Page 24 - Majalah Berita Indonesia Edisi 97
P. 24
24 BERITAINDONESIA, Edisi 97BERITA EKONOMI24maka diajak berjanji agar Indonesia abadi. Indonesia itu ibu kita. Marilah kita berjanji Indonesia abadi,” urai Syaykh Panji Gumilang memantik inspirasi peserta kuliah. Dalam arahan Nabi Muhammad, lanjut Syaykh Panji Gumilang, manusia dilahirkan dalam kondisi fi trah. “Surga di bawah telapak ibu, baik ibu lahiriah maupun ibu negara. Surga kehidupan hari ini, kalau kita patuhi kita mendapat surga. Kita berdoa lagi keselamatan untuk negara ini atau Tanah Air ini. Selamatlah rakyatnya, selamatlah putranya, selamatlah pulaunya, selamatlah lautnya, tanah airnya. Semuanya tadi dibawa kepada keberpihakan. Berpihak kepada Indonesia Raya. Bukan kepada pembawa modal atau apapun yang kemudian nanti pasti akan menjadi neo imperialism,” lanjut Syaykh.Syaykh mengingatkan sejarah kemerdekaan Indonesia. Tatkala melihat Jepang sudah tekuk lutut dengan dibomnya Hirosima dan Nagasaki pada 2 Agustus dan 2 September 1945 tanda tangan menyerah, putra putri bangsa Indonesia mempersiapkan kemerdekaannya di saat pagi. Tentara Belanda, baik itu NICA, KNIL dsb, ngungsi ke Australia. Walaupun diantar oleh sekutu, ada Jenderal McArthur mengantar dari jauh. Yang mendapat tantangan besar di Surabaya, Jenderal Malabi tertembak.Ketika itu, Bangsa Indonesia memberikan satu kesan bangsa cerdas. Saat Declaration of Independence 17 Agustus belum punya UUD. Tapi paginya 18 Agustus 1945 sudah mempunyai UUD 1945 dengan Declaration of Independence yang tertuang dalam Preambule. Di dalamnya mencatat, negara yang merdeka ini berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Bukan yang abstrak, tapi berkehendak mewujudkan.Pengantar Syaykh: Dosen dan keluarga Syaykh serta seluruh peserta menyimak pengantar Syaykh.Syaykh Al-Zaytun AS Panji Gumilang