Indonesia 2008

 
0
27
Majalah Berita Indonesia Edisi 53
Majalah Berita Indonesia Edisi 53 - Indonesia 2008
Lama Membaca: 5 menit

VISI BERITA (Indonesia Bangkit, 10 Januari 2008) – Langit mendung menyelimuti sebagian langit Indonesia di penghujung tahun 2007. Sebagian saudara-saudari kita harus mendekam di tempat-tempat penampungan karena rumahnya tenggelam oleh banjir dan tanah longsor. Sungai-sungai yang sebelumnya kering kerontang di musim kemarau berubah penuh air menerjang harta benda dan nyawa. Bencana yang menimpa sebagian wilayah di Indonesia membangkitkan bayangan kelam tragedi tsunami di Aceh beberapa tahun lalu. Bencana yang datang silih berganti seolah menabalkan kesan bahwa sepanjang tahun 2007, ada beberapa keprihatinan yang kita lalui sebagai bangsa.

Baca Online: Majalah Berita Indonesia Edisi 53 | Basic HTML

Keprihatinan terbesar yang masih akan kita bawa di tahun 2008 adalah masih banyaknya rakyat yang belum sejahtera. Pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini boleh dibilang belum “berkualitas” sebab pertumbuhan ekonomi yang berkualitas adalah pertumbuhan ekonomi yang mengurangi jumlah orang miskin dan penganggur secara signifikan. Kebijakan Pemerintah selama ini masih belum dapat mengurangi tingkat kemiskinan yang mendera penduduk Indonesia. Selama tahun 2007, ketimpangan ekonomi meningkat dari 0,34 persen menjadi 0,37 persen. Sementara itu, pertumbuhan orang kaya di Indonesia per tahun mencapai 16 persen. Ketimpangan ini menunjukkan melebarnya jurang kemiskinan di Indonesia sekaligus masih lemahnya kebijakan yang berpihak kepada rakyat.

Kebijakan yang berpihak pada rakyat selalu membutuhkan dukungan politik. Namun sayangnya, esensi politik telah berubah, bukan lagi untuk mencari kesejahteraan bagi masyarakat, tetapi untuk individu dan kelompok. Kalangan elit (pemerintah) disibukkan dengan perdebatan tentang angka kemiskinan (statistik) namun lambat berpikir bagaimana kemiskinan itu bisa diselesaikan dengan program yang konkret, bijaksana, dan dengan keberpihakan yang jelas.

Ada kekhawatiran kebijakan yang berpihak kepada rakyat akan semakin pudar di tahun 2008. Sebab tahun 2008 akan menjadi tahun meningkatnya aktivitas politik menyongsong agenda 2009. Ada dua agenda besar pada 2009, yaitu pemilihan umum untuk memilih anggota legislatif dan pemilihan presiden. Serangkaian agenda politik pada 2008 sudah menanti diantaranya pemilihan kepala daerah di 139 provinsi dan kabupaten/kota. Pemerintah dan DPR juga harus menuntaskan seluruh pembahasan paket undang-undang politik pada 2008. Pembangunan kelembagaan politik seperti kegiatan klarifikasi dan penetapan partai politik peserta pemilu mewarnai perjalanan 2008. Berita soal menteri, wapres, dan presiden yang rajin berkunjung ke daerah akan hinggap di berbagai media massa. Kunjungan-kunjungan yang mungkin sama sekali tidak ada korelasi dengan peningkatan kesejahteraan rakyat.

Energi yang terkuras untuk politik akan mengguncang pertumbuhan ekonomi. Hasilnya, rakyat miskin bisa bertambah banyak, pengangguran membengkak.

Selain hingar-bingar politik yang akan mewarnai 2008, pengaruh dunia luar bisa menggoyang stabilitas ekonomi di dalam negeri. Seperti belum tuntasnya krisis gagal bayar kredit sektor perumahan di Amerika Serikat dan adanya kemungkinan harga minyak dunia pada tahun 2008, yang menurut para analis energi, bisa melewati 100 dollar AS per barrel. Pemerintah mungkin akan dibuat repot ‘mengutak-atik’ APBN terutama dalam hal menjaga defisit anggaran yang sudah ditentukan bersama DPR. Dunia usaha juga bisa dibuat kelimpungan dengan ketidakpastian biaya produksi mengingat harga BBM akan meningkat terus mengikuti kenaikan harga internasional.

Di dalam semua kekhawatiran dan pesimisme, kita juga tentu menyadari masih ada harapan dan optimisme yang memampukan kita melewati semua masalah dan tantangan di bangsa ini. Pemerintah optimis mencanangkan pertumbuhan ekonomi 6,8% tahun 2008 dan mengharapkan laju inflasi bisa dikontrol pada level 6 plus minus 1%. Indeks harga saham gabungan (IHSG) yang terus mencatat rekor baru diharapkan terus membaik di tahun 2008, makin banyaknya perusahaan yang go public, dan bertumbuhnya reksa dana. Sejumlah harapan juga masih menggantung untuk diraih.

Diantaranya, Pemerintah harus sungguh-sungguh mengatasi persoalan klasik yang selalu dikeluhkan masyarakat dari tahun ke tahun yaitu mengurangi angka kemiskinan dan membuka lapangan kerja baru. Pemerintah juga perlu memberikan berbagai kemudahan dan insentif bagi pelaku usaha yang ingin berinvestasi pada kegiatan-kegiatan hilir atau derivatif dari berbagai komoditas primer. Hal ini akan membuka lapangan kerja yang berujung pada berkurangnya pengangguran dan kemiskinan. Pemerintah juga sudah saatnya memberikan perhatian lebih pada pengembangan industri pariwisata. Visit Indonesia 2008 harus menjadi komitmen semua pihak, bukan hanya Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Sektor pariwisata bisa dianggap sebagai suatu sektor yang mempunyai efek pengganda yang besar untuk lapangan kerja dan pendapatan.

Penanganan korupsi dan penegakan hukum juga merupakan agenda penting di tahun 2008. Penanganan kasus-kasus KKN, seperti dana BLBI dan aliran dana BI ke DPR yang belum selesai serta upaya memperbaiki citra Indonesia di mata dunia, menjadi pekerjaan rumah pemerintah pada tahun 2008. Janganlah lagi kita mendengar berita yang menyudutkan Indonesia sebagai negara terkorup di dunia, warganya suka merusak tempat-tempat ibadah, main hakim sendiri, dan sebagainya.

Advertisement

Mari kita songsong tahun 2008 dengan semangat Kebangkitan Nasional. Sebab di tahun ini genap 100 tahun usia gerakan Kebangkitan Nasional yang dipelopori Boedi Oetomo, gerakan pemuda yang didirikan oleh Dr Soetomo. Peristiwa bersejarah ini bisa kita jadikan momentum untuk menggerakkan kembali Kebangkitan Indonesia yang masih terpuruk dan tertinggal dari negara-negara Asia Tenggara dalam hal kemajuan dan kesejahteraan. Para penggerak Kebangkitan Nasional serta penggerak Gerakan Kebangsaan serta Kemerdekaan telah mewariskan teladan, yakni sikap serta praksis yang menggugat, “bukan apa yang kita dapatkan dari negara, tetapi apakah yang kita berikan kepada negara”. Selamat Tahun Baru Indonesiaku. Bagimu kami berkarya. (red/BeritaIndonesia)

Daftar Isi Majalah Berita Indonesia Edisi 53

Dari Redaksi

Visi Berita

Surat Pembaca

Berita Terdepan

Highlight / Karikatur Berita

Berita Utama

Berita Humaniora

Berita Khas

Berita Nasional

Lintas Media

Berita Ekonomi

Berita Buku

Lentera

Berita Politik

Berita Mancanegara

Berita Hukum

Lintas Tajuk

Berita Tokoh

Berita Iptek

Berita Hankam

Berita Budaya

Berita Daerah

Berita Lingkungan

Berita Feature

Berita Perempuan

Berita Selingan

Berita Olahraga

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini