Page 40 - Majalah Berita Indonesia Edisi 07
P. 40


                                    LENTERA40 BERITAINDONESIA, Januari 2006Sejak tahun70-an, yangnamanya dialogantaragamatelahdiselenggarakan.Tapi, hasilnyatidak efektif.tidak laku lagi.”Secara lebih konkret, Syaykh menyatakan pihaknya siap memfasilitasi sebuahforum diskusi bersama yang diprakarsaiMa’had Al-Zaytun dengan PGI.Kedua pihak sepakat menggelar sebuahacara diskusi lintasagama dengan mengusung tema: “Membangun Bangsa denganToleransi dan Perdamaian”, pada Maret2006 mendatang.Sebelum berpamitan, Pendeta WeinataSairin yang dikenal sangat produktif menulis di berbagai media massa menyerahkan kepada Syaykh Panji Gumilang sebuhbuku kumpulan tulisannya, yang diterbitkan BPK Gunung Mulia, edisi 2005,berjudul “Menghidupi Angin Perubahan”.Sembari menerima buku dan mengucapkan terima kasih, Syaykh berucapbahwa beberapa waktu lalu pihaknyamenerima hadiah kenang-kenangan dariYayasan Gideon berupa 100 Naskah Injil.Saat Pendeta Yewangoe berkomentarbahwa kiriman semacam itu sangat sensitifdan potensial disalahartikan sebagaibentuk terselubung upaya kristenisasi,Syaykh langsung memotong: “Ah, di sinisudah tidak ada lagi pemikiran seperti itu.Kita tutup dan kita buang jauh-jauh!”Mengomentari pernyataan Syaykh tadi,Pendeta Weinata Sairin menilai, pemikiran Syaykh sangat maju, tidak semuaorang memiliki cara berfikir seperti itu.Apalagi Syaykh menjadikan Injil sebagaibahan pelajaran kepada para santri danmahasiswa MAZ, tanpa ada kekhawatiranakan mengubah akidah. Weinata menggarisbawahi, kitab-kitab suci agama lainitu adalah input dan tidak berarti yangmembacanya tidak lagi percaya pada kitabsuci yang diyakini. Kebenaran itu bisaberasal dari banyak sumber.Lepas dari itu, Pendeta Weinata menyesalkan ada lembaga-lembaga dariberbagai aliran yang mengabaikan nilainilai kultural, sesuatu yang sangat sensitif.“Bagi kami sebenarnya memberikanbantuan tidak boleh dalam konteks mengajak orang untuk berpindah agama. Bantuan adalah murni bantuan sebagai bentukhubungan sosial kemanusiaan. Kalau didalam PGI sendiri, hal itu tidak akanterjadi,” jelas Weinata.Menyinggung rencana dialog lintasagama yang akan digelar oleh PGI danMa’had Al Zaytun, sekitar maret 2006,Weinata sangat senang Al-Zaytun bersediamenjadi fasilitator.Dia mengintrodusir harapannya bahwadalam acara itu diagendakan bentukpenerapan budaya toleransi dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang majemukini.Dalam gambarannya, akan ada kajianakademik dari perspektif berbagai agamamengenai apa itu toleransi dan perdamaian, berikut pengalaman-pengalaman empirik terkait sikap toleransi.Narasumbernya sepatutnya berasal darikalangan akademisi, para tokoh agama,dan unsur birokrasi pemerintahan.Sebenarnya, sejak tahun 70-an, yangnamanya dialog antaragama telah diselenggarakan. Tapi, hasilnya tidak efektif.Weinata menilai, dialog-dialog itu lebihsebagai program pemerintah yang lebihberkonotasi politis kepada hubungannyadengan memelihara stabilitas nasional,bahkan ada proyek pembinaan kerukunanhidup beragama.Akibatnya, hasil yang diperoleh agakkering dalam arti tidak mampu memberikan sumbangan kerukunan secaraotentik. Atas dasar itu, Weinata berharappola seperti itu harus diubah. Dialog dankerukunan beragama jangan sampaimenjadi ‘proyek’. ■ AF, AD, HL
                                
   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44