Page 61 - Majalah Berita Indonesia Edisi 02
P. 61
BERITAINDONESIA, Agustus 2005 61kaitan erat dengan kemiskinan.Dia nekat gantung diri (15/7) lantaranmalu menunggak uang sekolah hampirRp 300.000. Dan, yang membuatnyamemilih jalan kematian karena ejekankawan-kawannya, Fifi anak tukangbubur.Jika benar itu alasan Fifi mengakhirihidupnya ini sungguh persoalan yangamat serius. Karena anak-anak sekolah,tidak tahu bagaimana menghargai mereka yang mencari nafkah secara halal.“Para guru, orang tua dan kita semuaikut bertanggung jawab atas cara pandang siswa yang sempit seperti itu,” tulisMI.Sementara itu, tajuk Bisnis Indonesia(21/7) meragukan gebrakan KapolriJenderal (Pol) Sutanto untuk memberantas perjudian dalam tempo hanyasepekan.Buktinya, sudah lewat batas waktutujuh hari, polisi hanya mampu menjaring 1.257 tersangka dari 409 kasusperjudian di seluruh Indonesia.Tak seorang pun di antara yangditangkap berkategori penjudi kelaskakap. Polisi berdalih, penangkapanharus berdasarkan aturan hukum, memenuhi tiga unsur: pelaku, alat perjudian,dan taruhan. Kalau begitu, jangan berharap para penjudi kelas kakap bisaditangkap.Mengakhiri tajuknya, BI menyarankan beberapa hal: operasi pemberantasan judi tidak boleh berhenti,kesejahteraan polisi harus ditingkatkan,dan perlu dipikirkan melokalisasi perjudian, seperti yang diterapkan pemerintah Malaysia.Suara Karya (18/7), dalam tajuknya“Selamat Datang Damai di NAD”, menerima baik nota perjanjian damai yangditandatangani di Helsinki antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan Pemerintah Indonesia. Tapi, bagi koranmilik Partai Golkar ini, perjanjian itutidak mudah diimplementasikan di lapangan.Di satu sisi, misalnya, pembubaranGAM, penyerahan senjata GAM danpemulihan hak para anggota GAM. Di sisilain, penarikan bertahap pasukan nonorganik TNI dari wilayah ‘SerambiMekah’.Perlu DialogPenyerbuan dan kekerasan yangterjadi di Kampus Mubarak, markasJemaat Ahmadiyah Indonesia, di Parung,Bogor (15/7), menjadi fokus perhatianKoran Tempo (18/7).Dengan editorial “Setelah AhmadiyahDiserbu”, harian ini menilai kelompokpenyerbu yang berkostum islami sesungguhnya sedang menciderai ajaranTajuk LainIslam, apalagi dilakukan terhadap kelompok Islam yang lain.Ahmadiyah sama-sama percaya kepada Allah SWT, Nabi Muhammad, AlQuran dan Hadist. Gerakan ini tersebardi 178 negara, dianut 200 juta orang, diantaranya 10 juta di Asia Tenggara,termasuk Indonesia. Gerakan Ahmadiyah, yang masuk ke Indonesia tahun 1935,bergerak di bidang sosial, pendidikan,dan kesehatan. “Yang berbeda, kelompokini mengakui Ahmad Ghulam sebagainabi terakhir, bukan Muhammad,” tulisKT.Koran yang diterbitkan penerbitmajalah Tempo ini menyayangkan keluarnya fatwa MUI Bogor, sehari sebelumpenyerbuan; yang memberi Ahmadiyahcap sebagai aliran sesat.Merebaknya isu flu burung (avian influenza) yang menimbulkan tiga korbanpertama di Indonesia menjadi perhatianutama Investor Daily. Di dalam tajuknya(21/7), harian ekonomi ini mengkritisimasih belum jelasnya dari mana sumberpenyakit mematikan itu, padahal sudahdipastikan sebagai faktor penyebabkematian Iwan Siswara Rafei (38) sertadua putrinya Sabrina Nurul Azizah (8)dan Thalita Nurul Azizah (1).Kematian tiga warga Kabupaten Tangerang, Banten, itu menebarkan terorcuriga di tengah masyarakat. Q SHKedaulatan Rakyat:Tahun ajaran mendapat perhatianutama dari koran yang terbit di koyaYogyakarta ini. “Selamat Datang SiswaBaru”, demikian judul tajuk KR (19/7).Tahun ajaran baru memberi bebanbaru bagi para orang tua murid. Muridjadi sapi perahan yang harus tunduk,tidak hanya membayar sumbanganuntuk sekolah, tetapi juga seperangkatpakaian seragam.Biaya pendidikan yang ditarik menjadi terasa sangat membebani apabiladilakukan dengan kesewenangan. Tanpa dibicarakan dulu dengan KomiteSekolah dan perwakilan para murid.Posisi kesewenangan pengaturandari tingkat dasar sampai menengahatas, sejak berlakunya otonomi daerah,berada di tangan Dinas Pendidikan.Mendiknas telah mengeluarkan ketentuan Standardisasi Biaya PendidikanNasional. Kita menunggu realisasinyadengan harap-harap cemas.Bali Post:Koran yang terbit di Denpasar inimenyorot titik lemah pemerintah dalammengendalikan tata ruang di Bali, daerahyang menjadi pusat pariwisata domestikdan mancanegara.“Selama ini belum ada sanksi jelasbilamana terjadi pelanggaran tata ruang,”tulis BP di dalam tajuknya (18/7).Sebenarnya, rusaknya tata ruang diBali tidak perlu dicemaskan sebab Balisudah punya konsep pengaturan tataruang yang berusia berabad-abad. Yangjadi persoalan, penerapannya yang menyimpang.Sangat pantas ditolak bila investordari luar tidak peduli dengan tata ruangBali. Sayangnya, pemerintah selama initutup mata. Padahal kunci pengendalianada di pemerintah. Ada kehawatiran,lemahnya pengawasan karena adanyaperselingkuhan antara penguasa danpengusaha.Pikiran Rakyat:Tajuk rencana (16/7) koran yangterbit di Bandung ini menyorot aksi-aksimenentang Presiden Filipina GloriaMacapagal Arroyo. Ada dua tuduhanyang menimpa Arroyo. Pertama, sebuahrekaman pembicaraan yang mengindikasikan Arroyo ikut merekayasajumlah suara pemilihan presiden. Kedua, keluarga dan suami Arroyo menerima uang dari bandar judi.Awalnya, desakan pihak oposisimendapat dukungan dari banyak pihak,termasuk mantan Presiden Qory Aquinodan gereja Katholik. Arroyo hampir dipinggir jurang. Tapi belakangan pihakgereja mengendor, menyerahkan padaproses hukum.Agaknya, perubahan sikap Gerejakarena tak ingin mengulang pengalaman terdahulu, terjadi kekerasanmenjelang kejatuhan rezim FerdinandMarcos. Q SH