Page 47 - Majalah Berita Indonesia Edisi 03
P. 47


                                    BERITAINDONESIA, September 2005 49Rupiah bermasalah lagi.Tak ada yang mendugarupiah melemah secepat ini. Tiba-tiba nilai tukarnyaterpuruk di titik terendah, Rp11.600, Selasa (30/8) setelahkrisis moneter 1997.Padahal menurut Kompas,dengan tingkat pertumbuhan6,4%, perekonomian bisa segera keluar dari krisis. Harapansemakin menggumpal setelahpara pengusaha Jepang berjanjimemasukkan modal US$ 20miliar, ditambah US$ 7,5 miliardari China. Semua optimismeini sirna begitu harga minyakbumi melonjak tak terkendali.“Tidak jelasnya antisipasiyang dilakukan pemerintahmembuat kita kehilangan arah,”tulis Kompas dalam editorial(25/8).Apa yang harus dilakukansekarang? Jawab Kompas; (1)Tenangkan pasar, tidak bolehterus gugup dan bergerak tanpakendali. Jangan sampai muncul persepsi, pemerintah tidakmampu dan tidak kredibel.(2)Pemerintah harus mengeluarkan kebijakan penangananekonomi yang lebih lengkap.(3)Yang tak kalah penting, pemerintah menunjukkan sense ofcrisis.pusat, maka kencendrungansep a r a t i s me akan tetapmuncul.WaspadaHarian tertua kota Medanini, dalam ediorial (23/8) memuji gebrakan Kapolri Jenderal Sutanto untuk memberantas perjudian, premanisme,Narkoba, penyelundupan, danpenjarahan hasil hutan danlaut. Sayang sekali jika masyarakat membiarkan polisibekerja sendirian seperti yangterjadi selama ini.Koran ini mengajak masyarakat mnembantu polisi. Sudahtiba waktunya masyarakat berani melakukan perlawananterhadap segala bentuk kejahatan yang merugikan masyarakat, bangsa dan negara. “Tidak ada alasan untuk tidak lagimembantu tugas-tugas polisi,”tulis Waspada.Kedaulatan RakyatTernyata sampai hari ini,Dinas Pendidikan DIY belumbisa mengucurkan Dana Bantuan Operasional Sekolahyang dijanjikan pemerintah,demikian tulis harian Kedaulatan Rakyat, dalam tajuknya (30/8). Di tengah jeritan masyarakat tentang mahalnya biaya pendidikan, wajar bilamana suntikan danaBOS menjadi hal yang sangatsensitif.Di tengah sulitnya ekonomi dan keluhan mahalnyabiaya pendidikan, secaralogika semestinya dana itutidak scurkan. “Agaknya adamata rantai yang belum tersambung,” tulis KR. AgaknyaPemda masih mengalamikendala petunjuk pelaksanaan dan petunjukteknis.■ SHtaan serta kebijakan yang tidakbijak dan tidak benar.Yang perlu dihindari, tulisKompas, membuat pernyataanapalagi kebijakan yang kurangmenghargai, bahkan menyudutkan, anak-anak bangsa yangtelah mempertaruhkan jiwa raga dalam melaksanakan kebijakan politik pemerintah yangsah. Jangan membuat kesan,yang setia seakan-akan malahdipersalahkan dan dipojokkan.“Semangat damai adalah sekaligus semangat rekonsiliasi,”tulis Kompas.■ SHHarian sore, Sinar Harapan, melihat kemerosotan nilairupiah akibat banyak hal, baikdi sektor moneter maupunfiskal. Lonjakan harga minyakbum i s a n g a t membebaniAPBN, karena subsidi yangmembengkak. Di sisi lain, BIterlambat menaikkan tingkatsuku bunga SBI. Memang initidak mudah, karena BI harusmenanggung sedikitnya Rp400 triliun setiap kenaikan SBI1%. Tingkat SBI yang tinggijuga akan menekan minat berinvestasi.Keraguan menaikkan hargaBBM m e m a n g berpeluangmembangkitkan krisis kepercayaan kepada pemerintah.Mereka melihat , menaikkansekarang atau nanti, tidak banyak berbeda. Menunda kenaikan BBM hanya akan menimbulkan ketidakpastian.Harian ekonomi, Bisnis Indonesia, melihat beberapa sebab melemahnya nilai rupiah.(1) Kenaikan suku bungabank sentral AS, menarik banyak pemilik uang menyimpannya dalam dolar. (2) Hargaminyak mentah yang terusmeroket. (3) Pelunasan utangluar negeri. (3) Pertamina butuh dolar cukup besar untukmengimpor minyak mentahdan olahan.Karena itu, harian ini, dalam editorial (30/8) menunggulangkah berani Presiden: (1)Menaikkan harga BBM. (2)Merombak kabinet. (3) Meminta keringanan utang. (4)Memberantas penyelundupanBBM.Harian ekonomi lainnya,Investor Daily, menilai langkah BI menaikkan suku bungatidak banyak menolong untukmembangkitkan kembali rupiah. Pemerintah mesti belajardari krisis moneter 1997-1998.“Jika tidak ada solusi menyeluruh, Indonesia bisa terjerumus ke krisis jilid dua,” tulisharian ini dalam editorial (31/8).Melemahnya nilai rupiah,menurut Investor Daily, bukanlagi semata-mata soal tehnis,tetapi sudah masuk ke trustand confidence. Pasar tidakpercaya pada tim ekonomi.Solusinya, antara lain; (1)Mewajibkan eksportir dan importir menggunakan L/C, eksportir menyetor hasil devisa keBI. (2) Pemerintah dan BImengubah sistem nilai tukardan lalu lintas devisa. (3) Kebijakan baru Migas untuk merangsang produksi minyak.(4)Merombak tim ekonomi kabinet.Media Indonesia, mempertanyakan dalam editorial (31/8), kenapa krisis tidak maupergi dari negeri ini? Jawabanyang paling tepat, kita bangsayang memorinya pendek dantidak pernah mau belajar darikrisis masa lalu. ■ SHKRISIS YangDIPICU KERAGUANHimpitan kesulitan ekonomimenyisakan harapan yang menggunung.Langkah perbaikan diawali keraguan.BERITAINDONESIA, September 2005 49(LINTAS TAJUK)
                                
   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51