Page 15 - Majalah Berita Indonesia Edisi 88
P. 15
BERITAINDONESIA, Mei 2013 15YBERITA UTAMAahkan krisis pangan masih jadiancaman serius bagi Indonesia.Ironis, aneh tapi nyata, sebuah negeriyang kaya akan sumber daya alam, negerigemah ripah loh jinawi, tapi masih terusterancam krisis pangan. Apa dan siapayang salah dan mesti bertanggung jawab?Syaykh Al-Zaytun Panji Gumilang yangterkenal amat peduli pada ketahanan pangan mengatakan bahwa yangbertanggung jawab adalah semuawarga bangsa Indonesia, tetapi tentu mengerucut kepada para pemimpin penentu kebijakan dan penyelenggara negara, hinggakepala pemerintahan dan kepala negara.Dan sebagai bagian warga bangsa yang ikutbertanggung jawab, Syaykh Panji Gumilangtidak hanya berbicara tetapi secara aktif dannyata berkarya dilingkungannya untuk mewujudkanswasembada, ketahanan dan kemandirian pangan. Apayang dilakukannyadi kawasan AlZaytun, Indramayu,sesungguhnya layakdijadikan sebagaimodel untuk mencapai ketahanan pangan.Sementara, Wakil Ketua MPR RI,Ahmad Farhan Hamid, dalam DialogPilar Negara MPRyang bertajuk Politik Pangan Pemerintah Indonesiapernah mengeluhkan semestinya pemerintah punya politik pangan yangjelas. Kini, menuKenyataan Aneh, Agraris TapiPengimpor Pangan Terbesarrutnya, hampir semua pangan nasionaldiimpor. “Kita tidak punya kemandiriansebagai bangsa. Padahal, Indonesiapernah jadi negara swasembada beras.Bahkan, politik pangan sudah dibangunsejak masa-masa kerajaan, seperti kerajaan Mataram dan kerajaan lainnya,”katanya. Menurutnya, mimpi nabi Yusufitu sebetulnya menggambarkan politikpangan. Sayangnya, bangsa kita tidakbelajar dari sejarah dan tidak mampumenafsirkannya.Megawati Soekarnoputri dalam pidatopolitik pada HUT ke-40 PDI Perjuangandi Waduk Djuanda Jatiluhur, Purwakarta,Kamis (10/1/2013), mengatakan kelangkaan pangan menjadi ancaman serius.Kapasitas produksi pangan terus merosottajam dan diikuti peningkatan impor. Diamengungkapkan berdasarkan kajian risetInstitute for Development of Economicsof Finance (Indef), Indonesia akan kembali mengimpor beras sebesar 1,75 jutaton. Jika itu terjadi, Indonesia menjadiimportir beras terbesar kedua di dunia.“Bukan hanya beras. Ketergantunganpada impor pangan lain juga sangat fantastis. Kedelai sebesar 70 persen, garam 50persen, daging sapi 23 persen, dan jagung11,23 persen. Hebat yah? Lebih menyedihkan, ketergantungan impor yang semakin ekstrim itu terjadi ketika harga panganglobal semakintinggi. Cuaca buruk di negara-negara penghasilpangan menjadipenyebab kenaikan tajam hargasebagian jenispangan,” katanya.Menurut Megawati, hal initidak boleh dianggap enteng. Mantan Presiden itumengungkapkan kajian PBB menyebutkanharga pangan yang tinggi telah memaksa19,5 juta orang diAsia-Pasifik hidupmiskin. “Kini kitasedang berhadapandengan risiko ini.Tidak mengherankan jika penambahan secara dramatisporsi APBN untukpenanggulangankemiskinan justruberbuah sebaliknya,kemiskinan tetapbertakhta denganangkuhnya,” kataMegawati Soekarnoputri.Itu memang suatu kenyataan pahit. Indonesia masih selalu defisitsejumlah bahan pangan seperti beras,jagung, kedelai, gandum, ubi-ubian, gula, daging, bawang,dan aneka buahBTHAI RICE: Beras Thailand diimpor BulogAkibat politik pangan negara tidak jelas, terjadi keanehan yang cukup menyedihkan.Indonesia yang merupakan negara agraris dengan kesuburan dan kekayaan alamnyayang terbentang luas dari Sabang hingga Merauke, ternyata menjadi salah satu negarapengimpor komoditas pertanian terbesar di dunia.