Page 62 - Majalah Berita Indonesia Edisi 97
P. 62
62 BERITAINDONESIA, Edisi 97BERITA KHAS62satunya biro perjalanan (travel agent). Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya memprediksi bahwa travel agent akan berakhir tragis seperti wartel. Ia mengatakan, dirinya pernah memiliki pengalaman sebagai Direktur Utama PT Telkom pada masa ketika wartel berjaya. Ketika itu, PT Telkom memiliki jaringan hingga 124.000 wartel di seluruh pelosok Tanah Air. “Wartel adalah ‘walk in service’ dan travel agent yang masih manual itu persis wartel, jadi kalau masih saja tetap manual pasti mati,” katanya. Pernyataan Menpar ini tidak mengada-ngada karena sudah banyak travel agent yang gulung tikar. Sekarang, sekitar 70 persen konsumen sudah menggunakan teknologi digital dari mulai riset destinasi hingga pembayaran saat membeli paket wisata. Hampir semua transaksi sudah di gital. Beli tiket pesawatpun sekarang mesti online. “Value dari Gojek itu melebihi dari value Garuda Indonesia, melebihi Blue Bird bahkan digabung berdua masih lebih tinggi Gojek. Demikian juga di pariwisata, value Traveloka lebih tinggi dari Panorama dan Bayu Buana, saya menggunakan kuantifi kasi ini agar lebih mudah dimengerti oleh masyarakat,” katanya mencontohkan. Tercatat kata dia, sebagai perusahaan yang listing di bursa, value Traveloka mencapai hampir Rp15 triliun sementara Panorama yang sudah puluhan tahun bergerak di bidang pariwisata memiliki value kurang dari Rp1 triliun. “Bila tidak beralih ke digital maka akan tergilas,” ungkapnya.Industri media cetak juga bernasih sama, megap-megap, hidup enggan mati tak mau. Bahkan di luar negeri, sejak sepuluh tahun yang lalu, banyak perusahaan media cetak sudah gulung tikar karena menurunnya penjualan dan penerimaan iklan. Perusahaan media cetak pertama yang menyatakan gulung tikar adalah Tribune Co. yang mengajukan perlindungan kepailitan pada awal Desember 2008. Sirkulasi dan pendapatan iklan cetak yang terus merosot drastis membuat perusahaan pemilik Chicago Tribune, Los Angeles, Times, dan enam surat kabar lainnya itu - yang berawak 16 ribu karyawan - kemudian memfokuskan bisnis mereka di media online. Tribune Co. lalu mengalami reorganisasi besar-besaran. Puncak terpuruknya media cetak karena digerus revolusi digital adalah pada 2009. Di tahun itu, 105 surat kabar ditutup, penjualan iklan cetak turun 30 persen pada kuartal I 2009, dan 23 dari 25 surat kabar terbesar melaporkan penurunan sirkulasi antara 7 sampai 20 persen setiap taBOOKING HOTEL:Bila tidak beralih ke digital, travel agent akan berakhir tragis seperti wartel.