Mengabdi Sampai Akhir

Andung A. Nitimiharja
 
0
201
Andung A. Nitimiharja
Andung A. Nitimiharja | Tokoh.ID

[ENSIKLOPEDI] Mengabdi selama lebih satu tahun sebagai Menteri Perindustrian Kabinet Indonesia Bersatu (KIB), dengan segala kemampuannya, Andung A. Nitimiharja, menyerahkan jabatannya kepada politisi Partai pada perombakan terbatas anggota kabinet yang diumumkan Presiden SBY di Gedung Agung Yogyakarta, Senin (5/12/2005) pukul 21.00.

Dalam reshuffle kabinet itu, tiga nama baru masuk kabinet, tiga menteri diberhentikan, dan tiga menteri dirotasi. Kemudian, dia diangkat menjadi Duta Besar Republik Indonesia untuk Meksiko, Honduras, dan Kosta Rika. Saat bertugas sebagai Dubes, Andung meninggal dunia akibat serangan jantung, Kamis 22 Oktober 2009. Juru bicara Departemen Luar Negeri, Teuku Faizasyah, membenarkan kabar itu.

Nama Andung Nitimihardja dalam kancah perekonomian nasional bukanlah orang baru. Dia adalah komisaris utama di tiga BUMN, di antaranya PLN, sebelum dia dipercaya menjadi menteri perindustrian Kabinet Indonesia Bersatu. Obsesinya, saat menjabat Menteri Perindustrian adalah menjadikan Indonesia surga bagi investasi.

Mengejutkan adalah kata yang banyak diungkapkan banyak kalangan seiring dengan munculnya nama Andung A. Nitimihardja sebagai menteri perindustrian RI. Bagaimana tidak, hingga sore menjelang pengumuman kabinet pada 21 Oktober, nama direktur keuangan Medco Energy, Sugiharto masih menguat sebagai kandidat menteri perindustrian. Tetapi, tengah malam pada saat pengumuman, nama komisaris utama PLN tersebut tiba-tiba diplot sebagai menteri perindustrian.

Andung sendiri mengaku terkejut terpilih duduk di jajaran Kabinet Indonesia Bersatu. Tetapi sebagai abdi negara, dia siap untuk menjalankan amanah dan mengaku departemen perindustrian adalah sektor yang tidak asing baginya. Saya bukan orang baru di departemen perindustrian, karena waktu di BKPM, saya selalu berhubungan dengan investor, pengusaha dan departemen perindustrian,” kata mantan Deputi Kepala BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) Bidang Pengembangan Usaha Nasional tersebut.

Doktor bidang Studi Pembangunan University Pittsburg, AS, tersebut berkeinginan menjadikan Indonesia sebagai surga bagi investasi asing. Caranya, dengan jalan melakukan perbaikan terhadap sejumlah peraturan yang menghambat investasi dan industri. Selain itu, menjaga investasi yang sudah ada supaya tidak hengkang ke luar negeri.

“Persaingan merebut investasi sangat ketat karena investasi tidak mengenal nasionalisme. Investasi mengalir seperti air, mana yang lebih rendah, ke situlah air mengalir. Jika negara itu bisa menghasilkan profit yang lebih baik dengan risiko yang terukur,” jelas pria kelahiran Bandung, 4 April 1950, itu.

Andung menekankan, dengan keadaan ekonomi mikro yang membaik dan keamanan serta kepastian hukum yang lebih baik akan menjadi pertimbangan bagi investor untuk masuk. “Saya akan bertemu dengan asosiasi serta investor asing untuk mendapat masukan dari mereka. Yang penting sekarang dengan sumber daya alam dan sumber daya manusia ini, kita bisa menjadikan Indonesia sebagai surga bagi investasi manufaktur,” tambahnya.

Pada bagian lain, komisaris utama PT RNI (Rajawali Nusantara Indonesia), PT PLN, dan PT Dirgantara Indonesia tersebut mengatakan, struktur industri akan diperkuat dari hulu ke hilir. Sejauh mungkin diharapkan proses produksi berlangsung di dalam negeri terutama produk-produk berbasis sumber daya alam.

Prioritas
Menteri Perindustrian Andung Nitimihardja mengungkapkan (2/11/2004), pihaknya telah memfinalisasi program 100 hari di bidang industri. Menurut dia, pihak Departemen Perindustrian akan memprioritaskan pengembangan industri berbasis agro, transportasi, dan juga industri manufaktur yang padat karya.

Advertisement

“Kita sudah membuat program jangka pendek dan menengah. Prioritas pengembangan industri adalah industri agro, dari hulu sampai hilir,” kata Andung. Untuk itu, pihaknya akan bekerja sama dengan Departemen Pertanian untuk menyejajarkan kebijakan guna membangun industri berbasis agro.

Sementara itu, mengenai persoalan harmonisasi tarif produk industri agro di sektor hulu dan hilir perlu dibahas bersama untuk mendapatkan formula tarif yang pas. “Jangan sampai tarif bea masuk produk di sektor hulu lebih besar daripada produk di sektor hilir, agar industri berdaya saing,” ujar Andung.

Selain itu, industri di bidang transportasi juga penting dikembangkan, seperti industri otomotif, sepeda motor, termasuk industri galangan kapal. Pengembangan industri itu diharapkan juga dapat mendorong pertumbuhan industri pendukung lainnya, seperti industri komponen.

Di sektor industri manufaktur, pihaknya juga tetap akan memerhatikan program pengembangan industri manufaktur yang padat karya, seperti industri tekstil dan produk tekstil, alas kaki, dan elektronik. Industri seperti itu masih memiliki potensi untuk pasar ekspor. tsl – Indo Pos, Selasa, 26 Okt 2004

Data Singkat
Andung A. Nitimiharja, Menteri Perindustrian (2004-2005) / Mengabdi Sampai Akhir | Ensiklopedi | Duta Besar, komisaris BUMN

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini