Page 14 - Majalah Tokoh Indonesia Edisi 33
P. 14
14 Q TokohINDONESIA 33 THE EXCELLENT BIOGRAPHYETImembimbing saya.Bismar itu dilahirkan dari keluarga di bawahgaris kemiskinan. Ayah saya seorang guru desa.Ayah saya pernah berkata dan mencatat bahwakami pernah hanya makan nasi satu kali sehari,di waktu malam hari cukup makan ubi rebus.Waktu baca catatan itu, saya merenung sejenakdan menemukan jati diri. Seakan-akan Tuhanberkata: Tidak percuma engkau dapat bacacatatan ayahmu itu, supaya engkau lebih merasakan bagaimana engkau sewaktu kecil berusiaenam bulan, sudah bernasib sedemikian itu.Adakah engkau tidak mengenal tentangsekitarmu? Sungguh banyak sekarang ini yanglebih parah daripada hidupmu dahulu. Kalau dulumasih ada nasi sekali, ubi sekali, sekarang apapun tidak ada yang dimakan saban hari. Adakahengkau tidak merasakan yang sedemikin itu?Dalam kondisi demikian itu, saya melihatlunturnya manusia Indonesia yang mengakudirinya Pancasilais sekarang ini. Karenaungkapan Pancasila tidak keluar dari hati nuranitapi hanya dari mulutnya. Dan kalau dari mulutberbeda dengan apa perbuatannya, sayamengatakan itulah ciri-ciri manusia munafik.Saya tidak takut mengatakan kata-kata yangdemikian. Karena sudah terlampau lama kitamenderita, mengharapkan kemerdekaan itumembawa rahmat bagi kita semua.Sampai saya katakan, saya ini republikentulen. Saya tidak pernah mengalami penjajahanBelanda. Tapi saya sekarang ini ingin menyampaikan mohon maaf kepada mereka yangmengaku dirinya sebagai patriot, bahwa hidupjaman Belanda lebih nikmat daripada hidupzaman republik. Kenapa? Hidup pada zamanBelanda, jarum jatuh bisa dicari. Tapi hidup dizaman republik, mobil dicuri ke mana mau dicari?Dicari kepada kepolisian sudah dipreteli, sayabilang.Salahkah saya mengucap yang demikin itu?Mungkin salah bagi mereka yang sungguhpatriotisme luar biasa, tetapi ia bukan republikentulen. Dalam perjalanan sejarah, ia barangkalitidak pernah mengalami hidup di alam republik.Waktu rebuplik dihantam Belanda ia mungkinmenjadi koperator atau apa pun namanya. Tetapi,haleluya, haleluya, alhamdulillah, saya bisamerasakan yang demikian.Dalam perjalanan hidup, saya ingin menyukuri,kendati tidak pernah tamat sekolah SD (HIS).Sebab ketika saya HIS kelas tujuh, Jepang masuk.Karena saya dibesarkan dalam garis kemiskinan,saya tidak bisa melanjutkan ke SMP. Walaupunkawan-kawan saya sudah masuk SMP.Jadilah saya anak desa. Anak desa yang bukansembarang anak desa. Tapi anak desa yangmembuka rimba untuk dijadikan sawah. Sayahidup bersama orangtua, tidur-tiduran di tengahpersawahan, mendengar jangkrik yang berseru,nikmat sekali. Sampai sekarang pun sayamerasakan, dan menangis saat mengenangnya.Namun dalam kehidupan yang sedemikian itu,tidak ada kesulitan dalam mencari makanan.Karena itu saya tulislah dalam buku Aku AnakPetani. Kenapa saya menulis? Karena sayamelihat perlakuan dan perhatian pemerintahsekarang ini untuk petani tidak ada. Harga gabahditurunkan sedemikian rupa, sementara hargapupuk dinaikkan sedemikian tinggi. Petani ributdan demo, itu bukan urusanku. Semua mengatakan itu bukan urusanku.Mungkin dia bukan anak petani, tapi diaberbohong terhadap dirinya, kalau bukan ayahnyapetani, neneknya yang petani. Tapi saya, bukanhanya ayah saja petani, saya sendiri juga petani.Jadi, terasa bagi saya bahwa petani itu berada ditengah sawah, hujan, kepanasan dan menunggusampai selesai panen. Kalau istilah di kampungcukup makan setahun pun kita sudah bersyukur.Itu waktu dulu.Tapi waktu sekarang tidak berlaku lagi. Karenalahan-lahan sudah dibagi kepada para ahli waris.Tinggallah lahan seadanya. Salahkah kalau anakanak bangsa yang hidup di desa itu harusmeninggalkan kampungnya mencari nafkah dikota?Kalaulah kita, sebutlah umpamanya dariSiborong-borong atau entah apalah namanya,karena memang tidak bisa lagi hidup di situ,karena harga hasil pertanian tidak dapat lagiuntuk diandalkan. Kenapa pemerintah tidakmemikirkan nasib petani, supaya mereka tidakdatang lagi ke kota, menjadi supir bus, menjadipedagang-pedagang asongan, pedagang kali limayang menimbulkan masalah. Kemudian dikejarkejar Trantib dan seterusnya untuk diperas dandiperas lagi. Kenapa tidak dipikirkan?Makmurkanlah petani itu. Bagaimana caranya?Berikan mereka subsidi tiga kali lipat. Kalausubsidi sudah tiga kali, mereka sudah hidup yanglayak. Dengan demikian mereka tidak usahdatang lagi kota. Kalau mereka sudah makmur,sudah bisa hidup yang layak, tidak perlu lagisusah cari sekolah dan berobat ke rumah sakit,karena mereka sudah bisa bayar sendiri. Kenapaharus digratis-gratiskan? Seakan-akan negara ininegara sosialisme. Tidak! Negara ini negara yangdemokratis, berikan kepada mereka untukmenegakkan harga diri.Kalau di Jepang, delapan kali, kata meraka.Maka Jepang tidak mau mengimpor beras. Jepangmemproteksi petani, walaupun AS memprotesdengan berbagai macam cara. Di sana petanimemiliki kedudukan yang sangat terhormat.Kapankah kita memberikan kedudukanterhormat itu kepada para petani, dari mana kitaberasal? Kurasakan nikmatnya melihat padi yangtumbuh, kemudian mulai boltok (istilah diTapanuli), berbuah dan seterusnya. Lalu melihatburung pipit (amporik) ratusan bahkan ribuanekor hinggap, lalu diusir dan diusir.Kemudian sekarang saya bertanya kenapa kitabegitu kejamnya kepada burung pipit pada jamandahulu. Bukankah rezeki yang kita harapkan ituada juga rezeki orang lain? Kenapa? Jadi sayamerasa berdosa kepada mereka.Tapi apakah kita tidak ada yang inginmelanjutkan filsafat hidup seperti itu? Bukanhanya engkau, hanya manusia, yang berhakmendapat rezeki yang diberikan Tuhan, binatangbinatang atau hewan-hewan itu juga berhak.Oleh karena itu, sebagai orang muslim sayaberbahagia, sebagai orang Batak pun sayaberbahagia karena menyandang marga Siregar.Nanti di Bali, saya akan menyampaikan satumakalah. Sebagai seorang muslim, saya inginmenyampaikan nikmat itu sebagai bahan kajiankita. Sebagai seorang Batak, saya juga inginmenyampaikan nilai-nilai kebatakan itu kepadakita.Jadi sebagai muslim, ada dikatakan bahwa adadua kelompok manusia yang paling dimuliakanoleh Allah, yaitu perempuan dan petani. Pertama,kalau wanita tidak mau lagi untuk melahirkanseorang anak, menyusui anak, menyantuni anak,BISMAR SIREGARBISMAR SIREGAR MEMBACA SALINAN SURATNYA KEPADA PAK HARTO Q mti/wes14 Q TokohINDONESIA 33 THE EXCELLENT BIOGRAPHYETI