banyak,pertumbuhan ekonomi di atas 6 persen itusemu karena hanya didorong oleh konsumsi, bukan investasi,” jelasnya.Eugenia Mardanugraha menyarankanagar pemerintah segera mewujudkankemandirian produksi pangan dan industri nasional untuk mengantisipasidampak negatif pertumbuhan ekonomiyang lebih banyak ditopang konsumsidari impor selama ini. Menurutnya, meskidalam lima tahun terakhir ekonomi Indonesia tumbuh rata-rata 6 persen, tetapipertumbuhan tersebut tidak mencerminkan perekonomian Indonesia, sebabmengandalkan impor.Dia malah melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia itu menjadi milik negaraeksportir. Akibatnya, pertumbuhan bakal menyusut,bahkan menjadi minus, manakala negara kehabisananggaran untuk belanja barang impor. Menurutnya, situasi akan kian berat, seperti yang terjadi di Yunanidan Spanyol, karena pemerintah mengandalkanutang untuk konsumsi barang impor.Maka, Eugenia menyarankan untuk merangsangkemandirian pada industriuntuk kebutuhan pokokmasyarakat seperti sandang, pangan, dan papan.Pemerintah harus membebaskan segala macampajak dan biaya-biaya yangmembebani perusahaanagar menekan biaya produksi dan ekonomi biayatinggi.Pertumbuhan ekonomi Indonesia belakangan ini didorong oleh konsumsidomestik dengan kontribusi sekitar 60persen. Konsumsi itu mayoritas berasaldari impor, termasuk impor pangan yangmencapai 100 triliun rupiah setahun.Bahkan, kini, Indonesia menjadi importirpangan terbesar dunia. Impor yang sangatmelimpah juga mengakibatkan neracaperdagangan Indonesia pada 2012 defisit,berbarengan dengan defisit transaksiberjalan. Tahun ini, defisit perdagangandiprediksi berlanjut akibat meningkatnyaimpor bahan baku dan barang modal sertadefisit neraca minyak dan gas (migas).„ Tim BerindoEditor: Binsar HalomoanPANEN RAYA: Hatta Rajasa panen raya dengan para petani di Desa Ampeldento, Pakis, Malang
                                
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22