Page 47 - Majalah Berita Indonesia Edisi 07
P. 47
BERITAINDONESIA, Januari 2006 47(BERITA KHAS)pertama kali, bendera Timor Leste dikibarkan menandai berakhirnya perjuangan rakyat Timor Leste menujukemerdekaan. Kini, kewajiban seluruhrakyat Timor Leste untuk mengisi kemerdekaan itu.Semua atribut pemerintahan sebuahnegara modern telah dilengkapi sesuaidengan konstitusi negara, di antaranyapembentukan kabinet, pembentukanlembaga kepresidenan, dan pembentukanparlemen. Selain itu, tentu saja, pendirianParpol sebagai instrumen pelaksanaankehidupan demokrasi.Model pemerintahan di Timor Lesteberupa sistem parlementer. PerdanaMenteri (PM) merupakan pemegangkendalai kekuasaan eksekutif. PresidenRDTL bertugas sebagai Kepala Negaratanpa wewenang eksecutif, meski dalamkondisi tertentu bisa menggunakan hakvetonya.Menurut pengamatan penulis, rodapemerintahan di sana saat ini masihberkiblat kepada tiga serangkai pemimpin besar Timor Leste: PM Mari BemAmude Al-Katiri, Presiden RDTL KayRala Xanana Gusmao, dan Menlu RamosHorta.Mari Al-Katiri menjadipelaksana kepemimpinan sehari hari. RamosHorta bertugas menjagakeharmonisan hubunganantara Timor Leste dengan dunia internasional, termasuk dengan Indonesia dan Australia.Xanana Gusmao sendiri berperan sebagaipenjaga keseimbangan antara pemerintah dan para politisi, serta antarabangsa Timor Leste dan dunia internasional, khusussnya Indonesia —satu halpenting bagi pembangunan yang keberkelanjutan negeri itu.Program PembangunanSecara umum, situasi sosial politikTimor Leste masih belum banyak berubah meski walau telah dilakukan pergantian kabinet.Pemerintahan tetap dijalankan PMMari Al Katiri dengan merujuk padaGrand Scenario Pembangun TimorLeste: ‘mengurangi persentase kemiskinan bangsa Timor Leste dan pertumbuhan perekonomian yang sustainabeldan ekuitabel’.Kendatipun berbagai perubahan signifikan tidak terlalu menonjol namun PMAl-katiri telah mencanangkan sebuahkebijakan “Open Management and Leadership”. Intinya, kebijakan itu memungkinkan semua langkah yang ditempuhpemerintahannya bisa dilihat secaratransparan oleh semua pihak, baik daridalam negeri maupun luar negeri.Menurut Al-Katiri, kebijakan itu bukansaja untuk menyemarakkan iklim demokrasi. Tetapi juga dilandasi kenyataanmasih adanya ketergantungan danapembangunan dari negaranegara donor, yang memberikan kelonggaran selama 3 tahun masa transisipemerintahan (Consolidation Support Program).Pemerintahaan Al-Katirijuga terus melakukan konsolidasi ke dalam untukmengoptimalisasikan peran pemerintah-pemerintah daerah(Pemda). Sampai saat ini, Pemda-pemdamasih dibiayai secara keseluruhan olehpemerintah pusat.Sejalan dengan itu, secara bertahappusat telah selesai merestrukturisasipemerintahan-pemerintahan desa diTimor Leste. Hasilnya, telah terbentukpemerintahan desa di 11 distrik dari 13distrik yang ada.Satu kondisi yang merupakan hasilsangat bagus dibuat pemerintahan TimorLeste sekarang adalah terciptanya rasaaman, yang nota bene sangat kondusifbagi geliat investasi asing di negeri itu.Al-Katiri menjamin, aksi-aksi demonstrasi bernuansa kekerasan seperti pada2002 tidak akan terulang kembali. Demonstrasi warga secara besar-besaranseperti yang berlangsung selama 20 haripada April–Mei 2005 silam telah bisadiatasi oleh pemerintah. Lembaga ombudsman juga telah ditumbuhkan pada2005 ini.Penting pula untuk digarisbawahi,terjadi peningkatan keakraban padahubungan bilateral antara Timor LestePenulis bersama Pimpinan Bank Mandiri dan dua orangpengusaha Indonesia di Dili.ANZ Bank di Dili.Penulis bergambar bersama menlu Timor Leste Ramos Hortadan Sultan Hadiwijaya, seorang pengusaha Indonesia.Ketika Presiden SoesiloBambang Yudhoyonoberkunjung ke Timor Lestebeberapa waktu lalu, rakyatTimor Leste menyambutnyadengan penuh antusias.