Page 13 - Majalah Tokoh Indonesia Edisi 33
P. 13
THE EXCELLENT BIOGRAPHY 33 TokohINDONESIA Q 13D ia juga menggelisahkan kekurangan pemahaman dan penjabaran hukum oleh para penegak hukum. Bagi dia, hu- kum itu hanya sebagai sarana,tujuannya ialah keadilan. Kalau sarana itumenjadi penghambat, maka harus disingkirkan,asal mencapai keadilan. Demi keadilan, baginya,tidak ada alasan bagi hakim menyatakan belumada undang-undangnya. Hakimlah undangundangnya!Dia juga menyesalkan hakim-hakim yang tidakmengerti ajaran agamanya. Sebab hakimmemutuskan perkara dengan diawali kata demikeadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.Berarti keadilan yang menjadi landasan, bukanhukum, apalagi kepastian hukum. Saya menemukan itu dalam ajaran Islam: Kalau engkaumenegakkan hukum, sesuai ajaran Tuhantegakkan dengan adil.Pengalamannya sebagai hakim, selalumemutuskan perkara dengan bijaksana, denganmendengar hati nurani. Dalam KUHAP jugadisebut dengan arif dan bijaksana. “Sehinggakalau ditanya bagaimana kearifan itu? Itu kitaharus hadir dalam diri sendiri, tidak ada itukuliah di fakultas hukum,” ujar Bismar Siregardalam wawancara dengan Wartawan TokohIndonesia Ch Robin Simanullang dan Anna Fauzia,serta fotografer Wilson Edward di kediamannyaJalan Cilandak I/25 A, Jakarta Selatan.Sebagai sesepuh, dia juga menyampaikanpesan kepada Presiden Susilo BambangYudhoyono (pemerintah), lembaga legislatif danpara praktisi hukum. Dia juga berharap agarpemerintah memberi tempat terhormat kepadapetani. “Mamurkanlah petani! Jangan berikanyang gratis-gratis, seolah negara ini negarasosialis. Negara ini negara demokrasi, makaberilah harga diri kepada rakyat,” ujarnya. Simakpetikan percakapan tersebut.MAJALAH TOKOH INDONESIA (MTI):Kami berharap Anda berkenan bertuturmembagi pengalaman sejak masa kecilhingga menjadi hakim agung sampaisetelah pensiun saat ini?BISMAR SIREGAR (BS): Kalau boleh sayabertutur, tuturan saya sangat sederhana. Dalammelihat segala sesuatu pun sederhana sekali.Saya tidak punyai teori tinggi dalam hidup ini.Yang sederhana itu adalah percaya kepada yang diatas. Kalau sudah percaya kepada yang di atas,tidak ada lagi rasa ketakutan dan kegelisahanuntuk hari esok. Percaya kepada Dia itulah yangCucuran Darah dan Air MataPencari KeadilanWawancara Bismar Siregar (1)Bismar Siregar, SH mengistilahkan bukan lagi airmata yang bercucuran, darah telah berceceran daripencari keadilan. “Tapi ternyata pejabat pengadilantidak peduli yang demikian itu,” keluhnya. Diamerasa bahagia tidak termasuk dalam lingkaranhakim-hakim yang bertanya: Mana lembaranSoedirman, mana lembaran Soeharto?W A W A N C A R A QTHE EXCELLENT BIOGRAPHY 33 TokohINDONESIA Q 13