Lainnya
Bandung, 16 Oktober 2025 – Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung menggelar seminar kurikulum bertema “Moderasi Beragama sebagai Fondasi Etika dalam Komunikasi dan Penyiaran Islam”. Kegiatan ini diikuti oleh dosen dan mahasiswa dari tiga program studi, serta bertujuan memperkuat arah kurikulum berbasis moderasi beragama di tengah tantangan arus informasi digital.
Seminar ini merupakan bagian dari pengembangan kurikulum Program Studi Magister Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) yang dilaksanakan pada Kamis, 16 Oktober 2025, di Aula Utara Gedung Pascasarjana. Selain sebagai forum akademik, kegiatan ini dirancang untuk memperluas wawasan tentang pentingnya etika dalam komunikasi Islam yang bersumber pada prinsip-prinsip moderasi, khususnya dalam menghadapi isu intoleransi dan penyebaran hoaks keagamaan di ruang publik.
Acara dibuka oleh Prof. Dr. H. Dindin Solahudin, M.A., selaku Wakil Direktur III Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung, yang menekankan pentingnya menjadikan moderasi beragama dalam aktivitas akademik dan sosial. “Moderasi bukan sekadar sebuah tengah-tengah. Akan tetapi sebuah komitmen untuk menjaga keseimbangan antara teks, akal, dan konteks sosial agar agama hadir sebagai rahmat bagi semesta,” ujarnya dalam sambutan pembukaan.
Sebagai narasumber utama, Dr. Fokky Fuad, S.H., M.Hum., Associate Professor dari Universitas Al Azhar Indonesia, menyampaikan materi mendalam mengenai moderasi beragama dan deradikalisasi terorisme di Indonesia. Beliau menyoroti bahwa ekstremisme keagamaan seringkali lahir dari pemahaman agama yang sempit dan bukan dari ajaran agama itu sendiri. Dalam penjelasannya, Dr. Fokky memaparkan adanya tiga pola berpikir dalam beragama, yakni ortodoks, liberal, dan moderat. Posisi moderat atau wasathiyah menjadi fondasi penting untuk menumbuhkan sikap adil, toleran, dan terbuka terhadap perbedaan. Ia juga menekankan perlunya pendekatan re-edukasi dan reintegrasi sosial dalam menangani narapidana terorisme, melalui program Pusat Deradikalisasi BNPT yang menekankan pada perubahan cara berpikir ketimbang kekerasan fisik.
Kegiatan yang dipimpin oleh Dr. H. Imron Rosyidi, M.Si., sebagai moderator ini berlangsung secara interaktif dan diakhiri dengan diskusi antara narasumber, dosen, dan mahasiswa mengenai peran akademisi serta media dalam membangun narasi keberagaman yang moderat dan inklusif.

Acara ditutup dengan penyerahan cinderamata kepada narasumber oleh Dr. Hj. Lilis Satriah, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Magister KPI, serta sesi foto bersama seluruh peserta. Melalui kegiatan ini diharapkan Program Studi Magister KPI dapat memperkuat implementasi nilai-nilai moderasi, etika, dan kemanusiaan dalam kurikulum, serta berkontribusi dalam upaya pencegahan ekstremisme berbasis literasi dan komunikasi Islam yang damai. (red/TokohIndonesia.com)






