Konseptor Polri Ogah Berpolitik
Ahwil Lutan
[DIREKTORI] Komisaris Jerderal Polisi Ahwil Lutan, Inspektur Jenderal Markas Besar Kepolisian RI adalah sosok polisi yang langka dengan komitmen tegas. Ia misalnya tidak pernah memperlihatkan keberpihakannya. “Saya menjadi seorang polisi bukan untuk berpolitik,” ujar Ahwil. Hal ini pula yang membuat dirinya selalu dipilih untuk menangani kasus-kasus yang melibatkan internal Polri seperti sebagai ketua tim penyelidikan kasus korupsi di tubuh Polri (1999) dan kasus penyelundupan mobil mewah yang melibatkan mantan Kapolda Metro Jaya, Sofjan Jacoeb.
Walaupun namanya tidak terlalu menonjol, Ahwil lebih dikenal sebagai konseptor dan pemikir Polri yang memiliki visi ke depan, daripada sebagai komandan pasukan di lapangan. Berbagai jabatan penting yang memerlukan pemikiran dan strategi serta jaringan internasional sering diembannya. Seperti Staf Ahli Kapolri dan memimpin jajaran Reserse, Interpol, PTIK.
Mungkin hal ini pula yang menjadi pertimbangan pemerintah memilihnya sebagai calon tunggal Dubes untuk Meksiko. Kepastian ini didapat setelah pencalonannya diterima Komisi I DPR BIdang Pertahanan dan Hubungan Luar Negeri. Jabatan Dubes ini bertepatan dengan akan diadakannya pertemuan APEC yang akan dilaksanakan di Mexico pada tahun ini. Walaupun akan bertugas sebagai dubes, status Ahwil tetap sebagai polisi aktif. Saya siap ditugaskan di mana saja, dalam maupun diluar negeri,” tegas pria kelahiran Pemantang Siantar,1 Juni 1947. Namun dirinya membantah bahwa penunjukan dirinya sebagai dubes berkaitan dengan kasus yang sedang ditanganinya, kasus Sofyan Jacoeb. Penunjukan sebagai dubes keluar dua bulan sebelum ada kasus ini,” ujar jenderal berbintang tiga ini.
Tugasnya sebagai dubes bukanlah suatu yang ringan. Salah satu tugasnya adalah meningkatkan hubungan diplomatik dan perdagangan antara Indonesia serta Mexico. Saat ini perdagangan Indonesia ke Negara-negara Amerika latin tahun 2000 sebesar 600 juta dolar. Nilai ini menurut Deperindag masih dinilai kecil. Sebelum ditunjuk sebagai dubes, ayah dari Chippy, Gary dan Desirre sering kali pengeyam pendidikan di luar negeri, sehingga dirinya memiliki banyak pengalaman internasional. Kesempatan ini tidak banyak dimiliki oleh anggota Polri. Dalam mengeyam pendidikan di luar negeri, dirinya tidak segan-segan menjalin hubungan internasional dengan Perwira dari negara lain.
Hubungan ini pula yang dimanfaatkanya saat menjabat sebagai Sekertaris Nasional Central Bureau Interpol Indonesia. Prestasi yang diraih dalam jabatan ini antara lain mengembalikan sejumlah koleksi lukisan museum nasional dari Singapura dan mengembalikan para tersangka yang lari keluar negeri ke Indonesia walaupun Indonesia belum mempunyai perjanjian ekstradisi dengan negara yang bersangkutan. Repro Tempo Interaktif/Priandono)