Page 54 - Majalah Berita Indonesia Edisi 97
P. 54


                                    54 BERITAINDONESIA, Edisi 97BERITA IPTEK54Mobil Listrik, Antara Wacana dan RealitaMobil listrik diprediksi akan menjadi transportasi masa depan. Indonesia pun tak mau ketinggalan. Tapi sayang, pengembangannya timbul tenggelam terbentur teknologi, harga jual, sarana dan prasarana dan kepentingan. Indonesia menyatakan siap menyong song era mobil listrik. Ka barnya, sudah ada industri di Surabaya yang mampu membuat mesin blok untuk mobil. Motor listrik, platform, sistem kontrol, dan propulsi pun sudah dapat dikuasai, tinggal baterai litium yang masih harus dikembangkan termasuk bagaimana memproduksinya secara massal dengan harga yang terjangkau masyarakat. Untuk mendorong pengembangan mobil listrik, pemerintah sedang menyiapkan Peraturan Presiden (Perpres). Dalam Perpres tersebut, mobil listrik akan dibebaskan dari Bea Masuk dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPn BM) agar dapat bersaing dengan mobil konvensional. Pemerintah juga menargetkan mobil listrik dalam negeri mulai diproduksi secara massal pada 2020. Pada tahun 2025, produksi mobil listrik ditargetkan mencapai 20 persen dari total mobil yang diproduksi.Di satu sisi, wacana ini patut didukung. Namun, di sisi lain, malah terasa lucu bila kita melihat bagaimana pengembangan mobil listrik di Indonesia selama ini. Sebentar riuh tatkala mendengar kehebatan anak bangsa merancang mobil listrik Indonesia, kemudian tenggelam hampir tidak kedengaran lagi. Tambah lucu bila kita mengingat nasib mobil nasional Timor, Esemka dan mobil listrik yang digagas Dahlan Iskan. Belum lagi ke nyataan di lapangan soal krisis listrik sehingga sering byar pet dan masih banyaknya daerah yang belum dimasuki listrik.Selama ini, berbagai perguruan tinggi sudah memperkenalkan mobil-mobil listrik buatannya. Dulu, Kementerian Riset dan Teknologi pernah berencana membuat sebuah pilot plant baterai litium yang dikerjakan secara bersama oleh sebuah Konsorsium Nasional Riset Baterai Lithium, melibatkan para akademisi dari Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada, Universitas Lambung Mangkurat, dan Institut Teknologi Surabaya.Tidak hanya itu, Pemerintah melalui Kemendikbud bekerja sama mengerjakan riset dengan lima perguruan tinggi yang dianggap berkapabilitas membuat mobil listrik. Lima universitas itu adalah Universitas Indonesia, Universitas Sebelas Maret, Universitas Gajah Mada, Ins titut Teknologi Bandung, dan Ins titut Teknologi Surabaya.Riset yang telah dimulai sejak 2012 itu akan berfokus pada pembuatan mobil listrik dan menargetkan pada 2018, Indonesia akan mampu memproduksi 10 ribu unit 
                                
   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58