Page 49 - Majalah Berita Indonesia Edisi 96
P. 49
BERITAINDONESIA, Edisi 96 49LENTERAapa? Jangan ada keperluan harian kita yang mengimpor dari negara asing. Lebih lanjut Syaykh mengisahkan tahun 1930-an, Bung Karno pernah berdebat, diskusi besar dengan Bung Hatta. Bung Hatta agak cenderung kepada Swadesi, Bung Karno tidak. Bangsa Indonesia, bangsa sebenggol ketika itu. Kata Bung Hatta koperasi, tidak bisa menyelesaikan persoalan saat ini. Saat ini adalah bagaimana merdeka. Swadesi. Apa itu swadesi? Sanggup memakan produk sendiri dan bukan produk yang lain. “Walaupun sudah dibuka pasar bebas, pasar bebas, pasar bebas, silahkan! Tapi kalau kita punya jiwa swadesi, makan produk sendiri, tidak akan ada impor, tidak akan ada impor. Sekarang yang mengimpor itu justru kepentingan ingin mendapat hasil dengan cepat,” kata Syaykh. Maka Syaykh menegaskan, kekurangan beras? “Datang ke Agropolitan AlZaytun, kita sudah mempersiapkan beras yang istimewa, di samping M-70, M-400, terus AZ-Mampan, ada lagi seperti beras, makanan yang penuh segala macam yang dinamakan Quinoa. Silahkan siapa yang ingin makan Quinoa menjadi sehat, tidak ada itu tinggalkan pelan-pelan, Quinoa menjadi makanan internasional. Dan supaya diketahui, di Indonesia baru ada di masyarakat Agropolitan Al-Zaytun,” tegas Syaykh. Syaykh menuturkan bahwa ia datang ke Peru dan Venezuela untuk melihat, bagaimana? Oh ternyata gampang, tidak sulit, lebih sulit beras, lebih sulit jagung. Beras panen rendeng pertama, rendeng ke dua. Selain itu, Quinoa, hasilnya lipat ganda daripada beras. Tidak percaya, sebulan lagi, kalau sudah turun hujan kita tanam. “Ya itu saja sebagai pertahanan untuk berubah,” kata Syaykh sebelum mengakhiri tausyiahnya. Dia mengingatkan, jangan sampai berubah kemudian error-nya lebih besar daripada give-nya. Kita jangan error, persiapkan matang-matang. Ini yang kata Bung Karno berdiri di atas kaki sendiri. Kata Pak Harto, cukup pangan, cukup sandang, cukup papan, melalui pembangunan lima tahunan. Baru akan lepas landas, sudah digusur oleh reformasi, pembaharuan tadi. Makanya sekarang, mobil-mobil besar di belakangnya ada “enak zaman ku biyen toh?” Itu bukan Pak Harto, itu adalah ungkapan imajiner bersama Pak Harto, seperti ungkapan imajiner Syaykh bersama Bung Karno. Bung, apakah ekonomi Indonesia persis seperti yang Bung maui? Kata Bung Karno, “durung Panji! Masih adoh.“ Dua hari yang lalu, ungkapnya, Syaykh mimpi, ini benar-benar mimpi. Cuma Bung Karno-nya nggak nampak wajah. Hanya ada perintah saja, “Urusan Tiga Stanza serahkan Panji Gumilang”. Demikian Syaykh Al-Zaytun Dr. AS Panji Gumilang. ra-tslyang namanya gula darah, tidak ada itu namanya kolesterol, tidak ada itu ngereges-ngereges. Quinoa makannya,” kata Syaykh.Disebut, tahun 2018 awal sudah bisa di produksi sangat besar. “Makanlah Quinoa. Kalau tidak percaya tanya ke PBB, tanya ke Departemen Pertanian Amerika Serikat, tanya ke Masyarakat Eropa, semua mereka sudah makan itu, terigu ditinggalkan, beras juga mulai di- Ketua YPI Al-Zaytun Imam Prawoto menjelaskan sesuatu kepada sahabat dari Malaysia.