Page 22 - Majalah Berita Indonesia Edisi 97
P. 22
22 BERITAINDONESIA, Edisi 97BERITA EKONOMI22Ekonomi Pancasila, untuk Siapa?Syaykh Al-Zaytun AS Panji Gumilang mengajukan pertanyaan tersebut sekaligus menjawabnya saat memberi sambutan pengantar kuliah umum Dr. Fuad Bawazier tentang Sistem Ekonomi Pancasila di Al-Zaytun, Senin 30/10/2017 lalu. “Untuk seluruh bangsa Indonesia tanpa terkecuali. Tidak dipilahpilah.”Dalam rangka internalisasi sistem ekonomi Pancasila sebagaimana diamanatkan dalam Preambule dan Pasal 33 UUD Negara Republik Indonesia, Ma’had Al-Zaytun menggelar kuliah umum yang diikuti 4.000-an peserta mewakili santri kelas 12, mahasiswa IAI Alazis, wali santri, guru dan dosen serta pengurus Yayasan Pesantren Indonesia Al-Zaytun, di Masjid Rahmatan Lil’Alamin, Kampus Al-Zaytun, Senin 30/10/2017.Tak tanggung-tanggung, dosen pembica ranya adalah Dr. Fuad Bawazier, mantan Menteri Keuangan dan Dirjen Pajak, seorang akademisi (cendekiawan), teknokrat dan juga politisi, yang tidak hanya menguasai teori tetapi juga berpengalaman dalam mempengaruhi dan menentukan kebijakan politik ekonomi di Indonesia dengan berba gai tantangan dan dinamikanya.Kuliah umum itu diawali sambutan dari Ketua YPI Imam Prawoto yang juga bertindak sebagai ketua panitia. Kemudian Syaykh Al-Zaytun didaulat memberi tausiyah peng antar. Dalam awal tausiyah pengantarnya, Syaykh mengatakan sebagai hamba Allah tak henti-hentinya kita bersyukur karena kita diciptakan berbangsa-bangsa, bersuku-suku bangsa yang kemudian kita memiliki nationality, mempunyai kewarganegaraan yang kemudian menjadi suatu bangsa dan negara. “Ini karunia Ilahi. Orang yang paling tidak mempunyai martabat ialah orang yang tidak punya kebangsaan, orang yang tidak memiliki negara,” kata Syaykh.Syaykh Paji Gumilang juga menginspirasi peserta kuliah umum itu dengan mengurai singkat peristiwa sejarah terbentuknya Indonesia dari pemikiran para pemuda yakni Sumpah Pemuda. Pada 28 Oktober 1928, pemuda kita mampu membuat satu action yang kemudian menjadi tonggak negara. “Sumpah Pemuda menyatukan segala yang terserak, tersebar dijadikan tauhid. Menjadi satu Tanah Air, satu bangsa, satu bahasa dengan nama Indonesia.” Ketika itu, jelas Syaykh, tidak berbicara negara, berbicara Tanah Air. Menurutnya, fi losofi Tanah Air adalah satu penemuan terbesar. “Di dunia hanya satu bangsa yang menggunakan negaranya sebagai Tanah Air. Kalau kita menelaah sejarah, dari dulu sampai sekarang hanya bangsa Indonesia yang mengistilahkan negaranya itu Tanah Air. Mungkin karena para pendiri tatkala Pengantar:Syaykh Al-Zaytun memberi tausiyah pengantar kuliah umum Sistem Ekonomi Pancasila di Al-Zaytun, Senin, 30/10/2017.