
[DIREKTORI] Sejak menorehkan prestasi di dunia olahraga binaraga antara lain Juara Nasional (1994-1999) dan Mr ASIA 1995 dan 1998, Ade Rai menjadi ikon bagi mereka yang ingin memiliki tubuh kekar dan sehat. Sebagian besar waktu pendiri Klub Ade Rai Fitness Centers ini didedikasikan untuk memasyarakatkan olahraga khususnya binaraga baik lewat seminar, buku, siaran televisi dan radio, event olahraga termasuk mendirikan gym dan klub-klub kesehatan dan kebugaran di beberapa kota besar di Indonesia.
Ade Rai terlahir dengan nama lengkap I Gusti Agung Rai Kusuma Yudha pada 6 Mei 1970 di Jakarta. Siapa sangka di masa kecilnya, tubuh binaragawan ini terbilang kurus. Di usia 10 tahun, Ade kecil hanya memiliki berat badan 25 kg. Bahkan saat tinggi badannya 183 cm di usia remaja, tubuhnya masih saja kurus dengan berat hanya 55 kg. Meski demikian, minatnya pada berbagai kegiatan olahraga terbilang besar.
Sejak kecil pria berdarah Bali ini menekuni berbagai cabang olahraga, mulai dari olahraga beladiri seperti karate dan judo, volly hingga bulutangkis. Di cabang olahraga tepok bulu itu, Ade seangkatan dengan atlet bulutangkis peraih medali perak Olympiade Barcelona 1992, Ardy B Wiranata. Ade pun sempat menorehkan prestasi di tingkat DKI Jakarta, namun meski cukup berbakat, Ade merasa bulutangkis bukan bidangnya.
Setelah beberapa saat menggeluti bulutangkis, ia kemudian mengalihkan hobi berolahraganya ke aktivitas fisik yang mengandalkan kekuatan otot yakni adu panco. Karena Ade ingin terlihat lebih atletis dan menjadi kuat dalam berpanco, ia pun menggeluti aktivitas angkat beban. Namun seiring waktu berjalan, perkembangan massa ototnya yang pesat pada akhirnya membuat Ade sadar bahwa dirinya mungkin punya bakat di cabang olahraga binaraga.
Ade yang kala itu masih tercatat sebagai mahasiswa FISIP jurusan Hubungan Internasional, Universitas Indonesia, mulai menekuni olahraga binaraga tanpa melalaikan kuliahnya. Bagi Ade, binaraga bermanfaat untuk mengatur kesehatan tubuh. Untuk menekuninya, seseorang harus mengatur pola makan, nutrisi, dan menghindari pola makan yang sembarangan. Pasalnya, pola makan yang buruk dapat mendatangkan penyakit-penyakit degeneratif seperti kencing manis dan jantung. Agar terhindar dari penyakit berbahaya tadi, lebih baik menerapkan pola hidup sehat dan binaraga menawarkan hal tersebut.
Pada tahun 1994, putra ke-2 pasangan I Gusti Agung Rai Widjaja (alm) dan Selena Susanti ini mendapat gelar Juara Nasional-nya yang pertama, di kelas berat. Gelar bergengsi di bidang binaraga ini secara konsisten dipertahankannya hingga 2007. Setahun kemudian, Ade meraih prestasi Internasional pertamanya yakni Mr.Asia. Selanjutnya di tahun 1996, Ade Rai sebagai seorang atlit yang drug-free seumur hidupnya tertarik mengikuti kejuaraan dunia drug-free paling bergengsi waktu itu, Musclemania World. Berbekal persiapan yang baik, ia pun berhasil menjuarai ajang tersebut di kelas Berat Ringan serta menjadi juara umum (Overall).
Dengan modal kemenangan tersebut dan gelar juara nasional, Ade Rai mulai mendapat kepercayaan untuk mengikuti kompetisi multi-event Asia Tenggara (SEA Games) tahun 1997, di mana pada ajang tersebut, ia meraih juara pertama dan menyumbangkan medali emas untuk Indonesia. Pada 1998, Ade Rai kembali mewakili Indonesia ke ajang Mr.Asia Pro/Am Classic dan meraih gelar juara di sana. Tahun 2000 merupakan tahun terakhirnya bertanding di ajang binaraga Internasional. Di tahun itu, ia berhasil menyabet dua gelar sekaligus, yakni Juara Dunia-Superbody Professional dan Musclemania Professional.
Setelah memenangkan dua gelar tersebut, mulai terbersit dalam benaknya untuk menjalankan bidang lain selain sebagai atlet. Ade kemudian merintis usaha waralaba yang diambil dari namanya, Klub Ade Rai. Krisis di penghujung 1990-an tidak menghalangi niat Ade untuk melayani kebutuhan masyarakat akan sarana fasilitas kebugaran yang lengkap dan lebih terjangkau. Mengingat sebelum kehadirannya, peta pusat kebugaran di Indonesia didominasi dua kubu yang sangat mencolok, di mana di satu sisi pusat kebugaran lengkap teratur ditawarkan dalam rentang harga yang sangat tinggi dan di sisi lain pusat kebugaran yang terjangkau sangat terbatas dalam hal fasilitas maupun keteraturan pengelolaan. Hingga tahun 2011, Klub Ade Rai telah berdiri sebanyak 15 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia.
Dalam setiap kesempatan wawancara di berbagai media, talkshow, ataupun seminar, Ade berusaha menularkan ilmunya. Ia menekankan pentingnya menjalani gaya hidup yang sehat sekaligus menawarkan aktivitas fitness sebagai solusi kesehatan, kebugaran, peningkatan daya tahan tubuh, umur panjang, hingga peningkatan performa olahraga bagi semua orang, tak terkecuali umur, jenis kelamin, maupun golongan.
Setelah Klub Ade Rai, tahun 2006, ia membangun RAI Institute sebagai wujud keseriusannya dalam mengedukasi dan memotivasi masyarakat mengenai gaya hidup sehat melalui fitness. Melalui RAI Institute, Ade Rai mengkonsentrasikan upaya edukasi melalui program pelatihan sertifikasi untuk para profesional di bidang fitness. Peran motivasi fitness diarahkan dalam wujud berbagai program talkshow maupun seminar motivasi di berbagai organisasi, baik perusahaan swasta, jajaran instansi pemerintah, maupun institusi pendidikan.
Harapannya, dengan mengisi kendala informasi, pengetahuan, dan sarana fasilitas, semoga banyak orang yang memulai fitnes tidak harus menghadapi kesulitan yang ia lewati dulu. Sementara, pada saat yang sama, ikut menyemarakkan dan menumbuhkembangkan industri kebugaran di Indonesia.
Tak cukup hanya sampai di situ, untuk menjawab kendala kurangnya ajang kejuaraan untuk mencetak bakat-bakat atlet binaraga baru sekaligus meningkatkan martabat kejuaraan dan atlet binaraga di mata masyarakat, Ade kerap menyelenggarakan pertandingan binaraga. Hingga di tahun 1998 tercetuslah sebuah ajang bertajuk Pestaraga yang kemudian berkembang menjadi ajang expo bagi para pemain di dalam industri fitness seperti suplemen, buku dan majalah, pakaian dan sepatu olahraga, pusat kebugaran, serta makanan kesehatan. Event yang awalnya diselenggarakan selama sehari penuh itu kini diperpanjang menjadi dua hari. Ajang tersebut juga menyertakan berbagai pertandingan dan pagelaran seni pembentukan tubuh, seperti Jakarta Fitness Festival, Kejuaraan Binaraga Artis, Public-Figure Fitness Award, dan Kejuaraan Body Fitness.
Keterbatasan informasi yang ia alami dulu, dijembatani Ade dan rekan-rekannya dengan mempublikasikan majalah fitnes dan binaraga bulanan, Adiraga sejak September 2003. Buku sebagai jendela informasi dunia juga menjadi ajang untuk mengisi keterbatasan tersebut. Ade Rai: Pedoman Fitness Untuk Pemula (2002), Ade Rai: Gaya Hidup Sehat – Fitness dan Binaraga (Penerbit BOLA 2006), dan Ade Rai: Bakar Lemak – Tanpa Lapar Tanpa Lemas (Penerbit BOLA 2007) merupakan hasil karyanya dengan beberapa rekan seperjuangan.
Sebagai salah satu binaragawan terbaik, Ade amat memperhatikan kondisi fisiknya. Mulai dari aktivitas angkat beban hingga mengatur pola makan. Berkat gaya hidup binaraga yang senantiasa dijalankannya itu, Ade kerap mendapat sorotan dan apresiasi pubik binaraga internasional. Setiap tahun, ia selalu diundang untuk menjadi bintang tamu dalam berbagai kejuaraan binaraga natural dunia baik di Asia (Malaysia, Hong Kong), Eropa (Italia), Australia, maupun Amerika.
Ade pun aktif dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh berbagai organisasi sosial seperti Badan Kesehatan Dunia (WHO), Badan Narkotika Propinsi (BNP), UNICEF, Dinas Kesehatan Propinsi. Ade Rai juga aktif menjadi kontributor untuk berbagai media baik cetak maupun radio. Seperti SCTV, Smart FM, Koran Tempo (edisi Sabtu), The Jakarta Post, Tabloid Bola, dan masih banyak yang lainnya. Pria berambut gondrong ini juga kerap diundang untuk menjadi dosen tamu ataupun pembicara seminar untuk beragam topik kesehatan, kebugaran, sampai marketing di berbagai perguruan tinggi, di antaranya Universitas Islam Nasional (UIN), Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, Universitas Atma Jaya, dan STEKPI.
Dalam setiap kesempatan wawancara di berbagai media, talkshow, ataupun seminar, Ade berusaha menularkan ilmunya. Ia menekankan pentingnya menjalani gaya hidup yang sehat sekaligus menawarkan aktivitas fitness sebagai solusi kesehatan, kebugaran, peningkatan daya tahan tubuh, umur panjang, hingga peningkatan performa olahraga bagi semua orang, tak terkecuali umur, jenis kelamin, maupun golongan.
Ia juga menekankan pentingnya peran wanita dalam memasyarakatkan gaya hidup sehat. “Kalau ada istilah ‘mens sana in corpore sano’, dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat maka di binaraga inilah terjadi. Kalau di Indonesia sekarang bangsanya lemah, karena masyarakatnya tidak sehat. Masyarakatnya tidak sehat karena keluarganya tidak sehat. Keluarga tidak sehat karena ibunya tidak sehat. Jadi makanya menurut saya, wanita berperan besar dalam upaya menyehatkan bangsa. Karena ibu itu atmosfir keluarga,” kata pemilik tinggi badan 183 cm dan berat 90 kg itu seperti dikutip situs kapanlagi.com.
Selain dikenal sebagai atlet, Ade juga bisa dibilang sebagai selebriti. Kiprahnya yang kerap disorot media pada akhirnya terus membuat namanya meroket. Tak heran jika ia laris manis menjadi bintang iklan berbagai produk nasional dan internasional. e-ti | muli, red