Page 55 - Majalah Berita Indonesia Edisi 97
P. 55


                                    BERITAINDONESIA, Edisi 97 55BERITA IPTEKmobil per tahun. Mengenai pendanaan, pemerintah menugaskan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan untuk mengelola dana abadi pendidikan sebesar Rp 24 triliun. Beberapa mobil listrik sempat santer terdengar diantaranya mobil listrik Ahmadi dan Tucuxi. Namun, sayang, semuanya baru berupa prototipe dan terhenti di tengah jalan. Sebenarnya sudah ada mobil listrik yang dijual di Indonesia meskipun masih dalam bentuk hybrid. Mobil hybrid bisa menggunakan bensin maupun listrik sehingga tidak bergantung pada satu sumber tenaga saja. Sejumlah pabrikan mobil menilai, pemerintah lebih baik memulai pengembangan mobil hybrid dulu, baru kemudian mobil listrik. Dengan mobil hybrid, infrastruktur mobil listrik bisa dibangun bertahap. Sebab pemberian insentif tanpa infrastruktur pengisian daya listrik yang memadai, tidak akan membuat masyarakat mau membeli mobil listrik. “Kalau mobil hybrid, di jalan baterainya habis, enggak masalah karena bisa pakai bensin. Kalau mobil listrik, di garasi bisa charge baterai, tapi kalau di jalan habis bagaimana? Infrastruktur nya harus dikembangkan dulu,” kata Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto.Bila mengaca pada kehadiran mobil hybrid di negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand, Indonesia jelas masih ketinggalan. Di sana, pemerintahnya memberikan insentif kepada mobil hybrid. Di Malaysia, misalnya Mercedes-Benz C 350, kendaraan plug-in Hybrid Electric Vehicle ini bisa dibeli dengan harga Rp 900 juta saja karena pembeli mendapat kompensasi pajak 0 persen. Sementara di Indonesia, Mercy serupa dijual dengan harga sekitar Rp1,5 miliar karena kebijakan pajak mobil hybrid yang dianggap memiliki dua mesin sehingga pajak yang dibayarkan jadi double. Akhirnya, mobil hybrid cuma bisa dibeli oleh mereka yang berkantong tebal.Di sisi lain, pabrikan-pabrikan mobil asal Jepang, Amerika, dan Eropa sudah lama mempunyai mobil-mobil listrik yang telah teruji. Mobil-mobil listrik itu sudah dijual di berbagai negara yang sudah mempunyai infrastruktur pengisian daya listrik. Namun berhubung infrastruktur pengisian daya listrik itu belum meluas di Indonesia, mobil-mobil listrik itu tak kunjung dipasarkan di Indonesia. Kalaupun ada mobil listrik di Indonesia, itu cuma dimiliki oleh orang-orang super kaya yang suka koleksi mobil mewah. Pemerintah kelihatannya lebih memilih ‘bermimpi’ membuat mobil listrik nasional ketimbang membiarkan mobil-mobil listrik buatan pabrikan besar itu menguasai pasar Indonesia.Perkembangan Mobil ListrikMobil listrik adalah mobil yang digerakkan dengan motor listrik, menggunakan energi listrik yang disimpan dalam baterai. Mobil listrik sempat populer pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, tapi kemudian popularitasnya meredup karena teknologi mesin pembakaran dalam yang semakin maju dan harga kendaraan berbahan bakar bensin yang semakin murah. Seiring dengan melambungnya harga minyak pada tahun 2000-an, produsen kendaraan mulai serius mengembangkan kendaraan lis trik. Per November 2011, mobil-mobil listrik sudah dijual di beberapa negara diantaranya Tesla Roadster, REVAi, Renault Fluence Z.E., Buddy, Mitsubishi i MiEV, Tazzari Zero, Nissan Leaf, Smart ED, Wheego Whip LiFe, Mia listrik, dan BYD e6. Nissan Leaf, sejak pertama kali dirilis tahun 2010 sudah terjual sebanyak 300.000 unit di seluruh dunia. Angka itu membuat LEAF menjadi mobil listrik paling laris di muka bumi. Menyusul Mitsubishi i-MiEV terlaris kedua, diluncurkan pertama kali di Jepang, 2009 silam. City cardengan tampilan hatchback lima pintu ini juga sempat menoreh kan sejarah sebagai satu-satunya kei-car Jepang yang diadaptasi untuk pasar Amerika Serikat.Mobil listrik memiliki beberapa kelebihan yang potensial jika dibandingkan dengan mobil bermesin pembakaran dalam biasa. Kelebihan pertama adalah kendaraan listrik beremisi nol karena tidak memiliki knalpot sehingga tidak menghasilkan gas buang. Kedua, biaya operasi yang rendah mengingat konstruksi kendaraan listrik, khususnya motor listrik sangat sederhana dibandingkan motor bakar alias motor berbahan bakar minyak. Motor listrik 1.000 kali lebih mudah dibuat dibanding motor bakar atau konvensional. Ketiga, efi sien sebab setiap energi yang timbul di kendaraan listrik, misalnya pada saat pengerem an, energi dari getaran, semua akan ditangkap dan tersimpan ke dalam baterai sehingga menambah daya bagi kendaraan listrik. Hal ini berbeda dengan kendaraan non listrik, di mana energi yang timbul justru terbuang percuma. Keempat, listrik mudah ditransmisikan dan listrik mudah dihasilkan dari generator. Berbeda dengan BBM yang harus lewat pengeboran dan eksploitasi minyak di perut bumi.Selain itu, bila dilihat dari sisi hitung-hitungan ekonomi, sebagaimana yang disampaikan oleh Tucuxi, ‘ferari’ listrik Dahlan Iskan yang tinggal nama. Manajer Niaga dan Pelayanan Pe-
                                
   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59