[NASIONAL] – MAFIA HUKUM – Jakarta TI 11/7/2011 | Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam kapasitasnya sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, mengeluhkan situasi politik dan berita media perihal dugaan korupsi kader Partai Demokrat yang dinilai tak sehat, karena bersumber dari SMS atau BBM (BlackBerry Messenger). Menurutnya, ada pihak-pihak yang telah menjalankan politik yang tak kesatria.
Presiden SBY dalam keterangan pers Senin (11/7/2011) malam di kediamannya di Puri Cikeas Indah, Bogor, mengeluhkan banyak pemberitaan media massa, termasuk media yang selama ini memiliki kredibilitas dan reputasi baik, yang terus memojokkan Partai Demokrat dengan bersumber dari SMS atau BBM (BlackBerry Messenger). “Yang saya tak paham dengan akal dan logika saya, justru berita yang bersumber dari SMS dan BBM dijadikan judul besar, tema utama, dan headline yang mencolok.
Presiden mengemukakan, SMS dan BBM yang dikirim orang yang mengaku Nazaruddin, yang sekarang yang bersangkutan masih buron. Tak dikonfirmasi kebenarannya, dianggap kebenaran, dan dijadikan alat untuk menghakimi Partai Demokrat. Dengan segala kerendahan hati, perilaku politik seperti ini tak mencerdaskan kehidupan bangsa,” keluh Presiden SBY. “Tidak bisa dikonfirmasi kebenarannya, dan kemudian dianggap sebagai kebenaran dan dijadikan alat untuk menghakimi Partai Demokrat,” SBY menjelaskan.
Belakangan ini, sejumlah media massa nasional dengan konsisten memberitakan dugaan suap di mana sejumlah politisi Partai Demokrat diduga kuat ikut terlibat. Berbagai media mengutip SMS dan BBM yang dikirimkan dari ponsel yang diketahui milik mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, M Nazaruddin, yang juga tersangka kasus dugaan suap pada proyek pembangunan wisma atlet SEA Games 2011.
Presiden SBY mengatakan, Partai Demokrat ingin mantan bendahara umumnya, M Nazaruddin, yang tersangka dalam kasus dugaan suap pada proyek pembangunan wisma atlet SEA Games 2011, dapat ditemukan dan dibawa kembali ke Tanah Air. Dengan demikian, Nazaruddin, yang saat ini menjabat sebagai Bendahara Fraksi Partai Demokrat di DPR RI, dapat menjalani kewajiban hukumnya.
Kasus dugaan suap pembangunan wisma atlet SEA Games itu juga melibatkan Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga Wafid Muharam, Manajer Pemasaran PT Duta Graha Indah Mohamad El Idris, dan Direktur Pemasaran PT Anak Negeri Mindo Rosalina Manulang.
Menurut Presiden SBY, ada pula kampanye negatif yang diedarkan bahwa kader PD dan orang-orang dekat SBY tak tersentuh hukum ketika diduga terlibat kasus korupsi. Yang mendapatkan informasi seperti itu silakan bertanya langsung kepada para penegak hukum, benar atau tidak, baik kepada KPK, kepolisian, kejaksaan, PPATK, dan aparat penegak hukum lain,” ujar SBY.
SBY juga menegaskan tidak akan ada kongres luar biasa partai untuk menggantikan atau menurunkan Ketua Umum Anas Urbaningrum. “Saya pastikan, saudara-saudara, Partai Demokrat tidak merencanakan kongres luar biasa seperti itu,” kata SBY. Menurut SBY bahwa PD sedang mempersiapkan pelaksanakan rapat koordinasi nasional (rakornas) yang akan dilaksanakan pada akhir Juli ini. “Dengan tujuan melakukan konsolidasi dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan menghadapi situasi terkini sambil tentunya meningkatkan kinerja partai,” kata SBY.
Rakornas akan menentukan langkah-langkah koreksi terhadap sejumlah kecil kader yang ternyata melakukan perbuatan tercela, seperti korupsi. Mereka ini, ujar SBY, harus mendapat sanksi organisasi yang tegas dan nyata, dan bahkan sanksi hukum. “Dalam rakornas ini juga akan diambil langkah-langkah untuk mendisiplinkan kader partai yang selama ini tidak patuh pada nilai dan etika partai. Kita tidak ingin karena nila setitik rusak susu sebelanga,” SBY menegaskan.
Sebelumnya, beredar pesan singkat Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat (PD) Marzuki Alie yang meminta Ketua Dewan Pembina PD, Susilo Bambang Yudhoyono untuk segera mengambil tindakan tegas kepada kader yang saling serang secara terbuka.
Dalam kaitan itu, SBY mengimbau semua kader PD untuk bersatu dalam menghadapi serangan bertubi-tubi. Para kader PD diminta untuk tetap sadar dan tawakal. “Jangan mau dipecah belah dalam acara-acara talkshow apa pun, atau dijadikan obyek berita kalangan pers yang sengaja menghadap-hadapkan satu sama lain. Di atas segalanya, saya mengajak kader Partai Demokrat jangan ikut-ikutan politik seperti ini,” kata SBY.
Presiden SBY mengatakan, Partai Demokrat ingin mantan bendahara umumnya, M Nazaruddin, yang tersangka dalam kasus dugaan suap pada proyek pembangunan wisma atlet SEA Games 2011, dapat ditemukan dan dibawa kembali ke Tanah Air. Dengan demikian, Nazaruddin, yang saat ini menjabat sebagai Bendahara Fraksi Partai Demokrat di DPR RI, dapat menjalani kewajiban hukumnya.
“Dengan demikian, proses hukum dapat dilaksanakan. Proses ini mesti ditegakkan secara transparan dan akuntabel sehingga rakyat bisa mengikuti proses yang terjadi. Hal ini sangat penting agar dalam situasi seperti ini, tidak ada pihak yang berusaha memancing di air keruh dan menjadi semacam penumpang gelap,” kata SBY. Dia juga meminta semua pihak yang mengetahui keberadaan Nazaruddin, yang kini menjadi buronan Interpol, dapat bekerja sama dengan Polri dan Komisi Pemberantasan Korupsi.
Tak hanya itu, Presiden SBY juga meminta aparat penegak hukum memeriksa pesan singkat yang dikirim seseorang yang mengaku bernama Nazaruddin. Apabila SMS dan pesan Blackberry Messenger yang dikirim seseorang yang mengaku Nazaruddin benar, maka SBY meminta aparat penegak hukum dapat melakukan pemeriksaan secara transparan dan akuntabel.
Lalu, Preisden SBY meminta maaf kepada masyarakat karena harus mengeluarkan pernyataan seperti ini, padahal sesungguhnya SBY ingin memprioritaskan waktu dan pikirannya untuk menjalankan roda pemerintahan. Berita TokohIndonesia.com | rbh