Page 54 - Majalah Berita Indonesia Edisi 89
P. 54
54 BERITAINDONESIA, Juli 2013BERITA KOTA ZKartu Sakti Warga Miskin JakartaWarga miskin dan rentan miskin Jakarta sudah menikmatipelayanan kesehatan tanpa harus membayar sepeser pundengan bermodalkan Kartu Jakarta Sehat (KJS). Wargabisa menerima layanan kesehatan apa saja, termasukoperasi bedah dan perawatan penyakit kronis.emerintah Provinsi DKI Jakartakembali membagikan lebih dari1,7 juta KJS kepada warganyaakhir Mei 2013. Gubernur DKIJakarta Joko Widodo secara simbolismembagikan KJS di tiga Pusat KesehatanMasyarakat (Puskesmas) yakni Puskesmas di Pasar Rebo, Puskesmas Kalideresdan Puskesmas Koja.Kartu tersebut berbeda dengan kartusebelumnya karena dilengkapi denganbarcode yang dapat digunakan untukmengetahui identitas pemilik kartu dannantinya akan berisi rekam medis pemilikkartu. Untuk membaca kartu ini, Jokowimenyebutkan sudah memerintahkanPuskesmas untuk menyediakan pemindai(scanner) kartu.Pendistribusian kartu ini merupakanyang kedua kali dilaksanakan PemerintahProvinsi DKI Jakarta. Sebelumnya, 10 November 2012, Pemprov DKI Jakartasudah membagikan 3.000 KJS di enamwilayah DKI Jakarta sebagai langkahujicoba. Pemerintah daerah menargetkandapat membagi lebih dari 4 juta kartuuntuk warga tak mampu di Jakarta.KJS merupakan kartu untuk wargamiskin dan rentan miskin agar bisamendapatkan pelayanan kesehatan yanglayak. Untuk mendapatkan KJS, wargaJakarta hanya perlu mendaftar di puskesmas dengan menggunakan KTP dan kartukeluarga (KK). Selanjutnya, layanankesehatan dimulai di puskesmas dan bisadirujuk ke rawat inap kelas III biladiperlukan dan gratis. Menurut JokoWidodo, program KJS akan menjadiwadah perubahan menuju sistem pelayanan kesehatan yang lebih baik.Sistem KJS memberi kesempatan padawarga di ibukota untuk mendapatkan layanan kesehatan apa saja, termasuk operasi bedah dan perawatan penyakit kronis.Lembaga yang melayani pemilik KJS adalah 297 puskesmas kelurahan, 44 puskesmas kecamatan dan 132 rumah sakit milikpemerintah maupun swasta di Jakarta.Pemprov DKI Jakarta menganggarkandana Rp1,2 triliun atau senilai denganpremi Rp23 ribu per pemegang KJS.Sementara itu, menurut Direktur Pelayanan PT Askes Fajriadinur, saat ini, sudah 2,3 juta jiwa yang terserap sebagai peserta KJS. Namun, baru 1,7 juta KJS yangdibagikan, dan selebihnya akan menyusul.Total kuota yang disiapkan Pemprov DKIuntuk penyerapan kepesertaan KJS adalah sebanyak 4,7 juta jiwa warga miskindan rentan miskin di Jakarta.Di awal perjalanannya, KJS membuatpeningkatan pasien lebih dari 100% diseluruh rumah sakit di Jakarta. Hal inimembuat pihak rumah sakit kewalahandengan lonjakan pasien. Antrian panjangpun menjadi pemandangan rutin di rumah sakit. Kurangnya tenaga, peralatandan fasilitas medis termasuk jumlahruangan di rumah sakit menjadi masalahbaru mengiringi diluncurkannya KJS.Padahal Jokowi telah merombak beberapa rumah sakit dan menetapkan penambahan 300-an ruang kelas dua untukdijadikan ruang kelas tiga untuk mengantisipasi lonjakan jumlah pasien KJS.Warga miskin Jakarta yang haus pelayanan kesehatan berlomba-lomba memanfaatkan fasilitas gratis dari pemerintah. Semua biaya akan dibebankan keanggaran pemerintah, baik yang berobatke puskesmas maupun rumah sakit. Namun, bagi warga yang melakukan pengobatan di rumah sakit, maka wajib baginya untuk mendapatkan surat rujukandari puskesmas tempatnya berobat.Sistem pembayaran KJS adalah sistemyang dipakai Askes, yaitu INA-CBG's (Indonesia Case Base Groups). Kepala DinasKesehatan DKI Jakarta Dien Emmawatimengatakan, INA-CBG's adalah sebuahsistem pembayaran dengan sistem \berdasarkan penyakit yang diderita pasien.Jadi tergantung pada diagnosa primernya.Misalnya, seorang pasien menderita demam berdarah. Sistem INA-CBG's sudah\ layanan apa saja yang akanditerima pasien tersebut sampai dinyatakan sembuh. Paket layanan kesehatanyang didapat sesuai dengan PeraturanMenteri Kesehatan. Di dalamnya mencakup jenis obat dan kelas perawatan bilaharus menjalani rawat inap.Berbeda dengan sistem biasa yangmengenakan biaya per pelayanan (fee forservice), sistem ini menggunakan sistempaket yang di dalamnya antara lain termasuk paket laboratorium, paket radiodiagnostik, paket tindakan, paket operasidan akomodasi kelas rawat untuk pasienrawat inap. Saat ini sistem INA-CBG'sdiikuti 66 rumah sakit pemerintah dan 23rumah sakit swasta di Jakarta.Sistem ini sangat efisien sehingga adastandar mutu pelayanan yang sama bagiwarga Jakarta. Sistem INA-CBG's disusunKementerian Kesehatan, dan programKJS menjadi semacam pilot projectpenerapannya. Rencananya, sistem pembayaran ini akan diterapkan di seluruhIndonesia pada 2014, bila uji coba diJakarta dinyatakan berhasil.Sebelumnya, rumah sakit menentukantarif pelayanan yang beragam. Denganadanya sistem INA-CBG's, rumah sakitmengenakan tarif yang sama pada setiappelayanan. Padahal fakta di lapangan,biaya operasional di masing-masing rumahsakit berbeda. Akibatnya, pada akhir MeiPFoto: Tempo